Rencana Licik Mentari

24 10 0
                                    

Terimakasih Tuhan, karena engkau
telah mengirimkan seorang
pelindung yang baik untukku
dia pria terbaik yang akan
selalu ku jaga cintanya
-Atthalia Yasmine-

Terimakasih Tuhan, karena engkautelah mengirimkan seorangpelindung yang baik untukku dia pria terbaik yang akanselalu ku jaga cintanya -Atthalia Yasmine-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gallen menyuruh Naufal bawain
ganti baju untuk Atthalia. Wajah
Atthalia sangat pucat. Apalagi
sekarang ia kembali menahan rasa
sakit dibagian perutnya.

Atthalia tidak menunjukkan
kalau dirinya lemah. Atthalia
tersenyum ketika wajahnya
kini berjarak sekitar satu inci.
Atthalia terlihat cantik meski
kulit wajah mulusnya pucat.

"Cantik," bisik Gallen membuat
gadis berambut kepang itu
mendongak menatap wajah
tampan Gallen.

"Apaan sih? Modus Lo!" Atthalia
menghembuskan nafasnya
perlahan, karena merasakan
suhu ruangan itu mendadak
dingin karena adanya atmosfer
perasaan yang sulit untuk
dijelaskan dengan kata-kata.

"Masih sakit?" tanya Gallen
memeluknya.

"Sakit banget, Len. Tapi aku
gak tahu sakit apa yang
kurasakan? Karena ini
sangat sakit lebih dari luka
operasi. Terkadang tiap saat
bangun perut aku sakit, Len,''
ungkap Atthalia menunjukkan
rasa sakit dibagian perutnya
sebelah kanan.

Gallen mengelus lembut
perut Atthalia yang kesakitan.
Sungguh Gallen ingin menangis
saat ini, ia tidak bisa melihat
gadis itu kesakitan. Demi
janjinya pada Abiyan. Gallen
siap menjalani pernikahan
itu.

Meskipun terkesan mendadak.
Demi melindungi dirinya, ia
rela berkorban segalanya
sekalipun nyawa taruhannya.

"Besok lusa kita nikah," ujar
Gallen mendekapnya.

"Secepat itu kita nikah. Kan
aku belum siap. Apalagi
kamu masih milik mentari.
Gallen aku gak mau, ya.
Jadi pho di hubungan Lo
sama Mentari," tukas Atthalia.

Gallen menempelkan satu
jari tangannya ke bibir Atthalia
sambil berkata," Suttt! Jangan
bahas soal itu lagi. Lo gak
denger tadi gue ngucapin apa
ke dia. Yang terpenting Lo jadi
milik gue sekarang atau nanti.
Lo gak bisa nolak dengan adanya
ketentuan takdir."

Tak terasa sudah jam pelajaran
terakhir juga. Atthalia yang
kemarin ditukar ke kelas XII MIPA
2 kembali ke kelas XII MIPA 5.
Gallen tak pernah melepaskan
genggaman tangannya. Ia duduk
sebangku dengan calon istrinya
itu.

Atthalia hanya menampilkan
seutas senyum tipis dari bibirnya.
Sungguh sangat nyaman dirinya
berada di dekat Gallen calon
suaminya.

Gallen sebenarnya tidak ingin
Atthalia ikut belajar lagi. Ia
sangat mengkhawatirkannya,
tetapi melihat semangatnya.
Gallen urungkan niatnya
mengantarnya pulang.

"Kalau sakit bilang ya," ucap
Gallen memberikannya saran.

"Iya!" sahut Atthalia singkat.

"Jangan memaksa belajar.
Biar otak kamu gak ikutan
sakit juga," nasihat Gallen.

Atthalia Gallen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang