Terkunci Diruang Laboratorium

27 15 6
                                    

HAPPY READING DAY,,,
UPDATE LAGI GAES?!
HOW ARE YOU TODAY,,,

Jika ditanya berapa besar
hitungan cinta ku padanya
Semuanya tak bisa dihitung
dengan nilai dan ukuran,
karena murni mencintainya
dari hati
-Gallen Angkasa Mandala-

Atthalia menyusul Gallen
ke ruang OSIS. Ada rapat
penting untuk acara
olimpiade dan pensi yang
sebentar lagi akan digelar
acaranya.

Atthalia memperhatikan
sikap lelaki cuek itu tidak
menoleh nya sama sekali.
Sejak dari ruangan musik
ekspresi Gallen sulit diartikan.

Atthalia bingung harus
bagaimana? Setiap ditanya
wajahnya datar tanpa
ekspresi. Gallen fokus
dengan isi rapat yang
sedang ia bahas.

"Kita bagi tiga tim untuk
acara nanti. Tim satu
dipimpin Alita, Tim dua
Atthalia, Tim tiga aku
sendiri. Buat tim yang
belum paham silahkan
bertanya," ucap Gallen
dengan sikap tegasnya
memimpin rapat tersebut.

"Apa saja yang harus disiapkan
acara nanti, Kak ketos?" tanya
Rio anggota tim dua.

"Yang harus kalian siapkan
hanya satu memantau
pertandingan yang berjalan.
Jika selebihnya ada yang
curang. Terpaksa kita
kualifikasi nilai pertandingan
itu nantinya," jelas Gallen
dengan arahannya.

"Oke, siap kak ketos!" Semua
tim mengangguk mengerti
arahan ketuanya.

"Jika tidak ada lagi yang
mau ditanyakan. Rapat ini
kita tutup," pungkas Gallen
mengakhiri rapat.

Semua anggota tim OSIS
mematuhi aturan yang
diarahkan Gallen. Setelah
selesai rapat tersebut mereka
kembali ke kelas masing-masing.

Gallen berjalan cepat dan
mengacuhkan Atthalia yang
sejak tadi merasa tak dianggap.
Atthalia menghalangi jalannya
Gallen yang berbelok ke koridor.
Atthalia geram dengan tingkah
lakunya.

"Len, Lo bisa gak sih jawab
pertanyaan gue yang tadi. Hey!
Lo kenapa sih?" tanya Atthalia
yang ke lima kalinya.

Gallen tetap dengan mode
diamnya tak menggubris
pertanyaan Atthalia. Atthalia
benar-benar dibuat kesal
dengan sikapnya.

"Kalau Lo gak jawab. Gue
gak akan pernah biarin Lo
lewat. Gallen, kalau gue
punya salah sama Lo. Tolong
Lo maafin kesalahan gue. Ih
Lo tuh ngeselin tahu," bentak
Atthalia sembari berkacak
pinggang.

"Minggir!" sinis Gallen balik
membentaknya.

"Dasar manusia batu, Lo!
Mulai lagi kayak gini. Hobi
banget ya marah-marah gak
jelas," sindir Atthalia melototi
tajam lelaki cuek itu.

"Terserah Lo!" ketus Gallen
yang kemudian langsung
pergi gitu aja tanpa memberi
penjelasan yang membuat
Atthalia semakin heran
ada apa dengan Gallen?

"Dia tuh kenapa sih?" pikir
Atthalia memijat pelipisnya.

Saat Atthalia ingin mengejar
Gallen lagi.  Ada seseorang
yang membekap mulutnya.
Atthalia berteriak meminta
tolong pada Gallen. Tapi, lelaki
cuek itu malah tidak menoleh
dan terus berjalan ke kelasnya.

"Gallen tolongin gu-"

ucapan Atthalia terpotong
karena orang yang membekap
mulutnya menyeret paksa.
Entah akan dibawa pergi
kemana? Atthalia coba berontak.

Orang yang membekap
mulutnya itu mendorongnya
ke ruang laboratorium yang
didalamnya hanya ada
mereka berdua.

Atthalia tidak mengenali
wajah orang yang menyeret
paksa dirinya ke ruang lab
sekolah itu.

Atthalia Gallen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang