Menculik Atthalia

14 5 0
                                    

Tanpa ada dia di sisiku,
aku merasa kesepian
Hanya dia penyembuh
luka di hatiku
-Gallen Angkasa Mandala-

Mendengar suara adzan
berkumandang di telinga
pendengarannya. Atthalia
mengerjapkan matanya,
lalu tersenyum menatap
Gallen suaminya yang
masih memeluknya.

Gallen menggeliatkan
tubuhnya. Munculah ide
jail Atthalia menjahili
suaminya itu dengan
menggambar wajahnya
pakai spidol.

"Kayaknya lucu deh kalau
muka dia ku bikin jadi
badut!" monolog hati
Atthalia langsung mencari
spidol di dalam laci nakas.

Atthalia selesai menggambar.
Sungguh sangat lucu saat
melihat wajah Gallen yang
tampan mirip kayak
ondel-ondel tugu Monas.
Atthalia gak berhenti menahan
tawanya sampai ia geli sendiri
sampai sakit perut.

"Hahaha! Lucu amat sih!" lirih
Atthalia bicara pelan sambil
tertawa.

Karena waktu shalat subuh
hampir tiba. Atthalia bergegas
menuju kamar mandi. Ia
menyalakan air keran dan
mandi. Gallen bangun mendengar
suara gemericik air dari kamar
mandi ditambah pula ada suara
adzan yang mengingatkan
dirinya untuk shalat.

Saat Gallen bangun, ia tidak
melihat Atthalia istrinya. Tapi
ada yang sedikit aneh dengan
wajahnya. Gallen mencari
cermin dan melihat wajah
dirinya yang sudah dipenuhi
spidol ulah jail istrinya.

"Dasar istriku jahil banget.
Awas ya entar aku balas!" batin
Gallen yang tertawa sendirian
memandangi wajahnya yang
mirip kayak ondel-ondel.

Gallen pergi ke luar dari kamar.
Ia pergi ke kamar mandi yang
ada diujung markas. Bersamaan
dengan Naufal yang baru keluar
dari kamar mandi. Tiba-Tiba ia
tertawa melihat wajah Gallen
yang lucu mirip ondel-ondel.

"Kenapa muka Lo kayak
ondel-ondel, Len? Haha?"
tanya Naufal ketawa.

"Ngetawain gue Lo, Fal.
Rese Lo! Ini kerjaan bini
gue. Gak usah ketawa Lo.
Sana pergi!" usir Gallen
sembari mengepalkan tangannya
kearah wajah Naufal.

"Sensi amat Lo. Lo mirip tuh
kek ondel-ondel pancoran, Len.
Haha!" ledek Naufal dengan
tawanya yang renyah.

"Berisik Lo!" hardik Gallen dari
dalam kamar mandi.

Naufal pergi ke mushola yang
ada di dalam markas. Atthalia
sedang menunggu Gallen sambil
mengaji sebentar. Naufal yang
mendengar suara merdunya
Atthalia tersentuh.

"Masya Allah, selain Lo cantik
ternyata suara ngajinya Lo indah
banget, Atthalia." Naufal berkata
dalam batinnya. Tentunya ia
kagum pada istrinya Gallen
sahabatnya itu.

Gallen menepuk pundak Naufal
yang tengah berdiri mematung
menatap Atthalia dari tadi.
"Naufal ...Lo mau shalat atau
Lo mau natapin istri gue terus
disitu. Gak usah ngelirik bini gue.
Inget, Fal Lo bukan muhrimnya
dia," sinis Gallen mengejutkan
Naufal.

"Astaghfirullah, Len. Ngagetin gue
aja. Sorry, gak bermaksud!" Naufal
minta maaf.

"Kali ini Lo gue maafin. Tapi entar
kalau Lo ngelirik bini gue kayak
tadi. Nih tangan gue yang bakal
bikin wajah Lo bonyok," ancam
Gallen yang kemudian membuat
Naufal terdiam.

Beberapa menit berlalu, mereka
bertiga selesai shalat. Naufal
masih dengan tawanya. Atthalia
mengatupkan bibirnya saat
Gallen hendak menciumnya.
Bukan belum siap tapi malu
dilihat Naufal. Tahulah kalau
Gallen nyium suka gak tahu
tempat.

Gallen mengajak Atthalia ke
kamar. Barulah disana ia bisa
leluasa menghukum istrinya
gara-gara kejadian tadi.

Cup

Atthalia Gallen (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang