13.

1K 117 1
                                    

Alice terperanjat dan dengan tingkat ketakutan yang sangat tinggi, tingkat ketakutan yang belum pernah terjadi padanya sebelumnya, sehingga ia pingsan!

Tertelungkup di bahu Sebastian, bersandar di dadanya dan meletakkan seluruh bebannya di pangkuannya yang membuat ereksinya semakin dalam! Sebastian tersentak dan gerakan yang tidak disengaja itu membuatnya semakin masuk, tapi sebelum ia masuk lebih jauh, dia sudah menghentikan dirinya tepat pada waktunya!

"What the heck?! Hei. Bangun. Jangan berani berpura-pura pingsan lagi padaku."

Merasakan otot-ototnya yang kencang dan lembut, Sebastian mengenal tubuh seorang wanita, hingga dia tahu Alice masih perawan. Pria itu merasakan dinding tipis menempel pada ujung batangnya. Sebastian menggertakkan gigi dan mendorong semua nafsu dan panas yang membara ke seluruh tubuhnya dengan terkendali yang sangat sulit dilakukan.

Sebastian mengangkatnya, menarik diri keluar, perasaannya tidak dapat dijelaskan saat ini. Membungkuk untuk melihat tubuh lembut di pangkuannya, dia tidak percaya Alice pingsan di saat yang sangat penting seperti ini dan meninggalkannya untuk menghadapi situasi canggung sendirian.

Belum pernah ada wanita yang pingsan saat Sebastian berada di dalam dirinya sebelumnya, namun sebaliknya, mereka semua begitu hidup seperti kuda liar dan bergerak ke arahnya seperti orang gila. Hidup! Tidak sadar!

Gadis ini akan merusak reputasinya jika ada yang mengetahui hal ini. Jadi, tidak akan ada seorang pun yang mengetahuinya, bahkan seekor semut sekalipun.

Sebastian melepas baju basah Alice, membungkus sosok langsing telanjang itu dengan handuk putih besar lalu berjalan keluar dari kamar mandi. Sebastian membaringkannya di tempat tidurnya yang besar, tempat tidur super king size yang bisa menampung 7 orang. Dia menyukai ruang yang besar, setiap tempat yang dimilikinya harus luas.

Sambil meletakkan tangan di pinggulnya dan menggelengkan kepalanya pada malam canggung yang sangat bodoh itu, Sebastian melirik ke arah penisnya yang keras, ya, masih di sana, begitu keras hingga benar-benar bisa memukul paku.

Dia merasakan hasrat bergejolak dalam darahnya, melirik tubuh langsing di tempat tidurnya lagi, belum pernah ada orang yang berbaring di sana sebelumnya. Jadi itu terlihat agak aneh baginya.

Sebastian berjalan ke lemari, menggeser pintu untuk membuka dan menarik laci bawah keluar, mengambil sepasang celana boxer, memakainya lalu berjalan kembali ke tempat tidur. Dia menatap wanita yang tak sadarkan diri itu, menggunakan jari-jarinya untuk menyentuh pangkal leher Alice, setidaknya napasnya tampak baik-baik saja.

Sebastian menutupinya dengan selimut. Di kepalanya masih memikirkan apa yang harus dia lakukan padanya. Pada satu menit ia bertanya-tanya apakah Alice berpura-pura pingsan atau tidak karena dia melakukannya sekali belum lama ini.

"Hei.." Sebastian memanggilnya dan menggoyangkan bahunya, dia melihat bulu mata Alice bergerak sedikit.

Pria itu lalu naik ke tempat tidur, berbaring di sampingnya. Seluruh tubuhnya terasa sakit, berpikir dia harus mengakhirinya malam ini.

Sosok ramping itu bergerak sedikit, Sebastian memalingkan wajahnya untuk melihat, melihat matanya perlahan terbuka dan berkedip untuk menyesuaikan lalu dia menoleh ke arahnya. Tiba-tiba Alice membeku dan membuka mulutnya siapa berteriak. Sebastian tersentak karena Alice berteriak tepat di telinganya.

"What the fuck? Stop Alice!" Perintah Sebastian namun Alice tidak mendengarkan, malah berteriak lebih keras. Sebastian meletakkan tangannya di bibir Alice untuk menghentikan kebisingan.

"My God! Hentikan Alice. Aku sudah kehabisan kesabaran denganmu sekarang." Sebastian ikut berteriak, menarik tubuh langsingnya dan memeluknya erat-erat, meletakkan kakinya yang panjang dan kuat di atas kaki Alice agar dia tidak bisa menyakitinya lagi. Wanita ini gila dan tangannya seperti cumi-cumi. Dan Sebastian benci cumi.

Timing The Las Vegas PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang