19.

802 123 34
                                    

"Hei, tenanglah sayangku. Kakakku menyayangi binatang, aku jamin. Jangan terlalu banyak berpikir. Itu hanya lelucon." Maxim mencoba menghibur Alice. Melihat wanita itu berjalan mondar-mandir dengan ekspresi paling marah yang pernah dilihatnya.

Sekarang kakaknya tahu dia berbohong. Maxim sendiri juga punya masalah sekarang. Sebastian tidak suka orang berbohong padanya. Maxim berharap kakaknya tidak terlalu marah. Ini kedua kalinya Maxim membantu Alice berbohong pada kakaknya.

"Max benar, Al. Sebastian tidak akan menyakiti anak anjingmu. Dia dulu punya anjing, jadi menurutku dia akan memiliki kebaikan dalam hatinya terhadap anjing." Rose membantu Maxim menenangkan situasi buruk ini. Dia tidak tahu seberapa besar kebaikan yang dimiliki Sebastian terhadap manusia, tapi terhadap anjing, ia pikir Sebastian mempunyai titik lemah terhadap mereka.

Rose sempat mengenal Tiger, anjing Sebastian, sebelum anjing itu tertabrak mobil. Dia melihat Sebastian memperlakukannya dengan baik ketika membawanya ke rumah ayahnya di Boston.

"Dia menggunakan Summer sebagai sandera untuk membuatku kembali." Alice bergumam dengan marah. Dia tahu tujuannya. Sebastian ingin ia kembali.

Summer bersama pria itu sekarang. Alice tidak tahu bagaimana mereka bisa menemukan Summer. Alice sudah mengirim email ke Evelyn kemarin, memberitahunya bahwa dia berada di Inggris dan memintanya untuk menjaga Summer sebentar saja. Alice menduga Evelyn belum memeriksa emailnya.

"Jadi, apa yang ingin kau lakukan? Kakakku pandai memelihara anjing, dia bisa merawat anak anjingmu dan kau bisa tinggal di sini bersama kami lebih lama lagi." Maxim siap mendukung apa pun yang Alice putuskan untuk dilakukan.

"Tidak mungkin aku akan membiarkan Summer dibesarkan oleh mafia jahat yang brutal. Dia akan tumbuh menjadi anjing mafia yang tidak berperasaan seperti kakakmu. Aku harus kembali untuk menyelamatkan bayiku." Ucap Alice dengan wajah serius.

Pernyataannya membuat Rose dan Maxim saling berpandangan dan memalingkan wajah ke dinding untuk menyembunyikan senyuman mereka.

"Kau bisa membantuku, Max?" Tanya Alice pada Maxim setelah merenung sejenak.

"Tentu!" Jawab Maxim dengan waspada.

"Aku ingin mengirim beberapa pesan untuknya!" Ucap Alice sambil duduk di tempat tidur.

Maxim duduk dan kemudian Rose pun mengikuti. Maxim berada di tengah, dia menyalakan layar ponselnya dan mengetuk aplikasi Messenger.

"Kakakku tidak menggunakan Messenger."

"Kirimkan pada Ben. Aku tahu dia pasti akan melaporkan pada bosnya." Ujar Alice dengan percaya diri. "Ketik apa yang aku katakan, oke?" Lanjut Alice pada Maxim kesayangannya. Pria itu mengangguk dan mulai mengetik.

"Hai Ben. Ini dari Alice, Sebastian's Missy." Maxim mengetik kalimat pertama dan punggungnya langsung dihantam tinju.

"Hapus sekarang, Maxim! Aku bukan Missy-nya!" Alice merengut.

"Ups! Maaf, sudah terkirim, tidak bisa dihapus." Maxim tersenyum malu pada temannya.

...

Di penthouse di lantai paling atas Grand MC Hotel.

"Hei! Diamlah, Summer! Jangan bergerak. Sabarlah, aku akan cepat, boy." Suara keras itu berasal dari kamar mandi.

Sebastian dan James sedang bergulat dengan Summer, menghujaninya untuk membasuh seluruh anggur merah di tubuhnya, terutama di lehernya.

"Woof woof!" Little Summer membuat keributan bersamaan dengan teriakan itu. Dia menggerakkan badannya sampai dua pria jangkung basah sepertinya.

Timing The Las Vegas PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang