36.

950 107 11
                                    

Sebastian membawa Summer ke dapur. Dia bisa mencium sesuatu yang enak dan lezat.
Senyuman menyebar di wajahnya tanpa disadari.

Bagi Sebastian, rasanya seperti berada di rumah sendiri, rumah sungguhan. Dia memikirkan rumah ibunya di luar Boston. Suatu hari nanti ia akan membawa Alice menemui ibunya.

Ini pertama kalinya dalam hidupnya Sebastian berpikir untuk mengajak seorang wanita menemui ibunya. Dia tahu ibunya akan menyukai Alice. Wanita itu memiliki sesuatu yang istimewa dalam dirinya. Wajah cantik yang membuat orang mengenalinya pada pandangan pertama, dan kemudian ada kualitas di dalamnya, ada sesuatu yang lebih dari sekedar wajah cantik dari wanita ini.

Tapi Sebastian malas menemukan kata-kata untuk dijelaskan. Dia bukanlah seorang penyair yang menggunakan terlalu banyak kata-kata indah untuk menggambarkan sekuntum mawar.

Sosok kurus itu berdiri di depan konter. Dia baru saja selesai membuat sesuatu di dalam panci. Wajah cantiknya terangkat ketika dia melihat siapa yang masuk.

"Siapa yang mengizinkanmu bangun?" Alice langsung memarahinya....

Sebastian tidak menghiraukan pertanyaannya. Jika dia tidak bangun dari tempat tidur, ia mungkin akan mengalami ruam seperti prediksi kedua idiot itu.

Kini Sebastian telah belajar bahwa tidak ada yang lebih buruk daripada sakit di tempat tidur. Hanya setengah jam berbaring dan tidak melakukan apa pun sudah membuatnya mual dan bosan setengah mati. Dan terlebih lagi, mengambil risiko untuk tidak melakukan hubungan seks yang panas dengan wanita yang kini menatapnya dengan tajam.

"Summer merindukan Mommy nya. Saat kau mencium sesuatu yang harum, itu membuatmu lapar kan boy?" Ujar Sebastian pada Summer dan menghindari untuk melihat Alice.

Alice memandang sosok jangkung yang mengenakan kaos hitam dan celana pendek itu tampak santai.

Sedangkan Summer berbalik dan melihat sekeliling dan mengendus seolah bertanya dari mana bau enak itu berasal?

"Woof!".

"Kau ingin makan bubur juga? Aku memasaknya untuk Daddy mu yang malang ini dan semua orang juga bisa memakannya termasuk kau, tentu saja." Ucap Alice pada anak anjingnya yang lucu. "Daddy mu terluka parah. Malam ini dia harus berbaring diam dan menjaga sikap. Kalau tidak, dia akan pulih dengan sangat lambat." Alice berbicara kepada anak anjing itu, tapi matanya menatap ke arah Sebastian.

Sebastian memikirkan betapa akuratnya Ben dan James!

See? Alice akan memaksanya untuk berbaring diam sepanjang malam.

Mustahil! Tidak mungkin!

Sebastian harus bersikap seolah dia sudah lebih baik sekarang.

"Daddy sudah merasa jauh lebih baik sekarang. Lihat. Satu! Dua! Tiga!." Ucapnya dan mengangkat Summer naik turun di udara dengan satu tangan seolah-olah anak anjing itu bodoh.

Alice membelalakkan matanya karena terkejut. "Hei! Berhenti! Apa yang kau lakukan?"

Sebastian tidak berhenti, tapi terus menunjukkan kalau dia sudah pulih dengan cepat dan mengangkat Summer lebih tinggi.

Alice tampak mengkhawatirkannya, pikir Sebastian lalu tersenyum.

"Jangan lakukan itu pada anak anjingku. Dia takut ketinggian. Dia pasti terkejut sekarang. Turunkan dia sekarang!" teriak Alice.

Pria tampan itu langsung berhenti tersenyum. Alir mengkhawatirkan anak anjingnya, bukan dia!

"Hei, jangan khawatir. Dia menyukainya. Aku sering melakukan ini. Katakan pada Mommy mu kalau kau laki-laki. Jangan terlalu memperlakukannya seperti anjing perempuan. Kau memanjakannya." bantah Sebastian dengan wajah muram.

Timing The Las Vegas PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang