41.

1.5K 139 18
                                    

Sebastian memegang tangan Alice, dia melihat anak anjing itu takut pada orang hingga Sebastian membungkuk untuk menariknya ke dalam pelukannya.

"Kau takut? Jangan takut, kau laki-laki. Laki-laki tidak boleh mudah takut. Mengerti?" Sebastian berbicara pada anak anjing itu seolah dia bisa memahami setiap kata yang Sebastian ucapkan.

Mendengar itu, Alice tidak bisa menahan senyumnya.

Ben dan James terlihat sangat tampan dengan setelan jas dan kacamata hitam. Semua berpenampilan tinggi dan rapi. Mereka berjalan di belakang keluarga bos mereka. Keduanya berpaling untuk saling memandang dan menyampaikan bahasa diam yang kini menikmati melihat sang bos sebagai suami dan ayah!

"Sebenarnya aku tidak butuh apa-apa." Ujar Alice pada Sebastian dengan suara lembutnya. Mendapatkan pengalaman yang membuka mata seperti ini membuatnya merasa lebih rileks dan menjadi dirinya sendiri lagi.

Sosok jangkung di sisinya juga, dia terlihat sangat santai dan dalam posisi yang nyaman. Sebastian memegang tangan Alice dan memegang Summer di lengannya yang lain.

"Ayo pergi ke toko pakaian wanita, Ben dan James, urus Summer. Kalian berdua bisa minum kopi dan menungguku. Aku akan menghubungi kalian setelah kita selesai." Sebastian lalu berbalik dan memberikan Summer pada Ben.

"Um... menurutku itu bukan ide yang bagus, bos." Maksud James adalah keamanan. Mereka tidak bisa membiarkan bos dan wanitanya berkeliaran di area terbuka sendirian.

"Tidak ada orang yang cukup bodoh untuk memukulku di siang hari bolong di tengah mall besar seperti ini. Jangan khawatir. Awasi Summer. Sepertinya dia takut dan tidak terbiasa dengan tempat ramai yang gila seperti ini." Ujar Sebastian kepada anak buahnya. Dia tahu mereka mengkhawatirkan keselamatannya tapi Sebastian berpikir dia bisa menjaga dirinya dan Alice jika terjadi kesalahan.

Sebastian kemudian menyeret Alice ke sebuah toko pakaian wanita ternama.

"Aku akan duduk dan menunggu di sini. Pergilah dan pilih pakaian dan gaun yang kau inginkan." Sebastian memberitahunya. Tapi Alice tampak ragu-ragu.

"Kau tidak perlu membeli apa pun untukku. Kurasa pakaianku sudah cukup. Ada lebih dari cukup. Aku tidak tahu kenapa kau ingin membuang-buang uang." Ucap Alice sambil berdiri di depan pintu dan tidak bergerak sementara staf toko bergegas menyambut mereka.

Sebastian kemudian menoleh ke arah pelayan wanita yang sudah menunggu dan siap melayani dengan antusias.

"Wanitaku menginginkan semua jenis gaun untuk semua acara. Segala sesuatu yang seindah dan cocok untuknya. Kau bisa membantunya?" Tanya Sebastian pada wanita itu dan memberinya sedikit senyuman.

Wanita itu tersenyum lebih dari sekedar senang dan rela. "Tentu, Tuan."

Sebastian mengangguk. Dia lalu menoleh ke arah Alice. "Aku akan menunggu di sini. Kau ikut dengan mereka. Mereka akan mengatur semuanya untukmu, katakan saja pada mereka apa yang kau inginkan." 

Alice menghela nafas dan kemudian mengikuti pelayan itu tanpa pilihan.

Ada bisik-bisik di sekitar toko bahwa Sebastian Alexander, ada di sini tepat di depan mata mereka di toko mereka. Desas-desus berlanjut kalau dia membawa wanitanya.

Maka beberapa staf pun buru-buru datang membantu Alice memilih gaun. Setiap gaya pakaian diberikan kepadanya untuk dicoba. Gaun terindah, gaun malam, baju tidur dan segala macam pakaian bagus diserahkan kepadanya. Adegan itu terlalu kacau!

Hingga tiga jam berlalu Alice keluar. Dia melihat Sebastian duduk dan menunggu dengan sabar. Alice tidak percaya pria itu bisa menunggu lama seperti ini. Tapi kemudian ia berpikir Sebastian mungkin melakukan ini pada semua wanita yang pria itu bawa ke sini.

Timing The Las Vegas PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang