Sebastian menutup pintu kamar, terlihat Ben sedang menggendong Summer dalam pelukannya.
"Ada apa?".
"Ini tentang John,” jawab Ben.
Sebastian mengangguk dan mereka berjalan ke ruang kerja.
"Pub John dibakar. Tapi para pelayan melihat saat api mulai menyala, mereka langsung memadamkannya tepat waktu. Sebagian bagian belakang pub terbakar parah, banyak kerusakan."
"Siapa yang melakukan itu? Dan untuk apa?” Tanya Sebastian dengan serius.
"Mengancam. Kata pelayannya itu anak buah William. Tapi menurutku tidak, Bos." Jawab James
"Ku pikir itu Harvey lagi. Harvey ingin kedua belah pihak saling membunuh. Dia tahu kalau pub itu akan menjadi milik mu." tambah Ben.
"Bajingan itu berani bermain denganku lagi! Karena dia tidak ingin meninggalkanku sendirian, aku akan terjun dan memberinya beberapa pelajaran" ujar Sebastian
"Kapan, bos?"
"Malam ini!" Sebastian menggeram di bawah giginya yang terkatup.
James dan Ben saling berpandangan. Bos mereka baru saja terluka akibat pertarungan itu meskipun tidak seberapa, tapi mereka tidak ingin dia menjadi lebih buruk dari ini.
"Aku akan mengirim orang-orang kami untuk melihat ke pub tapi kau tidak perlu pergi, bos. Kau sebaiknya tetap di rumah karena kau terluka." Ujar James dengan niat baik.
Sebastian menoleh untuk melihat para pengawalnya. Mata itu berkilauan karena kebencian. Bahkan mengetahui hal itu dikatakan anak buahnya karena mereka mengkhawatirkannya.
"Aku bosmu. Aku bukan pengecut yang bersembunyi di balik punggung siapa pun! Mana mungkin aku mengirimmu bertarung sementara aku di rumah? Kalau kita harus berjalan melewati peluru atau api, kita akan mengarunginya bersama-sama"
"Tapi menurutku kita bisa mengaturnya. Saat ini kau sedang tidak baik-baik saja, Bos." Ben mendukung temannya. Sebastian segera mengirimkan tatapan gelap padanya.
"Jika kau mengenalku dengan baik, just cut the shit off and shut the fuck up. Bersiaplah untuk malam ini" Perintah suara gelap.
James dan Ben membungkuk sebagai tanda penerimaan dan rasa hormat yang tinggi. Mereka tahu bosnya mengamuk, tidak memanfaatkan siapa pun.
Ketika mereka harus berperang, Sebastian selalu memimpin di depan anak buahnya. Jangan pernah takut mati. Tidak pernah meninggalkan pengawalnya. Mereka berdua mencintai dan menghormati maskulinitas dan kepemimpinan Sebastian Alexander.
Sementara itu, Alice berdiri disana mendengarkan di balik pintu dan mendengar keseluruhan cerita. Pria gila itu akan bertarung lagi? Dan dia baru saja memar di sekujur tubuhnya. Sebastian bahkan tidak bisa berjalan lurus satu jam yang lalu.
Apa yang harus Alice lakukan padanya?
Sepertinya siklus hidupnya akan seperti ini selamanya. Alice menyelinap kembali ke kamarnya dan menghubungi ibunya.
"Hai, mom."
"Kau dimana sayang? Kau bilang akan datang menemuiku hari ini, jadi atau tidak?" Ibunya menyapa dan bertanya.
"Eh, sorry Mom. Aku ada urusan kecil yang mendesak. Maaf, aku tidak menelepon tadi. Mom di rumah atau di restoran?" Alice melirik jam dinding. Saat ini sudah pukul dua siang.
Restoran buka setiap hari. Biasanya, ibunya dan manajer toko akan mempersiapkan toko sebelum dibuka untuk layanan.
"Masih di rumah sayang, kau bilang akan datang ke sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Timing The Las Vegas Playboy
Любовные романыAuthor: Elya Ceritanya berfokus pada romansa, humor, dan kebahagiaan. Pemeran utamanya adalah seorang pengusaha tampan (mafia) yang sombong dan kuat, super kaya dengan ego setinggi Everest! Sebastian Alexander, Tycoon tampan berusia 32 tahun dari La...