Alice bangun jam enam pagi seperti biasanya. Meski hanya tidur beberapa jam, namun saat bangun tidur, body lock-nya akan berfungsi dengan sempurna.
Sosok jangkung itu berbaring miring dekat punggungnya, melingkarkan lengannya di pinggangnya, wajah Sebastian menempel di lehernya. Dia bergerak sedikit hingga membuat orang lain juga ikut bergerak sedikit.
"Jam berapa?" Tanya Sebastian dengan mengantuk.
"Jam enam." Jawab Alice. Waktu yang sama ketika dia bangun kemarin.
Sebastian perlahan membuka matanya. Dia baru saja tidur belum lama ini. Pria itu mempererat pelukannya dan mencium bahu Alice lalu menutup matanya lagi.
"Kau bisa tidur lebih lama lagi. Aku akan membangunkanmu nanti." Ucap Alice saat menoleh dan melihat Sebastian yang masih mengantuk. Mengerti bahwa pria ini belum tidur lama.
Alice juga mengantuk. Tapi ia harus membawa Summer ke toilet. Dia tahu setelah mandi dan dengan secangkir besar kopi, gejala kantuknya akan hilang.
"Aku ingin satu jam lagi..." gumam Sebastian.
Alice tersenyum kecil, menatap wajah tampan itu saat ia sedang tidur. Dia tidak bisa menahan diri untuk mengulurkan tangan, mendorong helaian rambut yang jatuh di dahi Sebastian. Pria itu meraih tangan Alice dan menciumnya lalu tertidur.
Alice kemudian bangkit. Mengenakan baju tidurnya dan memutuskan untuk tidak mandi dulu, hanya mencuci muka dan menggosok gigi lalu berjalan menuju kamar Summer.
Membawa anak anjing ke taman balkon dan membiarkannya melakukan rutinitas pribadinya di pagi hari sampai selesai. Lalu Alice membiarkannya berkeliaran di sekitar kolam renang dan mengendus-endus di sekitar taman.
Alice menyirami semua pot bunga. Dia melemparkan bola ke anak anjing itu. Summer mengetahui permainan ini dengan sangat baik sehingga dia berlari mengejar bola, mengambilnya dengan mulutnya dan membawanya kembali ke Alice.
"Very good." Alice lalu mengambil bola dari mulutnya.
"Woof!"
"Apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Woof!" Summer mencoba berkomunikasi dan mengirimkan tatapan mata anak anjingnya yang mempesona pada mommy nya.
"Apa? Hadiah? Oh, tidak, tidak. Kau tidak bisa hanya menjalankan satu putaran dan mendapatkan hadiahmu. Lakukan putaran berikutnya dan aku akan memberimu hadiah".
Summer masih duduk di sana dan memiringkan wajahnya menatap Alice.
Alice memandangnya dan menggelengkan kepalanya. "Daddy mu membuatmu berperilaku buruk seperti dia, huh."
"Woof!" Summer mencoba mengatakan bahwa dia menginginkan hadiah yang lezat sekarang, bukan nanti. Karena Daddy nya memberinya satu untuk setiap putaran lari ketika mommy nya tidak ada di sini.
"Kau harus lari lagi. Ini latihan yang bagus untukmu karena aku belum tahu harus mengajakmu jalan-jalan ke mana di sekitar sini. Aku harus mencari tahu. Jadi untuk saat ini, kau akan melakukan latihanmu di sini. Oke?" Alice berkata pada anak anjing itu lalu melemparkan bolanya ke sudut jauh agar Summer bisa berlari dan membawanya lagi. Namun si kecil tetap duduk sambil menatapnya, menolak berlari mengambil bola.
"Hei Summer, ambil bolanya sekarang. Kalau kau ingin hadiah, dua putaran per satu biskuit, mengerti? Kau benar-benar memulai kebiasaan buruk. Itu tidak baik. Tidak bisa diterima. Jangan berbuat seperti Daddy mu oke?"
"Woof!" Summer ingat Daddy nya tidak pernah mengeluh tentang seberapa banyak dia memakan makanan dan tulangnya. Jadi mengapa mommy nya terlalu banyak mengeluh. Lagipula Daddy sudah membeli semua barang di keranjang untuk Summer. Tidak ada yang bisa makan makanan Summer. Daddy nya berkata TIDAK ADA yang bisa mengambilnya dari Summer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Timing The Las Vegas Playboy
RomanceAuthor: Elya Ceritanya berfokus pada romansa, humor, dan kebahagiaan. Pemeran utamanya adalah seorang pengusaha tampan (mafia) yang sombong dan kuat, super kaya dengan ego setinggi Everest! Sebastian Alexander, Tycoon tampan berusia 32 tahun dari La...