33.

952 128 14
                                    

Saat tiba, William dan anak buahnya sudah menunggu di sana. Mobil-mobil hitam yang diparkir berbaris di depan gudang yang ditinggalkan.

"Kau tunggu di dalam mobil. Ben, kau disini bersamanya dan siapkan mobilnya untuk pergi kapan saja." Perintah Sebastian

"Iya bos." Ben mengangguk.

James sudah turun dari mobil dan menunggu untuk membukakan pintu untuk sang bos.

Sebastian memandang Alice sejenak lalu melangkah keluar mobil tanpa berkata apa-apa lagi.

Sosok William yang tinggi dan mengenakan kemeja putih lengan panjang melipat lengan hingga siku. Kakinya yang panjang mengenakan jeans gelap. Dia bersandar di kap mobil dengan tangan disilangkan. Wajahnya memakai kacamata hitam seperti Sebastian.

Alice memandangi sosok Sebastian yang tinggi mengenakan jaket kulit dan celana jeans berwarna hitam. Ia berjalan tegak dengan kepala terangkat, tampak gagah dan percaya diri tanpa rasa takut pada gerakannya.

Saat Sebastian berjalan mendekati William, tiba-tiba William mengayunkan tinjunya ke wajah Sebastian, namun pria itu sudah bersiap hingga ia segera merunduk dan melayangkan tinju beratnya kepada William.

Menghantam perut mafia Amerika-Italia itu dengan suara yang keras. William tersandung ke belakang. Pengawalnya bergerak dan bersiap untuk menyerang, tapi William mengangkat tangannya untuk menghentikan mereka.

Di saat yang sama, Sebastian mengirimkan tatapannya untuk memberi isyarat kepada anak buahnya agar tidak bergerak juga.

"Brengsek kau. Ini gaya kerja kotormu, huh?Menikam punggung orang seperti ini!" William meraung marah, kedua tangannya terkepal erat di sisi tubuhnya.

"Tunggu sebentar. Aku tidak keberatan untuk meninju mulut burukmu dan menendang bajingan sepertimu untuk memulai hariku. Tapi sebelum itu, beritahu aku terlebih dahulu, apa yang terjadi?" Sebastian berdiri jauh dari William, dengan kaki terbuka dan tangan disilangkan, siap mendengarkan dengan penuh perhatian namun kesabaran terbatas.

"Berpura-pura tidak tahu padahal kau sudah mengirim orang-orang mu untuk membakar pub-ku hingga rata dengan tanah!"

"Bagaimana kau tahu kalau itu aku?" Sebastian bertanya dan memiringkan kepalanya dengan mata menyipit.

"Orang-orang bodoh yang kau kirim mengatakan kau yang memberi perintah" William membentak dengan keras. Satu gerakan cepat ia lakukan untuk menangkap leher kemeja Sebastian. Bermaksud untuk memukulkan tinju ke wajahnya.

"Berhenti sekarang!" Suara perempuan terdengar dari belakang, menyebabkan kedua mafia itu, termasuk semua pengikutnya, menoleh ke arahnya. Alice melihat Sebastian hampir dipukul, jadi ia segera melompat keluar dari mobil tanpa berpikir panjang. Dan kini ia menjadi incaran mata semua orang. Tapi Alice berdiri dengan kepala terangkat, berusaha menyembunyikan rasa takut di dalam dirinya.

"Kembali ke mobil sekarang!" Sebastian berbalik untuk melihat dan segera memerintahkannya. Wajah tampannya tampak tegang dan serius ketika dia melihat wanita itu tidak mendengarkan melainkan berjalan ke arahnya.

William mengangkat alisnya karena terkejut. Melepaskan tangan dari kerah kemeja Sebastian.

"Bukan Sebastian yang melakukannya, William. Aku bisa bersaksi padamu."

William mengangkat alisnya lagi. Dia kembali bersandar pada kap mobil seperti tadi. Memandangi wanita langsing yang mengenakan kemeja putih dan celana jeans dengan sepatu hak rendah berwarna hitam.
Alice berjalan untuk berdiri di samping Sebastian.

William tersenyum kecil. Dalam hatinya, dia berpikir kalau wanita ini pemberani. Dan dia bertingkah seperti rusa kecil yang membela singa besar.

"Hari ini kau malah bersembunyi di balik rok wanita huh?" Ucapan suara mengejek itu diiringi senyuman, perkataannya membuat amarah Sebastian memuncak hingga ke puncak.

Timing The Las Vegas PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang