19.

208 24 16
                                    

Selamat membaca...🤓









Meski tidur larut malam, Alex terbiasa bangun pagi untuk melakukan rutinitas nya. Terutama lari pagi, yang tidak pernah ia lewatkan meski dalam keadaan sesibuk apapun.

Setelah selesai dengan sepuluh putaran mengelilingi komplek asrama, Alex kembali ke asrama untuk memasak. Berhubung si Terry nggak bisa masak dan hanya tau makan, maka tugas memasak diberikan kepada Alex, sedangkan Terry mendapat tugas membersihkan kamar asrama mereka.

Terry keluar dari kamar mandi saat Alex baru saja menyelesaikan masakan nya. Hari ini mereka berdua berangkat pagi, ada penyambutan mahasiswa baru yang harus di ikuti, baru besok mereka memulai kelas masing masing.

"Masak apa?"

"Nasi goreng kimchi, kebetulan tadi nemu kimchi di kulkas. Lagian cuma ada nasi instan, telur, sama kimchi."

"Hehe," ini memang salah Terry yang nggak tau apapun tentang bahan makanan.

Terry datang lebih dulu, jadi jelas milik siapa bahan makanan yang ada di kulkas. Terry memang hanya belanja nasi instan sama telur, kimchi itu mamanya yang nyuruh bawa. Biar kalo nggak ada yang masak, Terry disurh makan nasi sama kimchi. Bahan makanan lain jelas tidak mungkin ia beli, dari pada salah mending nggak usah. Mau minta steven pun, dia sama nggak bisa masaknya kaya Terry. Sekeluarga berempat cuma  mama kim yang bisa masak, lebih parahnya lagi kalo appa kim yang masak, bisa kebakaran dapur rumah mereka.

"Nanti pulang dari kampus kita belanja, sekalian belajar tentang bahan makanan"

"Eh?" Terry menatap Alex dengan dahi berkerut.

"Kan nanti kita gantian belanja kalo aku nggak sempat belanja."

"Oh, oke."  Alex merotasikan bola matanya, jengah.

***

Entah sedang sial atau sedang beruntung, baru saja menjejakan kaki di gerbang masuk kampus Alex sudah bertemu laki laki yang benar benar ingin ia hindari, setidaknya sampai kondisinya memungkinkan. Omeganya, laki- lakinya, berdiri dua meter didepan nya dengan mata berkaca- kaca, entah apa yang dirasakan nya.

"Rry, kamu pergi duluan aja. Tato punggungku panas." Alex segera pergi, bahkan sebelum Terry sempat bertanya.

"Yo! Terry adiknya steve, kita ketemu lagi!" Sapa seseorang yang tiba tiba muncul dihadapan Terry.

Terry tersenyum kaku, pria yang mengaku teman kakaknya ini selalu mengganggunya setelah pertemuan pertama mereka. Mereka bertukar nomor ponsel saat itu, dan semenjak hari itu pria bernama Ramadante Leonardo mengganggunya dengan pesan pesan tidak bermutu.

Alex memutuskan untuk pergi ke toilet, membasuh wajahnya mengambil kembali kesadaran nya yang hampir hilang. Matenya terlalu indah membuatnya berkali kali hampir melewati batas yang ia tetapkan sendiri. Kalau terus begini, tidak menutup kemungkinan Alex akan kehilangan kendali dirinya dan berakhir menyakiti pasangan jiwanya.

"Ben, bisa minta tolong?"

"..."

"Sampaikan pada Mr. Maxim, aku menginginkan rumah untuk bayaran atas pekerjaanku tempo hari."

"..."

"Tidah perlu mewah, yang penting punya keamanan yang tidak bisa ditembus serigala alpha dominan setinggi dua meter, dan harus di pinggiran hutan"

"..."

"Untuk ku. Kau tidak perlu banyak tanya. Sampaikan saja pada pimpinan!"

"..."

"Baiklah, ku tunggu jawaban nya"

Rumah pengasingan adalah sesuatu yang amat sangat penting baginya. Dia terlalu sering berubah menjadi serigala saat rut akhir akhir ini. Kalau tidak segera menyiapkan nya, Alex takut tidak bisa mengontrol perubahan nya dan malah menyakiti orang lain.

our worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang