Bab 3

44.2K 1.9K 47
                                    

Jam baru menunjukkan pukul 06:00 tapi seorang gadis sudah mandi bahkan lagi membersihkan tempat tidurnya. Gadis itu adalah Aqeela, karna sudah terbiasa bangun tidur cepat sejak kehidupannya yang dulu karna dia akan sekolah menggunakan sepeda jadinya dia harus berangkat pagi-pagi sekali supaya tidak terlambat ke sekolahnya. Karna sekolah nya lumayan jauh dari rumah nya.

Fokus gadis tersebut terganggu saat mendengar pintu kamarnya terbuka. Ternyata itu adalah mamanya. 

"Sayang, mama kira kamu belum bangun nak. Tumben bangun cepat, apa tidur mu tidak nyenyak?" Tanyanya, walaupun sedikit kaget anaknya sudah bangun sepagi ini, tadinya ia hanya berniat mengecek keadaan anaknya tampa membangunkannya.

"Tidur Aqeela nyenyak kok mama. Hanya mau bangun pagi saja, kan sehat" ucapnya sambil cengengesan, tidak mungkin kan dia bilang terbiasa bangun pagi dari dulu.

"Anak mama sudah besar yah" ucapnya mengusap kepala Aqeela.

"Bagaimana keadaan mu sayang?. Kepala kamu gak pusing?. Mau istirahat disini saja atau ikut turun sama mama sambil melihat-lihat rumah?."

"Mau ikut mama saja, aku juga bingung mau bikin apa disini sendirian. Dan aku sudah sehat mamaku tersayang" Aqeela memeluk mamanya. Dalam hati dia sangat bersyukur dikasih kesempatan untuk hidup lagi sehingga dia bisa merasakan pelukan seorang ibu lagi.

"Anak mama kenapa jadi manis begini sih?. Tapi mama suka. Tetap seperti ini yah sayang" ucapnya, anaknya dulu hanya manis ke sahabatnya Robert, sedangkan pada kedua orang tuanya terkesan banyak diam, dia hanya bicara ketika menginginkan sesuatu dari kedua mereka saja.

"Siap ibu negara" ucapnya Aqeela sambil hormat seperti polisi India dengan posisi siap.

"Kamu ini ada ada aja nak" ucap Aira sambil ketawa gemes ke anaknya.

"Ya udah yu turun sayang" ucapnya merangkul anaknya. Entah dia harus bersyukur atau tidak dengan amnesia anaknya yang membuat anaknya bisa berubah seperti ini. Dulu jangankan untuk merangkul anaknya, bicara saja dengan anaknya sangat jarang. Anaknya lebih senang mengurung dirinya dalam kamar atau tidak ia akan keluar dengan Robert.

Di perjalanan turun menuju lantai 1 mamanya menjelaskan tata letak rumah dari lantai 2 sampai lantai satu. Setelah di lantai 1 mamanya mengumpulkan para pekerja mereka untuk dia perkenalkan kepada anaknya kembali.

"Nah sayang ini mbok sri, itu mbok Ida mereka pembantu disini, yang masak atau membersihkan rumah kita. Ini pak Ujang supir kita jadi ketika kamu mau kemana-mana sama pak Ujang aja yah takutnya kamu tersesat nanti. Dan ini pak Tono tukang kebun kita. Kalau itu pak Hadi dan pak Rudi satpam kita"

"Hello semuanya," ucapnya tersenyum.

"Iya non" ucap mereka semua.

"Nah sekarang kamu duduk dulu disana yah sayang, sambil nonton tv mungkin" tunjuknya diruang tamu.

"Terus mama mau kemana? Gak mau duduk sama Aqeela?" Ucapnya bingung.

"Bukan gitu, Mama mau masak untuk sarapan dulu sama mbok nak." Ucap Aira sabar.

"Aqeela ikut mama masak aja kalo gitu"

"Hum?  Kamu yakin?. Dulu kamu bahkan gak pernah mau masuk dapur soalnya "

"Aqeela yakin mama. Dari pada Aqeela duduk disana sendirian, bosan nanti" ucapnya mantap.

"Yaudah yu masak sama mama, sama mbo". Ucap ibu Aira akhirnya.

Saat mereka memasak Aqeela mulai bertanya-tanya pada mama nya. Dan dari situ dia bener bener yakin telah bertransmigrasi kedalam novel ARUMI IS MINE. Mamanya menceritakan nama sahabat kecilnya Robert, kedua orang tua Robert dan kenapa mereka bisa menjadi sahabat kecil. Nama kotanya juga betul betul sesuai dengan isi novel tersebut.

The Antagonis Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang