Bab 27

17.1K 870 8
                                    

Setelah drama sedih sedih tadi. Sekarang Aqeela dan Erlan telah sampai di sekolah.

"Kamu masuk duluan yah. Aku harus pergi menemui investor dulu" ucap Erlan setelah membantu Aqeela melepas helemnya.

"Kamu gak masuk?"

"Aku kembali saat jam istirahat tiba. Aku juga sudah mengurus mulai hari ini kita sekelas. Aku berjanji akan kembali secepatnya" ucap Erlan.

"Bisa jangan pergi?" Aqeela merasa perasaan gak enak hari ini, entah kenapa.

"Aku berjanji akan kembali secepatnya. 2 jam. Aku hanya pergi 2 jam" ucap Erlan menyakini Aqeela. Kalau investor itu tidak pergi kembali kenegaranya sekarang, mana mungkin Erlan meninggal Aqeela.

"Baiklah. Hati2" ucap Aqeela pasrah. Dia juga harus mengerti posisi Erlan sebagai CEO, dia gak boleh egois.

"Ya sudah aku pergi dulu" Erlan mengelus rambut Aqeela.

"Cepat lah kembali" ucap Aqeela.

"Iya tuan putri"

Aqeela tersenyum. Erlan pun pergi.

Setelah nya Aqeela masuk ke dalam sekolah nya.

#

Saat berjalan di koridor Aqeela merasa tidak nyaman karna semua mata menatap nya sinis.

"Keliatan aja mukanya polos, ternyata dia sangat butuh belaian"

"Ternyata jadi kaya tidak menjamin semua kebutuhan nya terjamin, contohnya kebutuhan itu"

"Bayar berapa semalam ?"

"Mungkin saja gak di bayar kan dia kaya hahahaa"

"Mau juga dong rasakan sentuhan primadona East High School hahaha"

"Badannya ternyata bagus juga yah"

"Ternyata luar dan dalam semua bagus yah"

"Kuatnya berapa lama hahahahaha"

Bisik bisik kan itu terus terdengar sepanjang Aqeela berjalan.

"Apa yang mereka maksud?" ucap Aqeela bingung.

Sampai akhirnya Aqeela melihat masing sekolah. Betapa kagetnya ia melihat fotonya yang tidak senonoh dengan laki laki yang wajahnya di buram kan.

Ilustrasi foto Aqeela, dan masih ada beberapa foto lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi foto Aqeela, dan masih ada beberapa foto lainnya.

"ITU BUKAN AQEELA"

Aqeela berteriak dan merobek semua poster di mading.

"Bagaimana itu bukan dia padahal jelas jelas itu wajah dia"

"Mana ada maling mau ngaku sih"

"Yah kalo maling ngaku penjara penuh"

"Hahahahaha muka doang polos ternyata hahaha"

The Antagonis Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang