Bab 8

33.1K 1.7K 13
                                    

Tidak terasa sudah dua minggu aqeela berada didunia novel ini, walaupun aqeela sadar bahwa ini bukan lagi dunia novel tapi dunia asli karna sekarang aqeela hidup disini sekarang.

Saat jam istirahat tiba hampir semua siswa berada dikantin sekolah. Termasuk Aqeela dan teman temannya. Tetapi setibanya dikantin sudah tidak ada meja yang kosong. Robert yang melihat aqeela yang sedang mencari meja memanggil aqeela.

“Aqeela, duduk disini aja, disini masih ada meja yang kosong” ucapnya.

Aqeela menoleh dan melihat meja Robert ddk. Disana bukan hanya ada Robert ddk tetapi juga ada arumi ddk. Dan dia melihat memang masih ada 4 kursi yang kosong dimeja tersebut, cukup untuk dia dan teman-temannya.

“Bagaimana? Kita duduk disana saja?” Tanya aqeela pada teman temanya

“Tidak apa apa. Kapan lagi kita bisa duduk dengan para most wanted sekolah” Alika senang. Dia salah satu penggemar Robert ddk. Lebih tepatnya dia menyukai Vincen.

“Ya sudah mau gimana lagi sudah gak ada kursi lagi “kata Alifa.

“Ayo, aku udah sangat lapar juga “ kata Alya yang suka ngemil.

Mereka semua pun duduk bersama. Dengan urutan duduk :

Dino, Hadwin, Robert, Arumi, Arsia, Naila. Dan didepan mereka
Marvin, Vinsen, Aqeela, Alika, Alya, Alifa.

Jadi Aqeela berhadapan dengan Robert. Walaupun alika mau didekat Vincen, tapi dia urungkan karna takut dia gak bisa makan saking gugupnya dekat dengan pujaan hatinya.

“Mau pesan apa?” Tanya Alifa dan Alya.

“Samain aja” ucap Aqeela.

“Iya samain aja” tambah Alika.

Mereka pun pergi memesan.

“Kamu baca buku apa? “ Ucap Aqeela menyapa Vincen yang duduk disampingnya.

“Logika cara berpikir sehat, karya prof. Dr. xxxxx” ucap Vincen.

Vincen tidak risih dengan aqeela karna dia sudah mengenal aqeela lama. Dari saat mereka SMP. Saat pertama kali berteman dengan Robert. Begitupun dengan teman temannya yang lain. Mereka bersahabat dari sejak SMP

“Oh aku sudah baca buku itu. Aku paling suka yang intinya dia bilang gini”

“Suatu hal yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah daya nalarnya, yaitu kemampuan untuk memberikan alasan-alasan terhadap keputusan yang diambil. Meskipun demikian, daya nalar itu tidak serta-merta tumbuh dengan sendirinya, tetapi perlu bantuan dan pembelajaran agar bisa berkembang secara optimal. Perkembangan ilmu dan teknologi termasuk suatu yang tidak lepas dari kegiatan penalaran manusia. Namun, dalam kenyataannya tidak semua orang bisa melakukan penalaran secara sehat.” Ucap Aqeela.

Vincen merasa tertarik, jarang jarang ada orang yang menyukai buku begini apa lagi seumur mereka.

“Kamu sudah baca semuanya?” Tanyanya

“Hum, sudah pokoknya buku itu bagus, dalam buku itu tuh ditawarkan berbagai bentuk penalaran yang sehat untuk diikuti dan penalaran yang tidak sehat untuk dihindari, serta asas-asas dan cara berpikir yang sehat” ucap Aqeela.

“Aku bahkan punya beberapa buku sejenis itu.” Tambahnya.

“Aku baru memulai membaca tentang ini, biasanya ku bacanya tentang lingkungan sosial setelah kamu kasih tau aku jadi tertarik membacanya” ucap Vincen

“Ya itu bagus, kalo kamu mau membeli buku sejenis itu lagi kamu Tanya aja Alika. Ini Alika disampingku. Aku pergi dengan Alika saat membelinya” ucap Aqeela.

The Antagonis Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang