Luca reflek menghentikan langkahnya saat melihat pemandangan di meja makan. Keluarga Carmelo --yang tentu saja selain dirinya-- sedang duduk melingkari meja, terlihat begitu bahagia dan penuh kasih. Mereka tertawa, berbicara, dan menikmati sarapan bersama-sama.
Di ujung Meja, ada Antonio Carmelo. Kepala keluarga sekaligus kepala negara. Menjadi sosok yang selama ini diam-diam Luca idolakan. Bagaimana tidak? Daddynya adalah sosok yang sangat cerdas, memiliki aura kuasa seolah memang terlahir untuk disegani. Postur tubuh tinggi menjulang dan tatapan tajam mengintimidasi yang dimilikinya, seakan memancarkan otoritas yang tak terbantahkan. Dan Luca, ingin seperti Daddynya, alih-alih menjadi lelaki yang lemah --seperti kata Mommynya.
Lalu di sebelah kanan Antonio, ada Salvatera. Nyonya besar keluarga Carmelo, seorang model tersohor yang selalu sukses mendapat perhatian publik hingga kancah internasional. Memiliki kecantikan luar biasa serta keanggunan yang tiada tara. Rahangnya tegas, setegas langkahnya dalam berkarir. Walau begitu, Salvatera selalu menyempatkan diri mengurus putra-putrinya. Kecuali Luca, putranya yang selama ini tak pernah merasakan kasih sayang darinya.
Selanjutnya ada Alessandria Carmello, gadis cantik yang duduk di seberang Salvatera. Putri ketiga pasangan Carmelo. Gadis yang memiliki sifat keras sama seperti Antonio. Tegas dan tak suka orang bodoh seperti kakak keduanya.
Terakhir Rafaelle Carmelo, Bungsu Carmelo yang bersifat ceria. Suasana hangat di meja makan selalu tercipta karena Rafa berceloteh ini itu. Namun jangan salah, keceriaan Rafa hanya untuk keluarga. Untuk Luca, Rafa selalu memandang dingin dan rendah.
Luca si anak kedua yang malang, di tempatnya berdiri, kini mengepalkan tangan. Menyesali mengapa Bi Shonya harus menyelamatkannya semalam. Andai saja ia sungguh mati, pagi ini, Luca tidak perlu menyaksikan kehangatan di meja makan sana. Pemandangan yang membuatnya lagi-lagi bimbang. Pemandangan yang membuat keinginan bertahan hidupnya muncul walau segaris. Sebab jujur saja, Luca juga ingin merasakan kehangatan itu sebelum ia... benar-benar mati.
Ah iya, tentang Bibi Shonya, dia adalah kepala Maid yang dipercaya mengurus seluruh mansion. Bersama Rico sebagai kepala pengawal, yang bertugas menjaga keamanan.
Rico juga selalu membersihkan gudang tempat Luca biasa ditahan. Walau terkadang, Rico bersikap acuh. Melakukan tugasnya tanpa menyentuh Luca yang jelas-jelas butuh pertolongan. Karena tugas menyembuhkan Luca memang bukanlah tugas Rico, melainkan tugas Shonya.
"Sarapan anda sudah berada di tempat biasa tuan muda. Silahkan memakannya karena setelah itu saya harus melakukan pekerjaan yang lain," ujar Shonya yang entah kapan berada di dekat Luca.
Luca sedikit tersentak dan mengangguk. Dia segera melangkah ke belakang.
Shonya juga memiliki tugas, memastikan kesehatan Luca. Selain dibenci perkara nilai akademis yang tak pernah berada di atas angka 5, Luca juga dibenci karena kelemahan imunnya. Luca kerap sekali sakit sehingga dicap sebagai anak lemah dan menyusahkan.
"Em, Bibi, apa Bibi tau bagaimana keadaan Bang Fran?"
"Tuan Fran sudah bisa pulang hari ini. Itu sebabnya para maid sangat sibuk. Nyonya meminta kami membersihkan mansion dan membuat banyak hidangan untuk menyambut kepulangan Tuan Fran."
"Oh, syukurlah..."
Luca tidak sabar menunggu kedatangan saudara sulungnya. Dia harus meminta maaf pada sang Abang karena telah membuatnya terluka.
Dia tidak banyak berinteraksi dengan Fran. Tetapi entah mengapa, waktu itu dia ingin sekali di jemput oleh Fran.
Akibatnya, Fran kecelakaan sebelum sampai ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulung - END [ Terbit ]
Teen FictionColaboration with @Khofifah11092000 Jangan salah lapak.. Beberapa karya dihapus untuk kepentingan penerbit. Giovanni, pemuda sederhana dengan pemikiran sederhana. Giovanni merupakan seseorang dengan pribadi yang mudah berteman dengan siapapun. Dia...