Salva memasuki kamarnya bersama Antonio. Wajah datarnya menjadi sendu saat memasuki kamar. Dia melangkah mendekati tembok yang luas, namun tertutupi oleh kelambu berwarna cokelat kemerahan.
Salva menarik kelambu tersebut, otomatis bergerak keatas dan menampilkan sebuah figura besar yang tercetak di dinding kamar. Sebuah Foto dimana ada Dia, suaminya, Fran kesayangannya lalu juga anak kedua separuh hidupnya.
Fran tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi rapi. Fran berada digendongan Antonio. Sementara putra keduanya berumur 10 bulan. Dia begitu manis dengan senyuman polosnya.
Air mata Salva menurun perlahan. Salva tak lagi bisa membendungnya. "Lio, mommy kangen sayang." dia berdiri. Suaranya serak karena ia belum menghentikan tangis. Emilio Carmelo merupakan anak keduanya. Akan tetapi Lio harus menghembuskan nafas ketika 'Dia' mencekik Lio kecil hingga kehilangan nyawa.
"Baby nya mommy. Kuatkan mom ya nak. Maaf, mom menjadi jahat, mengesampingkan sisi manusia mommy. Mom hanya tidak sanggup, melihat wajahnya membuat mom mengingat apa saja yang 'Dia' lakukan hingga merengut orang-orang terkasih mom." Salva meluruh, dia tak sanggup. Menangis kelu tanpa siapapun.
Tak lama kemudian, sebuah suara yang menyerukan panggilan paling ia banggakan muncul. Sedikit mengurangi rasa sesak di dadanya.
"Mommy!"
Sedetik kemudian Salva merasa tubuhnya dipeluk dari belakang. Cepat-cepat Salva menutup kelambu cokelat kemerahan itu.
Sebelum berbalik, wanita itu buru-buru menghapus jejak air matanya.
"Bayi besar Mommy!" Sambut Salva merentangkan tangan. Memeluk Rafa erat.
"Kenapa menangis Mommy?" Tanya Rafa. Ia sedikit melirik ke arah dinding yang tertutup itu. "Foto siapa tadi? Abang Fran dan anak sialan itu? Mommy menangisinya? Atau Mommy menangisi Abang Fran? Kenapa foto yang di panjang di sana hanya kalian saja? Tanpa kak Ale dan Rafa?"
Salva gemas untuk tidak mencubit bibir tipis Rafa yang begitu cerewet. Ia membawa Rafa untuk duduk di tepi ranjang. "Rahasia."
Bibir Rafa mengerucut. "Ih mom main rahasia-rahasiaan!! Rafa bakal cari tau sendiri!" Dia memandang Salva garang.
Salva hanya bisa tersenyum tipis. "Coba saja. Nanti kalau kau berhasil mengungkapkannya, Mom kasih hadiah."
Rafa merasa tertantang. "Lihat saja nanti!" Dia bersedekap dada percaya diri.
"Lalu kenapa kau mencari monmy?"
Rafa seakan teringat sesuatu. "Ah iya! Mom, daddy pulang membawa seseorang!"
Salva menyeringai kecil. "Baiklah, ayo turun dan kita lihat siapa yang dibawah daddymu."
.
"Namanya Kavindra Erlan yang akan berubah menjadi Kavindra Carmelo. Dia akan menjadi salah satu keluarga kita," ujar Antonio mengenalkan anak yang dia bawa kepada Ale, Rafa, juga Luca.
Rafa mengangkat tangan mengajukan pertanyaan. "Bakat apa yang dia miliki daddy?!"
Antonio terkekeh. "Pastinya dia tak akan mengecewakan," jawabnya melirik Luca.
"Berapa usianya dad?"
"Dia setahun lebih muda darimu Ale."
"Oke." Ale memangut dagu, lantas meneliti Kavindra dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Kavin menatap mereka semua. Lalu pandangannya jatuh pada Luca yang menuncuk meremas bajunya sendiri. Kavin menarik ujung baju Antonio.
Antonio pun mengangguk dan berkata. "Kenalkan diri kalian masing-masing."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulung - END [ Terbit ]
Teen FictionColaboration with @Khofifah11092000 Jangan salah lapak.. Beberapa karya dihapus untuk kepentingan penerbit. Giovanni, pemuda sederhana dengan pemikiran sederhana. Giovanni merupakan seseorang dengan pribadi yang mudah berteman dengan siapapun. Dia...