Bab 14.

5K 506 17
                                    



"Oh Luca! Kau sudah pulang?!"

Dari arah tangga, Gio tergesa-gesa menghampiri Luca yang digandeng? Oleh Vio. Wajah murungnya kembali cerah saat melihat Luca yang sudah berada di Mansion.

Kemarin setelah dia menunggu lama, Luca malah tidak pulang. Itu sebabnya dia murung. Karena Gio harus bersembunyi didalam kamar karena keberadaan dua gadis yang merupakan sepupunya.

"Kak Rose? Luca mau dibawa kemana?" Tanya Gio polos. Dia memandang Rose yang memang lebih tua darinya.

Rose tersenyum tipis, segera mendekati Gio. Dia menepuk-nepuk kepalanya. "Apa kau sudah mau bertemu dengan kami?"

Gio reflek termundur. Menjaga jarak dari Rose. Ia menggeleng segera. "Tidak, aku ingin menemui Luca tadinya. Kenapa Vio menyeretnya? Mau dibawa kemana dia?"

Rose tersenyum, senyum yang selalu berhasil membuat Gio bergidik. "Kau tidak perlu tau, Fran."

Wanita itu lantas mengapit pinggang Gio. Namun dengan cepat Gio menyentak tangan itu, buru-buru ia menyusul Luca.

"Fran!" Rose berteriak, memanggil Fran yang sudah berlari mengejar Vio Dan Luca.

Di sisi lain, Vio menghempaskan tubuh Luca ke lantai berdebu gudang.

"Luca!!" Fran segera berlari kearah Luca, menolong pemuda itu dan menyembunyikan dibelakang tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan Vio!" Saraf oktaf Gio meninggi. Dia memandang tajam gadis sebayanya.

"Minggir Fran!" Vio semakin memandang benci Luca.

"Tidak, kau akan menyaki-"

Brug!!

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Tubuh Gio jatuh ke lantai. Gio menoleh menatap Luca. "Ga usah sok peduli. Dasar menjijikkan!!"

Vio membelalak lebar.

"Fran!"

"Apa yang kau lakukan anak sialan?!" Vio menatap nyalang Luca. Gadis itu segera menghampiri Gio. Sementara Gio menggeleng tak percaya menatap Luca.

"Lu-luca? Kau kenapa?" Tanya Gio, kembali berdiri dibantu Vio.

Rose tiba, dengan langkah lebar langsung saja menampar pipi Luca.

"Berani beraninya kau melukainya?!" Rose menuding Luca dengan gigi gemertak.

Luca yang sudah menerima dua kali tamparan keras di pipi itupun mengusap bibirnya yang berdarah. Ia lantas meludah di depan Rose.

Wanita itupun makin geram. Tatapan mata Luca benar-benar berubah. Ini menyenangkan, tetapi Rose tidak terima jika Frannya disakiti oleh anak sialan ini.

"Oh, jadi ini kelemahan kalian?" Luca tersenyum licik melirik pada Gio yang masih menatapnya tercengang.

Secepat kilat, Luca mengambil kayu besar yang tergeletak asal di lantai gudang lalu berlari ke arah Gio.

"Fran??!!Pekik Rose.

Syukurlah, Vio dapat dengan sigap mencekal lengan Luca.

Sementara Gio masih mematung. Ia begitu shock mendapati adiknya yang berubah seperti ini.

"Lepaskan! Lepaskan aku!" Luca memberontak saat Rose menariknya menjauh dari Gio.

"Vio, bawa Fran keluar," perintahnya datar.

Namun Gio menolak. Ia masih denial. Dengan tegas, ia memberontak dari rengkuhan Vio dan segera menghampiri Luca.

Nafas Rose memburu, ia saling bertatapan dengan Vio.

Sulung - END [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang