"Galaksi bilang suruh nginep, besok masih harus hadir ke nikahan. Sial banget gue, nikah aja pake segala undang-undang. Nikah tinggal nikah kenapa sih? Dulu kita aja nggak ngundang orang."
Anas menggerutu dalam layar ponsel Tasya, menukikkan alisnya sebal.
Tasya terkekeh pelan, melihat ekspresi muram suaminya. "Udah jalanin aja, namanya juga hari bahagia, pasti ngundang banyak orang."
"Orang mati itu juga ngundang."
"Itu dateng sendiri bukan diundang, sayang." Tasya berucap geram. Sedikit menepuk perut Aras yang bergerak terganggu.
"Bukan meninggalnya, pas kirim doa itu loh, Ay. Yang sering ngundang malem-malem."
Tasya menggeleng pelan, "Udah, dulu nikahan kita nggak ngundang orang karena nggak bahagia."
"Bahagia, tuh udah ada buktinya."
"Apa?"
"Itu loh, Ay, boneka yang kamu puk-puk, itu buah kebahagian kita." Tangan Tasya yang masih menepuk perut Aras berhenti mendadak, menatap suaminya datar.
"Boneka kamu bilang?!" Tasya menunjukkan kepalan tangannya di kamera.
"Iya lucu, mirip-mirip doll gitu."
Tasya menghela napas, kembali menepuk perut Aras pelan. "Kalo aku bilang nggak bahagia, gimana?"
Wajah Anas langsung berubah, terlihat jelas di kamera. Sigap duduk dengan wajah didekatkan. "Kamu nggak bahagia?" tanya Anas serius.
"Gimana bisa bahagia kalo nggak pernah denger ungkapan cinta dari suaminya tapi udah ada anak satu, ha?!" Tasya melotot tajam, menatap Anas yang tersenyum kikuk. "Aku masih mikir kalo cuman aku yang cinta sama kamu."
"Ini salah kamu." Anas menyalahkan.
"Kok aku?"
"Aku sama yang lain udah nyiapin semuanya dulu, eh kamu malah pergi ke luar negeri. Mana nggak ngabarin."
Tasya terdiam beberapa detik, terkekeh setelahnya. "Oh, dulu biar kamu sadar aja makanya aku tinggalin."
Anas mendengus malas, "Aku udah hafalin lagu buat kamu, eh malah pergi. Aku diejek Jendra tau, dibilang capek-capek hafalin lagu eh nggak guna."
"Coba sekarang nyanyi," tagih Tasya. Menatap Anas songong.
"Dengerin, Ay. Tapi aku nggak pake gitar."
"Iya," jawab Tasya. Mendengar deheman Anas sebelum suara nyanyiannya terdengar.
~~ Girl your heart, girl your face is so different from them others
I say, you're the only one that I'll adore
'Cause every time you're by my side
My blood rushes through my veinsAnd my geeky face, blushed so silly yeah, oh yeah ~~
Tasya tersenyum teduh, menatap suaminya yang nampak menawan dengan menutup mata, seolah benar-benar menghayati lagu yang dibawanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANASTASYA : NEXT GENERATION
General Fiction"GUE JUGA NGGAK BUTUH ANAK KALO ANAKNYA COWOK!" Tasya tidak pernah mau dihadapkan dengan situasi seperti ini. Perempuan itu sempat dihantui dengan perasaan cemas, takut sikap bejat orangtua Anas, kini menurun juga kepada Anas. Kedua orangtua Anas...