Jam 19:30 saat jam makan malam entah kenapa Zhan sedang tidak ingin makan, akan tetapi ia lapar dan itu membuat Yibo bingung harus berbuat apa dengan istrinya itu.
"Sayang, kamu bilang tadi kamu lapar.. jadi makan" Yibo mengambil satu piring makanan yang sudah ia siapkan untuk Zhan di atas nakas
"Aku memang lapar bo... Tapi aku malas untuk makan" ucap Zhan sambil menatap Yibo dengan wajah cemberut.
"Tapi kamu harus makan sayang, bagaimana jika bayinya kelaparan hm?" Yibo berusaha sabar dan membujuk Zhan.
"Tidak tidak tidak! Aku tidak mau makan... Tapi aku lapar... Aku malas untuk mengunyah makanan.." Zhan mulai merengek lagi sedangkan Yibo mengacak-ngacak rambutnya frustasi karena ia sudah membujuk Zhan dari jam 18:45, Yibo menarik nafas dalam-dalam dan berbicara lagi dengan sabar.
"Lalu apa yang mau kamu makan hm?"
Zhan berfikir sejenak sambil mengusap perutnya
"Aku mau makan di luar...""Baiklah, tunggu sebentar.." Yibo berdiri dan mengambil jaketnya lalu mengambil kunci mobilnya.
"Ayo..." Ajak Yibo pada Zhan yang ikut berdiri
"Makanannya kenapa tidak di bawa..?" Tanya Zhan membuat Yibo mengernyit heran
"Zhan, kamu bilang kamu mau makan di luar..?" Tanya Yibo sudah semakin kesal
"Yibo, aku memang mau makan di luar... Maksudku makan di halaman depan.." Zhan mengambil makanan yang tadi ada di atas nakas lalu keluar lebih dulu dari kamar.
"Astaga.. sabar Yibo, istrimu sedang hamil...huft!" Ucap Yibo pada dirinya sendiri dan melepaskan jaket yang ia pakai dan menyusul Zhan, padahal tadi ia berfikir Zhan mau makan di restoran ternyata tebakan Yibo salah.
Dan benar saja, saat Yibo keluar dari rumah Yibo melihat Zhan makan dengan santai di kursi halaman depan, Yibo menghela nafas lega meskipun masih sedikit kesal karena tingkah Zhan yang semakin aneh.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jam 01:00 pagi Zhan terbangun dan mencubit lengan Yibo untuk membangunkannya"Aww! Zhan..? Ada apa?" Dengan mata setengah tertutup Yibo bangun dan melihat Zhan yang sedang cemberut.
"Yibo, aku mau sesuatu.." ucap Zhan menatap Yibo dengan mata puppy eyes nya.
"Ini masih jam satu pagi sayang, Memang mau apa?"
"Mau mangga muda, tapi harus ambil langsung dari pohonnya.." lagi lagi Yibo di buat kesal oleh istrinya itu akan tetapi ia tidak ingin membuat Zhan sedih ataupun marah.
"Baiklah, tunggu sebentar.." Yibo mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
Yibo
"Zhisen, Carikan buah mangga muda
yang di ambil langsung dari pohonnya"Zhisen
"Jam segini bos..? Memang anda
ingin saya di kira pencuri mangga?"Yibo
"Tidak usah banyak bicara, pokoknya
carikan buah mangga muda yang langsung
dari pohonnya"Zhishen
"Tapi bos..."Tutt...tutt...tutt..
Ucapan Zhishen terpotong ketika Yibo langsung mematikan ponselnya.
"Sudah, sekarang kit-" Yibo menghentikan kalimatnya ketika melihat Zhan yang sudah tertidur lagi dengan damai.
"Hah.... Sudahlah, untung bukan aku yang nyari" gumam Yibo pada dirinya sendiri karena sudah merasa tidak mengantuk jadi ia memilih mengerjakan sisa pekerjaannya.
1jam kemudian ada yang membunyikan bel pintu mansionnya dan Yibo keluar dari kamar dan turun ke lantai satu.
Saat Yibo membuka pintu Yibo melihat Zhisen yang datang dengan satu buah mangga muda dan juga..... lebam di pipinya.
"Ini bos..." Zhisen memberikan buah mangga itu pada Yibo.
"Kenapa dengan wajahmu itu..?" Tanya Yibo penasaran mengambil buah mangga itu.
"Gelud sama kucing, ya di gebukin pemilik pohon mangga nya lah bos! Lagian jam segini disuruh ambil mangga dari pohonnya langsung" dengan kesal Zhisen berkata sambil mengusap pipinya yang berwarna merah keunguan.
"Hm, semoga lama sembuhnya" setelah itu Yibo menutup pintu.
"Punya bos gak ada akhlak banget sih.." Zhisen menghela nafas menerima nasibnya memiliki bos seperti Yibo, dan memilih untuk pulang merawat pipinya yang sudah berwarna.
TBC
Makasih buat yg udh komen and vote ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia family ( Yizhan ) S1 END▫️
Short StoryApa jadinya jika Dua Mafia terkejam bersatu? Xiao Zhan juga Wang Yibo adalah sama-sama Mafia licik juga kejam yang sangat terkenal di dunia gelap, meskipun ada sedikit halangan antara hubungan mereka akan tetapi karena kesabaran Xiao Zhan mereka pun...