Ni'mal gemetaran. Hatinya diselimuti takut, kecewa, sesal, dan enggan. Apa ini? Matanya menelisik sekitar. Apa yang membuatku begini?
Arjuna Merah?
Suara parau menyebut nama julukannya. Pemuda yang kini hanya mengenakan celana hitam panjang, menoleh ke kanan. Suara siapa?
Puaskah kau membunuh kami?
Ni'mal menyipitkan mata. Ia tak mendapati sosok manusia harimau berjubah hitam di ruangan. Ke mana dia pergi?
Seonggok kepala lelaki jatuh dari langit-langit, melotot dan berkata, "Kau membunuh kami dengan keji!"
Ni'mal yang hendak menendang kepala tersebut, terdiam kaku. Tubuhnya tak dapat bergerak. Demit! Apa aku harus melawan dedemit di sini?
Kali ini suara seorang perempuan diiringi bunyi seretan terdengar dari belakang, "Kau hanya mengerti soal membunuh dan menyakiti! Kau tak pantas jadi manusia terpilih!"
Ni'mal menoleh ke sumber suara. Didapatinya sesosok wanita berkebaya merah penuh darah, menyeret sepasang kakinya yang buntung. "Kau hanya bisa membunuh dan menyakiti!"
"Arjuna Merah! Kau harus bertanggungjawab!" Sesosok SM dengan tubuh bawah yang hilang, berdiri menggunakan kedua tangan.
"Kau tak pantas jadi manusia pilihan-Nya!" Sesosok kakek tua renta dengan luka sobek di perut, muncul dan berdiri di sebelah Ni'mal.
Semakin lama, ruang candi itu dipenuhi sosok-sosok mengerikan. Ada wanita yang tercabik, ada lelaki tanpa kepala, ada SM dan PM yang termutilasi, semua menatap penuh murka pada Arjuna Merah.
Ni'mal mengatur keluar-masuknya napas. Tenang, Ni'mal. Tenangkan dirimu! Tak ada alasan untuk takut! Mereka hanya dedemit!
"Kau harus bertanggungjawab di neraka! Kau tak layak hidup!" seru sesosok manusia tanpa lengan dan kaki.
Abaikan apapun yang membuatmu takut dan sedih, yang menyurutkanmu ke belakang menghadapi sakit dan maut. Ni'mal memantapkan hati.
"Kau manusia menjijikan! Kau membantai kami semua dan tak merasa bersalah!" Makhluk-makhluk berwujud mengerikan memuntahkan darah. Cairan merah yang mereka semburkan, memancar deras menghujam Ni'mal.
Ratusan makhluk di sana menyemburkan darah terus menerus hingga seisi ruangan dipenuhi genangan merah.
Tatkala genangan darah di sana menyatu nan memadat menjadi bola bak gelembung yang mengurung Ni'mal, para sosok tadi menjelma jadi setitik cahaya merah dan masuk menyusul Arjuna Merah yang ada di dalam sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ni'mal, ibarat semut di dalam gelembung berwarna merah darah.
Kesadarannya mulai pudar, tubuhnya terasa kaku. Beratus kali ia coba berontak tuk mengeluarkan aura, tapi nihil. Tubuhnya benar-benar tak dapat melakukan apa-apa.