Part 5 Cemburu

1.8K 8 0
                                    

Setelah mengganti pakaian ia keluar dari kamar,hanya mengenakan t-shirt hitam crop dan memakai hot pants yang membuat lekuk tubuhnya semakin terlihat jelas.

Rara mengetuk pintu beberapa kali membuat dirinya harus menunggu Rey sedikit lebih lama membukakan pintu.
Setelah pintu kamar terbuka,ia langsung menerobos masuk ke dalam kamar dan menaruh makanan di meja yang terletak di sebelah ranjang.
"mama nyuruh aku ngasi makanan buat kak Rey,dimakan" ucap Rara pelan.

Ia beranjak dari ranjang milik Rey,berniat untuk kembali ke kamarnya setelah memberikan makanan tersebut, namun tangannya di tahan oleh Rey,ia merengkuh tubuh kecilnya ke dalam pelukan.
"Kak Rey lepasin!!" Rara berusaha melepaskan pelukan Rey,namun tak bisa tenaganya tak cukup kuat untuk melepaskan dekapan pria yang ada di hadapannya saat ini. "Sebentar saja!" ucapan Rey membuat Rara terdiam,ia tak lagi memberontak seperti sebelumnya.

Setelah merasa Rara tenang Rey melepaskannya dan duduk di ranjang menatap makanan yang tadi dibawa oleh Rara.
"aku masih kenyang!"
"tapi kak Rey belum makan,bagaimana caranya bisa kenyang?"
"tadi kan udah meluk kamu" ucapnya lagi,membuat pipi Rara merona "buruan di makan! ini perintah dari mama" ucapnya dengan cerewet membuat Rey menutup telinganya.
"Yaudah kalo gitu Rara pergi dulu"
"Gak nemenin makan dulu?"

Rara menghentikan langkahnya lagi,lalu berbalik arah dan duduk di sebelah Rey.
"Arka pacar kamu?" tanya nya membuat lamunan Rara buyar beralih menatap Rey yang sudah menyelesaikan acara makan nya.
"bukan! Rara bukan pacar Arka!" Jawabnya ketus.
"ohh,terus kenapa pulang sama dia?"
"kan cuma pulang,gimana sih"
"besok,aku yang anter jemput. Gak usah pulang sama anak ingusan lagi"
"kak Rey gaboleh bilang Arka anak ingusan,gitu-gitu juga dia ganteng tau,Rara suka!" Rara menghentikan bicaranya ketika melihat tatapan tajam yang di layangkan Rey untuknya.
"suka?" Rey sedikit tersenyum,ia mengelus pipi Rara dan mencengkram bahu gadis itu sedikit kuat,membuatnya meringis menahan sakit.
"Dengar! sekali lagi kamu berani pulang sama dia,kamu bakalan hamil anakku Ra!"

Ucapan Rey tentu membuat Rara melotot ia kembali menatapnya tajam,apa-apaan sepupunya ini,kenapa sekarang suka sekali mengancamnya.
"Kak Rey,cemburu? jangan begitu,lepasin,ini sakit kakh"
"cemburu? Hahahahaha,mana mungkin"
'Ya, aku cemburu!'
Rey melepaskan cengkramannya,dan mengelus bahu gadis itu pelan lalu meniupnya dengan gaya sensual,membuat bulu kuduk Rara sedikit berdiri.
"eum,a-aku mau cuci piring dulu" Rara sedikit mendorong tubuh Rey agar sedikit jauh darinya,setelah itu ia berlari kearah dapur.
'hm,sial dia menggemaskan'

pyarrrrrr
piring yang ada di genggamannya terjatuh ke lantai, membuat pecahannya terpental ke arah kaki dan membuat luka disana. Rey yang mendengar suara tersebut langsung berlari menghampiri Rara dan terkejut ketika melihat gadis itu tengah duduk dengan kaki yang dipenuhi oleh luka dan beberapa pecahan piring di sekitarnya.
"astaga Rara!" Rey langsung mengangkat tubuh kecil gadis itu dan membawanya ke dalam kamar.
"aghh kak Rey pelan-pelan ini sakit,hiks"
"kenapa bisa jatuh begini? kamu melamun ya?" ucapan Rey tentu membuat Rara berpikir sejenak,kejadian yang di alami oleh Rara bersama Rey memang membuat ia pusing sendiri karena terus memikirkannya.

Sore itu Risa kembali kerumah,ia ingin memberitahu kepada Rey dan Rara bahwa dirinya harus pergi bersama Bram beberapa hari keluar kota,karna tiba-tiba saja ada urusan pekerjaan yang tak bisa di tinggalkan. Selain memiliki perkebunan,orang tua Rara juga memiliki sebuah perusahaan besar di kota,hanya saja Rara tak pernah tau tentang perusahaan yang di miliki oleh ayahnya,yang ia ketahui hanyalah setiap kedua orang tua nya pergi keluar kota itu karena urusan perkebunan saja.

Risa baru saja hendak mengetuk pintu namun di kejutkan ketika melihat Rey tengah mengobati kaki Rara yang terluka,ia dapat melihat jelas betapa perhatiannya anak dari kakak iparnya tersebut pada Rara.
"Rara kaki kamu kenapa nak?" Tanya Risa lembut menatap kaki putrinya yang baru saja selesai di obati oleh Rey.
Kehadiran mama Risa tentu membuat keduanya sedikit tertegun saling menatap bersamaan,khawatir mama Risa melihat apa yang sebelumnya di lakukan oleh Rey.

Flashback

"hiks kak rey sakit" lirih Rara memeluk leher Rey dengan erat,ia benar-benar merasakan sakit di bagian kakinya apalagi ketika melihat darah yang terus saja keluar tak ada hentinya.
"Lepasin dulu! nanti bakal aku obatin Ra!"
Rara malah semakin menangis kencang tubuhnya memberontak membuat tubuh gadis itu sedikit terguncang,posisi Rey yang memang sangat dekat dengan Rara tentu membuat tubuhnya seketika menegang.

'brengsek,perasaan apa ini,sadarlah Rey!'

Ia dapat melihat saat ini Rara tak memakai bra,milik gadis itu terlihat menyembul keluar menampilkan dada yang begitu kencang dan juga besar.
"plis Ra stopp!"
Tatapan Rey kini benar-benar sudah berubah ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu,melihat hal itu Rara menyadari bahwa dirinya kini tengah membangunkan singa yang tertidur.
"eum,kak"

Pria tampan dengan tatapan parau itu mulai menjatuhkan tubuh kecil Rara di ranjang besar tersebut. Perlahan Ia mencium bibir ranum Rara,melumat lembut bibir atas dan bawahnya.

"mmmph.." Ia melenguh ketika merasakan Rey sedikit menekan tengkuknya,membuat ia terpaksa membuka mulut,membiarkan Rey menjelajahi setiap inci dari mulutnya. Rara memejamkan mata ketika merasakan tangan Rey mulai menyentuh kedua aset miliknya.
"open your eyes hhh"

Napas pria itu mulai memburu,sentuhannya berubah menjadi remasan lembut membuat Rara semakin menikmati permainan yang diberikan olehnya.
"ouhh ashhh",Rara benar-benar kehilangan akal sehatnya ketika Rey mengecup lehernya,memberikan sensasi geli sekaligus nikmat secara bersamaan.

Karna ulahnya sendiri yang tergesa-gesa seakan menuntut Rara untuk membalas membuat luka yang ada di kaki gadis tersebut sedikit terhentak ke ujung ranjang. Akibatnya Rara kembali merasakan sakit "ahhghh kak reyhh" Rara mendorong sepupunya itu dengan keras dan langsung memperhatikan luka nya yang kembali mengeluarkan darah.
Flashback off

"Mama sudah dari tadi disana?"tanya Rara sedikit kikuk ketika memperhatikan Risa yang kini tengah duduk di samping dirinya.
"mama baru aja dateng,terus ngeliat kalian berdua disini,kenapa memangnya?"
"agh gapapa kok"
"kenapa bisa begini Rara?"
"dia nyuci piring,karena ga hati-hati jadi gini deh."
"kamu harusnya berhati-hati lagi Ra"

Rara hanya menganggukkan kepalanya,ia sekilas melirik ke arah Rey yang sepertinya sedang menahan sesuatu,terlihat dari matanya yang begitu sayu.
"Mama kerumah hanya ingin memberitahu kalian berdua,mama dan ayah tidak bisa pulang kerumah nanti malam ya sayang." ucap Risa lembut sambil mengelus pucuk rambut Rara.
"loh mama mau kemana?"
mama dengan ayah ada sedikit pekerjaan di luar kota,mungkin mama akan menginap untuk beberapa hari,setelah selesai dengan pekerjaan ini mama janji akan segera pulang"
"loh harus nginep juga?"
"iya sayang,tak apa ya? lagipula kamu tak perlu takut sekarang,ada Rey yang akan menjaga kamu nak!"

Mendengar ucapan mamanya membuat Rara sedikit membuang wajah malas,ia takut apalagi Rey semakin berani padanya.
'menjaga apanya?dia itu mesum'

"Rey,tantee titip Rara ya! jagain dia jangan sampe pergi kemana-mana."
"iyaa Tante,pasti Rey bakalan jagain Rara,iya kan Ra?"
Rey tersenyum kecut menatap gadis yang saat ini sedang cemberut.
"Baiklah,Tante akan berangkat sekarang. Ra,jangan lupa minta mbok Arsi memasak di rumah saat mama tak ada di rumah ya!"

Rara mengangguk,percuma saja dia merengek,Risa tetap akan pergi menemani Bram menyelesaikan pekerjaannya.

Sepupu MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang