Selama pembicaraan mereka,ternyata Arka bersama teman-temannya yang lain tengah memperhatikan interaksi Rara dan juga Ibel dari sudut kantin.
"cewe mana yang lagi lo deketin Ar?" tanya Dion yang tak lain adalah sahabat dekat Arka.
"tuh,cewek yang make jepitan rambut pink,Rara"
"eh Rara,gue kira Ibel"
"kagak lah,gak kira-kira lo,mana doyan gue sama cewek mulut ember kaya dia,ngeri"
"Rara tuh deket banget sama si Sherfan,kayanya lo harus hati-hati Ar!"
"gue gak takut sama Sherfan!"
"ck,gue tau. Tapi lo tau sendirilah Sherfan gimana? dia yang megang kuasa di sekolahan kita,anak-anak sini juga nurut banget lagi sama tu bocah!"
"hmm"
Arka tak lagi menanggapi ocehan sahabatnya,ia lebih memilih untuk diam sambil memandangi gadis cantik yang akhir-akhir ini selalu mengganggu pikirannya.Sherfan baru saja hendak ke kelas Rara,ia berniat untuk mengajak gadis itu pulang bersama. Namun langkahnya harus terhenti ketika melihat Arka sudah berada disana terlebih dahulu.
"ngapain lo?" tanyanya sinis,ia sama sekali tak menyukai Arka. Bukan tanpa alasan,tapi memang sebelum mereka menjadi musuh seperti sekarang,keduanya pernah berteman dengan sangat baik.
"nungguin Rara pulang!" jawabnya santai,menatap Sherfan dengan tatapan meremehkannya.
"nggak usah,di depan udah ada bang Rey lagi nungguin dia,mending lo pergi!"
"punya hak apa nyuruh-nyuruh?"Rara dan Ibel keluar dari kelas karna memang jam pelajaran sudah berakhir. Keduanya saling menatap ketika melihat sherfan dan Arka tengah berdebat saat ini,bahkan siswa-siswi lain juga tengah memperhatikan,hanya saja mereka tak berani untuk melerai pertengkaran keduanya.
"Ada apasih ini,kenapa ribut-ribut malu diliat orang lain fan" Rara menatap sherfan dan Arka bergantian.
"Ra,bang Rey udah di depan nungguin mending pulang sekarang!" tegas Sherfan.
"loh udah dateng buat jemput?"
Sherfan mengangguk pelan "Bel? aku" Belum sempat melanjutkan ucapannya,Ibel sudah lebih dulu memotong kalimatnya.
"gapapa Ra,kamu pulang aja sama kak Rey,aku mau ngurusin sherfan sama Arka dulu!"Rara melangkah pergi meninggalkan mereka,saat ini hanya ada ibel,sherfan dan juga Arka.
"Bisa gak sih gausah ribut-ribut kalian tuh udah dewasa"
"Pacar lo nih gajelas,tiba-tiba ngajak ribut gue."
"udah Arka,stop!!!"
Arka mendelik malas ia lebih memilih meninggalkan sherfan dan juga Ibel.Saat ini sherfan sudah benar-benar emosi,jika disini tak ada ibel entah apa yang akan ia lakukan pada Arka.
Ibel menggenggam kepalan tangan Sherfan,ia mengelusnya pelan mencoba menenangkan pria di hadapannya yang kini tengah menahan emosi.
"udah gausah berantem sama Arka lagi fan!"
Sherfan mengalihkan tatapannya pada Ibel dan mengangguk pelan. "ayo aku anterin pulang!"
Ibel mengangguk dan menyetujui ajakan sherfan.Selama perjalanan nampak tatapan sherfan masih sama saja,tatapan kekesalan itu begitu terasa. Ibel memejamkan matanya dan memeluknya erat. Kebiasaanya tersebut sering dilakukan ketika mereka berdua masih berpacaran, bagaimanapun alasannya sebenarnya untuk saat ini pun Ibel memang masih merasakan hal yang sama dengan sherfan,cinta itu masih sama namun untuk kembali ke pelukannya lagi entah kenapa ia masih belum siap,perasaanya selalu ragu dan dihantui rasa takut.
"Mau mampir makan dulu?" tanya sherfan pelan menyentuh tangan Ibel dan sesekali mengelusnya. "eum,boleh"
Sherfan memakirkan motornya di depan rumah makan,tempat keduanya biasa makan saat masih berpacaran dulu.
"Kenapa diem? katanya mau makan?"
"iya,ayo"Perasaan Ibel semakin tak menentu untuk saat ini,sebenarnya kenapa sherfan membawanya ke tempat makan ini. Jelas-jelas terlalu banyak kenangan disini. Setelah selesai makan sherfan beranjak dari tempat duduknya dan kini duduk di sebelah gadis itu.
"bel,kita gabisa kaya gini terus.." ucapnya dengan tatapan yang begitu sendu,ia paham saat ini pastinya sherfan sangat merindukan dirinya begitupun sebaliknya.
"Fan,aku emang gabisa!"
"Aku tauu!! tapi kenapa kamu nutup diri gini sih bel? kamu gak pernah ngasih aku kesempatan buat ngomong!"
Ibel berdiri ia hendak meninggalkan Sherfan namun dengan cepat ia menarik gadis ituke dalam pelukannya.
"plis sayang,dengerin aku! kali ini aja!"
Merasa Ibel sudah tenang ia kembali duduk dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi hingga menyebabkan hubungan keduanya berakhir.Flashback
Pagi itu cuaca begitu mendung,awan hitam sudah menggantung hendak menjatuhkan isinya. Gadis dengan senyuman manisnya itu melangkahkan kakinya menuju halaman rumah.Namun langkahnya harus terhenti ketika melihat pemandangan di depannya saat ini,Ibel menjatuhkan kotak makanan yang ada di genggamnya. Membuat kedua manusia yang tengah berpelukan itu menatap ke arah dirinya,air mata itu sudah mengalir deras begitu saja,ia mengepalkan tangan karena kecewa.
"a-apa yang kamu lakukan fan?" ucapnya dengan nada bergetar.Sherfan menoleh dan menghampiri Ibel berusaha untuk menjelaskan bahwa apa yang ia lihat tidak seperti itu.
"sayang,ini gak seperti yang kamu liat,dengerin aku!"
"kita putus fan" lirihnya pelan,matanya semakin sembab karna terus menangis.
Sherfan terdiam mendengar apa yang di katakan oleh Ibel.
"kenapa segampang itu bel?" ucapan sherfan membuat Ibel terkekeh pelan,bagaimana bisa kalimat seperti itu keluar dari mulutnya setelah ia menyaksikan sherfan tengah berpelukan dengan perempuan lain.'Brengsek'
"kamu yang kenapa fan,kenapa kamu ngelakuin itu sama perempuan tadi? dan kamu membalikan semuanya seakan salah aku?"
"M-maap,aku ga bermaksud buat peluk Sherfan" ucap gadis itu tiba-tiba membuat Ibel tertawa hambar dan menunjuk wajahnya emosi "diam kamu jalang"
"Ibel,apa-apaan kamu hah?" Kali ini Sherfan yang membentaknya,membuat Ibel tersenyum getir.
Gadis itu berteriak histeris,ia melepaskan genggaman tangan Sherfan dan pergi meninggalkannya.
Sejak kejadian itu ia sama sekali tak menginginkan apapun penjelasan dari sherfan,ia tak mau rasa traumanya kembali kala melihat nya berselingkuh.
Flashback off"Dia Dinda pacarnya Arka,saat itu dia lagi hamil bel. Dia dateng kerumah minta tolong sama aku buat cari Arka,karna dia gamau tanggung jawab soal kehamilannya"
Ibel tetap diam sama sekali tak bergeming dengan apa yang dikatakan oleh sherfan.Tatapannya berubah menjadi sendu,ia menatap sherfan.
"jadi? maksud kamu,perempuan itu hamil karna Arka?"
Sherfan mengangguk,dari raut wajahnya ada rasa kekecewaan,Ibel bisa menyadari itu karna Arka adalah sahabat dekatnya.
"Aku yakin,kamu ga akan percaya sama apa yang aku bilang,tapi aku bisa buktiin ke kamu! ayo ikut aku" Sherfan beranjak dari kursi,namun belum sempat melangkah Ibel sudah menggenggam tangannya,dan menyuruh sherfan untuk duduk kembali."aku gak butuh semua penjelasan kamu ini fan,kita udah gaada hubungan apapun"
"bel..."
"fan,kamu bisa cari perempuan yang lebih baik dari aku,kamu harus buka hati,kamu gabisa gini terus."
Sherfan terdiam,ia tersenyum dan mengajak Ibel pulang namun tawarannya itu ditolak,ia lebih memilih untuk pulang sendiri.Ada rasa sakit di hatinya ketika mendengar apa yang di katakan oleh Ibel,apa ia sudah tak mencintainya lagi? semua pertanyaan itu kian muncul di benaknya semakin membuat ia lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu Mesum
Novela JuvenilWarning! Cerita ini mengandung beberapa adegan 18+ Harap bijak dalam membaca ya guys!! Cinta memang selalu menyakitkan bukan?? tidak selamanya selalu di isi dengan kebahagiaan. Rara,gadis berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu,mencintai...