Semenjak kembali ke rumah setelah menjenguk Sherfan,Rara belum juga bertemu dengan Rey. Entah kemana pria itu,tetapi ia tak melihatnya di rumah. Hanya ada Arion yang tengah bermain ponsel di pendopo.
"Kak Arion"
Arion menoleh saat Rara sudah berdiri di hadapannya.
"Ada apa Ra? mau deketin gue,jangan deh nanti si Rey ngamuk" Rara menghembuskan napas kasar dan ikut duduk di sebelah Arion "Kak Rey kemana?"
"lah? Bukannya tadi dia nganterin makanan ke rumah siapa ya tadi,ada kamu juga kan disana. Masa gak liat dia"
"Tadi emang kak Rey ke rumah Sherfan,tapi kan sekarang udah mau sore kak. Aku juga udah pulang daritadi,terus kak Rey kemana? di rumah juga gak ada"
"Nanti juga dia pulang,gak usah khawatir gitu. Rey udah besar dia bukan anak kecil yang harus di cari" Rara mengangguk pelan dan masuk kembali ke dalam rumah.Alarm berbunyi dengan keras,menandakan pagi telah tiba. Rara mengerjapkan matanya berkali-kali,melihat ke sisi ranjang dan tak menemukan Rey ada disana.
"Kemana kak Rey? tumben nggak tidur disini" gumamnya pelan beranjak dari ranjang,Rara mengikat rambutnya asal. Ia melangkah keluar dari kamar,dan menatap pintu kamar Rey yang masih tertutup rapat."Mamaaaa" Rara berteriak keras saat sudah berada di dapur,tetapi langkahnya berhenti saat melihat Rey bersama dengan Arion tengah memasak. Kedua pria itupun menoleh pada Rara yang masih berdiri di ambang pintu,namun Arion segera membuang wajahnya dan kembali pokus pada masakan yang tengah ia buat.
Sedangkan Rey ia menghentikan aktivitasnya dan berjalan mendekat ke arah Rara,tanpa mengucapkan sepatah katapun ia langsung menggendong tubuh kecil gadis itu dan membawanya kembali ke dalam kamar. "agh,turunin aku"
Setelah sampai di kamar,Rey menjatuhkan tubuh Rara begitu saja lalu duduk di kursi yang berada di dekat ranjang. Tatapan tajam itu menelisik seluruh tubuh milik Rara,sedangkan gadis itu ia hanya diam enggan bertanya pada Rey.
"Kamu tau apa kesalahan kamu,hari ini dan kemarin?"
Rara menoleh pada Rey dan menghampiri pria itu,namun belum sempat ia duduk di kursi,Rey sudah lebih dulu merengkuhnya,berakhir ia duduk di pangkuan Rey.
"A-apa kesalahan Rara?"
"Lihat dirimu sekarang,gadis nakal!"Rara melihat dirinya sendiri,seketika mulutnya menganga saat menyadari dirinya hanya memakai piyama tipis bahkan menampilkan pakaian dalamnya yang berwarna merah. 'Bodoh' Kalimat itu melintas dipikirannya saat ia sudah menyadari kesalahan pertamanya di pagi ini yang membuat Rey kesal.
"Kamu lupa? di rumah ini bukan hanya ada aku,ada Arion juga. Jaga penampilanmu mulai sekarang"
Rara mengangguk pelan ia tersenyum semanis mungkin,berharap Rey tidak menghukum dirinya. "Aku masih bisa memaapkan kesalahan kamu pagi ini,tapi untuk kesalahan kemarin..Jangan harap!!"
"T-tunggu dulu kak Rey,aku nggak ngerti. Apa kesalahan Rara kemarin? bisa kakak jelaskan?"
Pria itu hanya menyunggingkan senyumnya,enggan menjawab pertanyaan dari Rara. Ia membawa tubuh gadis kecil itu ke ranjang dan menjatuhkannya begitu saja.
"awwh,sakit kakh"Belum sempat mengaduh panjang atas apa yang sudah Rey lakukan pada dirinya,Rara harus dibuat terkejut lagi saat melihat Rey membuka ikat pinggangnya tepat di hadapan wajahnya. "A-apa yang mau kakak lakuk..mmph"
Rara tak bisa melanjutkan ucapannya saat Rey sudah lebih dulu memasukkan miliknya pada mulut gadis itu.
"Lakukan dengan baik Rara,agh" Ia memaju mundurkan miliknya agar seirama dengan gerakan mulut gadis itu.
"Ck,yang benar!" Rey kembali berucap saat Rara tak sengaja menggigit kecil miliknya. Bukan tanpa sengaja,jelas sekali gadis itu melakukannya agar Rey menghentikan aktivitas panas tersebut."agh,uhuk uhuk" Rey melepaskan miliknya saat ia sudah merasakan pelepasan,ia menatap wajah Rara yang saat ini sudah memerah padam. Mulutnya sudah penuh dengan cairan berwarna putih,begitupun dengan pakaiannya yang sudah berantakan akibat Rey yang menjamahnya saat ia tengah melakukan hal tersebut.
"kenapa kakak jahat?" Rara berteriak keras tepat di hadapan wajah Rey yang saat ini tengah menghisap rokok dan menatap gadis itu nyalang. "jahat?" Rey mencengkram kuat bahu Rara dan menatap tajam padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu Mesum
Teen FictionWarning! Cerita ini mengandung beberapa adegan 18+ Harap bijak dalam membaca ya guys!! Cinta memang selalu menyakitkan bukan?? tidak selamanya selalu di isi dengan kebahagiaan. Rara,gadis berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu,mencintai...