Rey merebahkan tubuh mungil Rara di ranjang ia melepas pakaian yang di kenakan nya,membiarkan tubuh kekar dan miliknya terlihat jelas di hadapan Gadis itu. Rara membulatkan matanya dengan sempurna,ia menelan saliva ketika memperhatikannya.
"kenapa hm?" Rey menyadari tatapan Rara hanya pokus pada miliknya saat ini,raut wajahnya juga terlihat tegang dan juga takut.
"ini terlalu besar kak Rey,apa bisa masuk?Rara takut" Rey tertawa pelan dan menarik tangan gadis itu agar menyentuhnya.
"aghh" lenguhan itu terdengar ketika tangan mungil itu perlahan menyentuhnya.'sial,ternyata rasanya begitu nikmat'
"ayo sayang,kita bermain-main dulu sebentar,sebelum merasakan ken!kmatan yang sesungguhnya!" Rara diam dan gugup,ia tak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya.
"aghhhh" Rey mendesah tiba-tiba,ia sedikit terkejut ketika melihat Rara menguIum miliknya,membuat ia merasakan kenikmatan yang luar biasa.
"lebih cepat sayang aghs." Rey sedikit menekan kepala gadis itu agar bermain dengan tempo cepat "aghhhsh." Napasnya benar-benar memburu dengan permainan baru yang di ciptakan oleh gadis kecil itu.Rey menatap wajah Rara dengan senyuman manisnya,gadis itu berhasil membuat dirinya merasakan pelepasan untuk yang pertama kalinya.
"Thank you,honey." ucap Rey sambil mengecup pipi gadisnya.
"kau bermain dengan lihai,walaupun sedikit amatir,aku menikmatinya"
Pipi gadis itu sudah bersemu merah,ia malu sekarang. Memalukan,pikirnya. Bukankah tadi ia mengatakan tak bisa melakukan hal seperti itu,tapi mengapa dirinya malah menjadi liar dan bisa melakukannya.'kak Rey bisa membuatku gila jika terus seperti ini'
"aku ingat,pernah melihat nya di handphone milik ibel" Rey menggelengkan kepalanya dan mencubit hidung Rara "kau nakal."
Rara tertawa dan hendak membasuh wajahnya ke dalam kamar mandi,namun belum sempat bangun Rey sudah menarik tubuh kecil Rara dan membawanya kedalam pelukan. Perlahan piyama gadis itu terlepas,Rey melemparnya ke sembarang arah. Ia segera memainkan kedua gundukan buk!t yang masih tertutup bra hitam tersebut,Rey memperhatikan tubuh gadis kecilnya,ia melihat beberapa tanda kepemilikan yang masih ada membuat Rey tersenyum bangga."aghh." lenguhan itu lolos begitu saja ketika merasakan Rey mulai menggerayangi tubuhnya semakin menurun. Rara bingung,dia tak ingin melanjutkan kesalahan ini tetapi entah mengapa tubuhnya seakan menerima semua sentuhan yang di berikan oleh Rey.
"kak" Rara dengan susah payah mendorong tubuh Rey,membuat pria itu sedikit kesal. "ada apa hm?"
"ini perbuatan salah,aku tak ingin melanjutkannya" Ia menarik selimut yang tergeletak di lantai dan menutupi tubuh polosnya."tapi ra.."
"aku mohon kak,perbuatan kita salah. kita sepupu,seharusnya kita tak melakukan hal seperti ini kan?"
"kamu juga menikmatinya ra"
"Karena itu kita harus berhenti,sebelum semuanya lebih jauh lagi kak,aku mohon"Rey tersenyum kecut,ia kembali memakai pakaiannya dan berjalan keluar dari kamar tanpa berucap sepatah katapun,mungkin ia kecewa karna gagal melakukannya,tetapi ia juga sadar bahwa yang saat ini ia lakukan memang tidak benar.
'aku tak peduli,persetan dengan hubungan sepupu. Aku mencintainya,dia milikku! hanya milikku'Rara menatap dirinya di depan cermin,tubuhnya penuh dengan kepemilikan yang dibuat oleh Rey. Ia menangis,menyesali apa yang sudah dilakukan olehnya bersama dengan Rey. "astaga,kamu bodoh sekali Ra! mengapa mau saja di perlakukan seperti ini"
Rara benar-benar merasa bodoh,ia menangis semalaman memikirkan nasibnya. Sampai tak terasa waktu sudah pagi,maka selama itu juga ia terjaga dan merenungi kesalahannya. Samar ia mendengar teriakan Bram memanggilnya,Rara yang baru saja berpakaian hendak bersekolah itu langsung keluar kamar dan menemui sang ayah.
"Sudah siap untuk berangkat sekolah?" tanya Bram dengan senyuman manis menatap lekat wajah putrinya.
"iya ayah,tapi Rara gak sarapan ya langsung berangkat aja! aku udah kesiangan"
"ya sudah,kalo gitu biar Rey yang mengantarkan ya,ayah ingin mengantarkan Rara sekolah,tapi ayah harus segera pergi ke pasar nak?"
"Aku berangkat sama Ibel aja kalo gitu!"
"Ibel berangkat sama Sherfan,tadi ayah liat"
"ko tumben?"
"udah berangkat sama Rey saja!"Rara mengangguk dan berpamitan kepada kedua orangtuanya. Selama di perjalanan menuju sekolah Rara nampak sama sekali tak berbicara ia lebih memilih diam. Begitupun dengan Rey,ia terlihat datar dan dingin seolah tak terjadi apa-apa.
"Maap untuk semalam!" ucap Rey membuka suara terlebih dahulu setelah lama berdiam diri,ia merasa bersalah karna sudah mencoba melakukan hal gila tersebut kepada Rara.
"ya,aku juga minta maap. Minta maap karena terlalu murahan,mau saja di perlakukan seperti itu oleh kakak"
Rey sedikit meringis ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut Rara.
"hei jangan bicara seperti itu lagi oke? aku sungguh minta maap,kakak tak akan mengulanginya lagi"Rara memilih bungkam,tak menjawab apapun ucapan permintaan maap dari Rey. Entahlah,yang jelas hatinya tengah bingung saat ini,bingung dengan perasaannya sendiri. Rey memberikan kotak makanan kepada Rara,ia mengelus rambut gadisnya pelan.
"makan ya,tadi Tante Risa nyuruh kakak buat bawain bekal makanan kamu"
"iya"
Rey mengangguk,mengecup dahi Rara sedikit lama,setelah itu berpamitan untuk kembali ke rumah.
'padahal niatnya mau marah,tapi kalo sikap dia kaya gitu mana bisa aku marah,ck lemah banget si ra'Sementara itu Ibel dari kejauhan memperhatikan Rara dengan Rey,ia menatap lekat interaksi keduanya sampai akhirnya pria itu berpamitan untuk pergi. Ia merasa ada yang aneh dengan Rara dan Rey,keduanya terlihat seperti bukan sepupu,melainkan seperti sepasang kekasih apalagi sikap Rey pagi ini yang terlihat begitu manis.
"bang Rey sama Rara itu cocok!" ucap Sherfan yang tiba-tiba saja muncul dan berdiri di samping gadis itu.
"kamu apa-apaansih,ngagetin aja tiba-tiba muncul,terus apa tadi? siapa yang cocok?"
"kan kenyataan nya gitu bel,Bang Rey sama si Rara cocok,ya minusnya mereka sepupu aja sih"
"ck,udah sana,ganggu aja!"
"di gangguin lah,diajak balikan juga kamu gamau kan?"
"Sherfan"Sherfan memilih pergi ketika melihat Ibel sudah benar-benar emosi,terlihat sekali dari raut wajahnya yang menahan amarah. Setelah jam istirahat berbunyi,Ibel dan Rara memilih untuk makan siang bersama di kantin sekolah.
"Ra,aku tadi lihat kamu di anterin sama kak Rey?"
"ah iya,ayah nyuruh aku buat pergi sekolah sama kak Rey"
"Ra,apa ini perasaan aku aja,kamu sama kak Rey tuh kaya sepasang kekasih,bukan sepupu?"Rara mengalihkan tatapannya pada Ibel,ia meneguk ludahnya sendiri,bingung hendak menjawab apa.
"atau,kamu sebenernya suka ya sama kak Rey? plis dong Ra,jangan sampe suka! aku udah cinta banget sama kak Rey" Rara menghembuskan napas kasar,hubungannya dengan Rey begitu rumit saat ini,mau dibilang sepupu tapi kelakuan mereka berdua seperti sepasang kekasih."Aku emang berangkat sama kak Rey,tapi bukan berarti aku suka sama dia bel!" jawab Rara menenangkan Ibel,membuat perasaan khawatir gadis itu menghilang.
"Yaudah,kalo bukan kak Rey yang kamu suka,terus siapa?"
"eum gatau sih!"
"jangan bilang itu Arka!" ucap Ibel membuat beberapa siswi lain yang tengah makan di kantin menoleh ke arah meja makan mereka berdua,membuat Rara sedikit kikuk melihat tatapan tajam dari perempuan yang sudah pasti adalah penggemarnya Arka."jangan kenceng-kenceng dong bel,malu!"
"haha iya-iya,maap"
"tapi bener kamu suka sama Arka Ra?"
"aku gatau bel,aku ngerasa biasa aja sama Arka" jawabnya lagi jujur.
"iya sih,perasaan kan gabisa dateng secepat itu."
'bisa,buktinya sekarang aku malah jatuh cinta sama kak Rey'
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu Mesum
Teen FictionWarning! Cerita ini mengandung beberapa adegan 18+ Harap bijak dalam membaca ya guys!! Cinta memang selalu menyakitkan bukan?? tidak selamanya selalu di isi dengan kebahagiaan. Rara,gadis berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu,mencintai...