Sinar matahari pagi menyinari kamar Rara. Gadis itu menguap dan meregangkan tubuhnya,ia mencoba mengusir kantuk yang masih menempel. Hari ini adalah hari yang penting. Ia harus menyampaikan keputusannya pada Rita. Semalam,seluruh keluarga Atmaja berkumpul,mereka membahas tentang Rara yang akan melanjutkan pendidikannya di kota,bersama dengan keempat anak-anak dari pamannya,yaitu Gio.
Setelah sarapan bersama,Rara mengajak Rita ke taman belakang. Mereka duduk di bawah pohon mangga kesayangan mendiang sang nenek. "Tan,aku udah pikirin masalah semalem" ujar Rara memulai pembicaraan. "Aku ingin tetap sekolah di desa." Lanjutnya lagi. Wajah Rita berubah. "Tapi,Sayang,sekolah di sini akan memberikan kamu banyak kesempatan. Kamu bisa bertemu dengan teman-teman baru,mendapatkan pendidikan yang lebih baik,dan..."
Rara memotong ucapan Rita. "Aku tahu,Tan. Tapi,aku merasa lebih nyaman di desa. Aku udah punya banyak teman di sana,dan aku suka suasana pedesaan. Selain itu,aku juga bisa melepaskan rasa rinduku pada Ayah dan juga mama"Rita menghela napas panjang. Ia tahu betapa sulitnya bagi Rara untuk meninggalkan zona nyamannya. Namun,ia juga tidak ingin Rara ketinggalan kesempatan. "Tapi,bagaimana dengan masa depanmu?" tanya Rita.
"Aku akan tetap belajar keras,Tan. Aku berjanji akan membuat Tante bangga."
Setelah berdebat cukup lama,akhirnya Rita mengalah. "Baiklah,kalau itu yang kamu inginkan. Tapi,kamu harus berjanji akan kuliah di kota dan tinggal di sini."
Rara tersenyum tipis,ia menganggukan kepalanya,menyetujui tawaran dari wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu.Keputusan Rara untuk tetap melanjutkan sekolah di desa membuat keluarga besar Atmaja terkejut. Ferdian tampak kecewa, begitu juga dengan Gio dan istrinya. Mereka merasa bahwa Rara menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan.
"Bagaimana bisa kamu menolak tawaran yang sangat bagus ini?" tanya Ferdian dengan nada tinggi. "Seharusnya kamu menjadi gadis yang penurut,bukan pembangkang seperti ayahmu!!" Ferdian kembali berucap,ia menatap tajam kearah Rara,tak mempedulikan tatapan sendu dari gadis itu.Rara memilih diam,meskipun hatinya terasa berdenyut nyeri dengan ucapan sang kakek,tetapi ia tak membalas ucapan pria itu.
"Rara,kamu harus mengerti. Sekolah di kota akan membuka banyak pintu bagimu" tambah Mira,istri Gio. Wanita dengan paras cantik itu berucap lembut.
"Aku tahu," jawab Rara pelan. "Tapi,aku lebih suka berada di desa. Kalian tak perlu mengkhawatirkan aku,aku bersama dengan mbok Arsi,dia bisa menjagaku!" Rara tak lagi berucap,gadis itu berlari ke kamarnya,mengurung diri disana.Rey yang saat itu baru saja kembali dari kantornya langsung memijat pelipis,mendengar perdebatan panjang dari keluarganya membuatnya semakin bertambah lelah. "Ada apa lagi? kenapa masalah di Mension ini seakan tak ada habisnya?" Ia berucap tegas,menatap kearah sang kakek dan juga keluarga lainnya.
"Rey,kamu ini jangan jadi cucu pembangkang yang berani melawan kakek!"
"Aku tak melawan kakek,hanya saja kakek tak perlu berbicara dengan nada setinggi itu terhadap Rara. Biarkan dia memutuskan apapun untuk hidupnya,itu lebih baik. Apa kakek tak kasian? Dia tak pernah mendapatkan kasih sayang dari kakek selama ini. Aku juga masih tak mengerti,apa alasan kakek membenci paman dan juga Tante Risa"
Rey menghentikan ucapannya,ia berjalan ke kamarnya,mengistirahatkan tubuh yang terasa lelah setelah seharian bekerja.****
Sinar mentari pagi menyinari kamar mewah yang saat ini ditempati oleh Rara. Cahaya hangat itu menembus celah tirai, membangunkannya dari mimpi. Hari ini adalah hari yang sangat dinantikan. Gadis cantik itu akan kembali ke desa,ke tempat di mana ia tumbuh besar,tempat dengan segala kenangannya bersama dengan Bram dan juga Risa,kedua orangtuanya. Dengan semangat yang membara,Rara segera beranjak dari tempat tidur. Ia bergegas mandi dan berpakaian rapih,mengenakan dress berwarna peach dan juga rambut yang digerai indah,tak lupa makeup tipis ia kenakan,membuat kecantikannya semakin terlihat jelas. Hari ini,ia ingin tampil sebaik mungkin di hadapan orang-orang yang sudah menyemangatinya dari keterpurukan,Rara ingin menjadi gadis ceria seperti dulu lagi,ia akan mencoba bangkit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu Mesum
Teen FictionWarning! Cerita ini mengandung beberapa adegan 18+ Harap bijak dalam membaca ya guys!! Cinta memang selalu menyakitkan bukan?? tidak selamanya selalu di isi dengan kebahagiaan. Rara,gadis berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu,mencintai...