Part 24 Perasaan apa ini?

517 2 0
                                    

Setelah mengobrol lama dan sesekali bercanda dengan Arka,akhirnya Rara terlelap tidur di samping pria itu. Arka sendiri hanya memperhatikan wajah damai Rara,sesekali ia akan mengelus pipinya pelan.

"Eunghhh.."
Rara membuka matanya perlahan,menatap wajah tampan Arka yang begitu dekat dengan dirinya,tangan pria itu bahkan masih mengelus pipinya.
"Aku gangguin kamu tidur ya? Maap"
Baru saja hendak menjauhkan tangannya agar tak mengelus pipi Rara lagi,tapi gadis itu dengan segera menarik tangan Arka.
"It's oke,aku nyaman kok Ar"

Mendengar hal itu tentu saja membuat Arka senang,ia Menangkup kedua pipi Rara. Menatap wajah sendu itu dengan tatapan gairahnya,ia sudah mencoba untuk menahan,namun pada akhirnya ia tetap kalah.

Rara tersentak kaget saat tiba-tiba saja Arka hendak mencium dirinya,ia bahkan tak sengaja mendorong tubuh pria itu hingga jatuh tersungkur ke lantai.
"Astaga,Arkaa"
Dengan segera ia membantu Arka kembali duduk di kursi,ia juga meminta maap karena tak sengaja mendorong tubuhnya. Meskipun demikian,Arka tak marah kepada Rara,pria itu malah tersenyum dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Selain itu,Arka juga meminta maap atas apa yang hendak ia lakukan.
"Aku minta maap Ra,aku gak bermaksud buat gitu.."
Rara mengangguk pelan,sesekali melihat pinggang Arka yang sepertinya memar.

Sementara itu di tempat lain,Sherfan berjalan pelan masuk ke dalam rumah besar milik keluarga Bram. Ia tau bahwa kedua orang tua gadis itu tak ada di rumah,karena itulah ia memutuskan untuk menginap disana setiap malamnya.
Sherfan berkali-kali mengetuk pintu kamar Rara,tetapi tak kunjung dibuka juga,membuat ia langsung membuka paksa pintu kamar tersebut.
"Hah? kosong,kemana dia? aishh"

Terpogoh-pogoh ia keluar dari rumah,mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Teriakan sang ibu yang memanggilnyapun,tak ia pedulikan,memilih untuk segera pergi dan mencari Rara. Beberapa tempat sudah ia datangi,tetapi hasilnya tetap nihil,Rara tak ada disana. Hal itu tentu saja membuat ia khawatir,pikirannya gusar memikirkan kondisi sahabat kecilnya itu.

"Hai,kak Sherfan?"
Sherfan menoleh dan mendapati seorang gadis tiba-tiba saja duduk di sebelahnya,menatap dirinya dengan tatapan aneh yang membuat Sherfan mendelik malas.
"Ada apa?" tanyanya ketus.
"Ck,cuek banget sih! Ngapain disini sendirian,mau Ashley temenin?" Perempuan bernama Ashley itu semakin merapatkan tubuhnya dengan Sherfan,membuat pria itu langsung terbangun dari duduknya.
"Nyari Rara,gak usah ganggu gue!"
Ashley mengerucutkan bibirnya,tetapi dengan segera ia merubah ekspresi wajahnya.

"Kamu ngapain nyari Rara? mungkin dia lagi seneng-seneng sekarang"
"Kenapa lo bilang gitu?"
"Duduk dulu sini,jangan ngobrol sambil berdiri gitu dong."
Sherfan menghembuskan napasnya kasar,ia dengan terpaksa kembali duduk di sebelah Ashley,membuat perempuan itu kembali merapatkan tubuhnya begitu dekat dengan Sherfan,sampai tak ada jarak di antara keduanya.

"Buruan dong Ashley,apa yang lo tau?"
"Iya-iya,sabar dong. Baru juga kamu duduk!"
"Heuh,lama! Gue pergi nih"
"Ck,iya. Jadi tadi sore tuh aku liat Rara pergi ke villa yang ada di puncak sama Tuan muda Arka" Ashley terlihat cengengesan saat menceritakan tentang Rara,pemikiran gadis itu berkelana jauh memikirkan hal-hal aneh yang akan terjadi pada Rara dan juga Arka selama di villa.

Sherfan menendang kursi taman tersebut dengan keras,ia menatap Ashley tajam lalu pergi meninggalkannya begitu saja.
"Ish,Sherfan kenapa sih? huh,apa aku kurang seksi ya buat dia? aneh,selalu Ibel yang dilirik,padahal aku lebih cantik" Ashley menggerutu pelan,sesekali akan melirik kearah punggung Sherfan yang mulai tak terlihat,sebab mengendarai motornya dengan kecepatan penuh.

Sherfan tertegun untuk beberapa saat ketika melihat pemandangan aneh di hadapannya,Rara terlihat duduk di sebelah Arka. Tetapi bukan hal tersebut yang membuat ia merasa aneh,tetapi posisi Rara yang tengah menunduk dan sesekali memaju mundurkan kepalanya.

Sepupu MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang