Part 8 Hal Gila

2.7K 10 0
                                    

Rara melepaskan pelukan Rey,dan berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci muka. Ia mengikat rambutnya asal dan mengganti pakaian dengan daster tipis berwarna putih.

Rey mengerjapkan matanya pelan melihat ke arah samping. "Agh,kemana dia?" gumamnya pelan,berjalan kearah dapur berniat untuk mengambil minum. Namun,langkahnya terhenti ketika melihat Rara sudah terlebih dahulu berada di dapur,berkutat dengan bahan-bahan masakan yang saat ini tengah ia buat. Rey memperhatikannya dari kejauhan,lekuk tubuh gadis itu benar-benar terpampang jelas di hadapan Rey,apalagi kini Rara hanya mengenakan daster berwarna putih tipis.
"sial,dia membuat gairahku semakin bertambah."

Rey mendekati Rara dan memeluknya dari belakang,ia menaruh dagu nya di bahu gadis itu sehingga bisa menghirup aroma tubuh Rara yang akhir-akhir ini begitu candu baginya.
"Kenapa bangun? kalo masih ngantuk tidur aja nanti Rara bangunin lagi buat sarapan!" ucap Rara terus mengaduk masakan yang kini ia buat.

Rey menggelengkan kepalanya dan tetap memeluk Rara,sesekali ia mencium leher jenjang gadis itu membuat Rara jadi tak fokus memasak,hembusan napasnya begitu terasa di telinga.
"kenapa gak nyuruh mbok aja yang masak?" Rey melepaskan pelukannya dan duduk di kursi memperhatikan Rara yang kini sedang menyiapkan makanan untuk dirinya.
"aku semalem nyuruh mbok buat gak masak,lagipula kan ini hari libur bisalah aku masak,daripada gak ada kerjaan kan?" Rey hanya mengangguk saja mendengarkan penjelasan Rara dan langsung melahap makanannya.

"Nasi gorengnya masih ada gak?" tanya Rey melihat ke arah Rara yang belum menghabiskan makanannya.
"udah gak ada,kan Rara cuma bikin sedikit doang. Kak Rey masih laper?"
Rey mengangguk pelan,membuat Rara sedikit terkekeh mendengarnya. Untuk pertama kalinya ia meminta makanan lagi,namun tawanya terhenti ketika mengingat semalam ia meninggalkan Rey bermain dengan Arka dan tak sempat memasak,membuat Rara sedikit merasa bersalah.

Ia beranjak dari duduknya hendak memasak lagi,namun tangannya di genggam erat oleh Rey.
"gausah masak lagi,temenin aku tidur aja!"
"Tapikan udah siang kak Rey."
Rey memanyunkan bibirnya sebal dan pergi meninggalkan Rara,namun sebelum itu ia sempat melirik gadis itu sekilas. "apa liat-liat?" tanya Rara penuh selidik
"gak!" jawabnya ketus,berjalan menuju kamarnya.

Sore hari Rara tengah bersantai sambil menikmati secangkir teh di ruang keluarga,ia melihat televisi acara drama korea kesukaannya. Tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan sosok Rey yang baru saja bangun.
"Baru bangun?"
"udah daritadi kok,cuma tadi mandi dulu."
"yaudah"

Rey mendekati Rara dan merebahkan tubuhnya di kursi menjadikan paha gadis itu sebagai bantal.
"Loh? kenapa tidur-tiduran lagi?"
"Jalan-jalan yu?"
Rara terdiam sejenak,sebenarnya ia sangat malas untuk keluar rumah namun ia juga tak bisa menolak ajakan Rey.

"Kak Rey tuh gajelas! ngajak jalan tapi malah bawa nya ke kebun teh gini." ucap Rara dengan suara yang memekik kan telinga,Rey yang mendengarnya sampai menutup kedua telinganya ada rasa kesal dan juga senang melihat gadis di hadapannya itu kini tengah merajuk,terlihat dari bibirnya yang terus saja cemberut.
"Kamu gak suka di ajak kesini?"
"aku udah sering kesini kak Rey,gaada juga orang-orang desa yang mau jalan-jalan sore kesini karna ini kan kebun teh! gimana sih"
"tapi kalo dipikir-pikir tempat kebun teh ini tuh adem banget Ra,aku di kota gapernah liat ginian."

Rara mencebikan bibirnya dan duduk di kursi yang terletak di bawah pohon tak jauh dari tempat Rey berdiri,ia menopang dagu nya dengan kedua tangan menatap Rey yang sedang memperhatikan kebun teh tersebut. Hatinya sedikit menghangat melihat pemandangan dimana ketika Rey terlihat tersenyum lebar menatap matahari yang sudah mulai tenggelam.
Langkah nya sedikit mendekat ke arah Rey dan berdiri di sampingnya ikut menatap senja.

"Kenapa kak Rey suka sama senja?"
"aku bertemu dengan perempuan yang juga menyukai senja,dulu aku tak tau apa istimewanya senja,namun setelah di lihat-lihat ternyata begitu indah." Rara tak kembali bertanya pada Rey,setelah mendengar penjelasannya pun ia paham bahwa Rey sudah memiliki perempuan,hatinya sedikit sakit mendengar hal itu,untuk apa Rey berani menciumnya? memperlakukan dia sebagai seorang wanita,jika pria itu saja sudah memiliki kekasih.

"Kenapa kamu diam? tidak ingin bertanya siapa perempuan itu?"
"gak,aku tau pasti dia gadis yang baik" ucap Rara dengan senyuman manisnya,semakin membuat dada Rey berdesir hebat.
"aku belum memilikinya,Ra!"
"kenapa gak nyoba buat memilikinya?"
Rey menggelengkan kepalanya,dan mengajak Rara untuk duduk kembali.
"Perasaan ini masih belum jelas,aku tak mau menyakitinya nanti." Rara mengangguk saja dan melihat lampu jalanan yang sudah mulai menyala.

Ia mendekati Rey dan menyenderkan kepala di bahunya,sesekali menatap ke arah Rey. Pria itu masih diam menatap ke arah jalanan,entah apa yang kini ada di pikirannya.
"Kak Rey?" Rey menoleh,menatap gadis di sampingnya kini,keduanya sama-sama diam saling menatap,dengan lembut Rey mencium bibir Rara,melumatnya dan juga menghisap lidah gadis itu membuat Rara sulit bernapas,Rey juga sama sekali tak memberikan jeda. Rara hanya diam menikmati setiap ciuman dan sentuhan yang diberikan oleh Rey. "mmph" desah nya tertahan ketika merasakan Rey menyentuh dadanya,tangan kekar itu menelusup ke dalam baju putih yang ia kenakan.

Ia memainkannya dengan begitu lembut,sekali hentakan saja Rey sudah menarik baju gadis itu membiarkan dadanya kini terlihat bebas di mata Rey. Rara sempat malu dan menutup area sensitifnya dengan kedua tangan,namun ia merasakan nikmat ketika lidah Rey dengan lembut mengulum dadanya,menjilatnya dengan lembut dan penuh gairah.
"ahss,kakkhh reyy" Rara ingin menolak namun entah kenapa respon tubuhnya begitu beda,ia sama sekali tak bisa menolak dan malah menginginkan hal lebih kepada Rey.

desahan demi desahan lolos begitu saja,membuat napsu Rey semakin memburu.
"aghhh,kak reyy stoph ahs." desahnya menarik rambut pria itu yang masih setia mengulum dad*nya. Rara terus mendesah ketika merasakan ada sentuhan di bagian sel*ngkangannya. kini Rey sudah semakin jauh,membuat Rara semakin menggila.
"kakhh reyy shthh ahh" desahnya lagi ketika tangan itu sudah menurunkan celana dalam milik Rara dan mulai memainkan klit*ris miliknya. "mau menggunakan tangan atau mulut?" Rara terdiam sejenak ia masih malu dan malah menggelengkan kepalanya membuat Rey mengulum senyumnya.

Desahan Rara tentu membuat Rey semakin bersemangat dan dengan lihai memaju mundurkan tangannya di area sensitif gadis itu.
"aghhh,s-sakitt pelan-pelan."
"enak sayang"
"plis,pelan-pelan kak ahgh" Rara mendesah panjang setelah merasakan sesuatu yang benar-benar nikmat,ia tak pernah merasakan hal ini sebelumnya,yah Rey berhasil membuat Rara merasakan nikmatnya org*sme.
"enak?" Rara hanya diam dan langsung memeluk Rey, menyembunyikan wajahnya yang saat ini bersemu merah.

Setelah selesai dengan aktifitasnya,Rey dan Rara memutuskan untuk kembali ke rumah. Sesampainya dirumah ia melihat kedua orang tuanya sudah ada,terlihat mereka sedang mengobrol di teras rumah,disana juga ada mbok arsi yang sepertinya tengah membuatkan minuman untuk Mama Risa dan ayah Bram. Rara tersenyum dan langsung berlari memeluk kedua orang tuanya,ia begitu senang ketika melihat mereka sudah kembali pulang.

"Kalian habis darimana sih? dari tadi gak pulang-pulang?" Tanya mama risa mengelus rambut Rara.
"Aku sama kak Rey habis keliling desa,katanya dia mau tau ada apa aja disini"
"Bener Rey?" Rey mengangguk dan ikut mengobrol bersama keluarga kecil itu.

Kini semuanya tengah berada di dalam rumah tengah menonton televisi bersama,Rara baru saja keluar kamar ia mengambil selimut dan menutupi tubuhnya lalu bersandar pada kursi yang ada di dekat Rey. Selama menonton televisi Bram dan juga Rey tiada hentinya saling tertawa,melihat hal itu tentu saja membuat Rara merasa senang.

Rey melirik ke arah Rara ketika melihat kedua orang tuanya tengah pokus menonton televisi ia dengan sigap menelusupkan tangannya ke dalam selimut dan sedikit menyibak rok yang di kenakan Rara.

Rara sedikit terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Rey apalagi saat ini ada mama dan ayahnya disana,ia menatap Rey seolah ingin memarahinya dan menyuruhnya untuk menghentikan aktivitasnya saat itu juga. Namun tetap saja Rey bersikap tak peduli ia tetap mengobrol dengan Bram,namun tangannya masih berada dalam rok yang di kenakan Rara dan memainkan area kewanitaan gadis itu.

Rara menggigit bibirnya berusaha untuk tidak bersuara dengan apa yang dilakukan oleh Rey,tapi malah dengan sengaja pria itu semakin melakukan gerakan dengan tempo cepat membuat Rara org*sme beberapa kali. 'aghhh' Rara berusaha dengan keras agar tak mengeluarkan suara sedikitpun,ia khawatir orang tuanya akan curiga.

Mama Risa melihat jam yang tertera di dinding matanya sudah mulai mengantuk.
"yah,ayo tidur! kita kan habis cape harus istirahat."
"iya,Rey om tidur duluan ya!"
"iya om"
Setelah kepergian mama Risa dan Bram,Rey menyingkirkan selimut yang sejak tadi menutupi kegiatannya,ia mengangkat tubuh Rara dan membawanya pergi ke kamar gadis itu,namun sebelumnya ia mengunci kamar miliknya terlebih dahulu sebelum kembali ke kamar Rara.

Sepupu MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang