Jam sudah menunjukan pukul 01:55 pagi,Rey terbangun ia mengerjapkan matanya berkali-kali,melihat ke sekeliling ruangan dan menyadari dirinya tidur di kamar Rara,leher nya sedikit sakit karna tidur sambil duduk. Ia menatap gadis di hadapannya yang kini tertidur lelap wajahnya begitu damai,Rey memperhatikannya sebentar ia tersenyum pelan dan mengelus rambut Rara.
'cantik,haruskah aku menabrak dinding sialan yang menghalangi hubungan kita?'Ia beranjak dari kursi menutup tubuh Rara dengan selimut,lalu keluar dari kamar.
Kini ia tengah duduk di ruang tamu sambil memainkan game di ponsel,jika sudah terbangun dari tidurnya Rey memang tak akan bisa tidur lagi,untuk itu ia selalu mengisi waktunya dengan memilih bermain game di ponsel.Setelah beberapa jam,ia melihat jam di ponsel ternyata sudah pagi,menatap sekilas ke arah kamar Rara. "apa ia belum bangun juga?" tanyanya sendiri,padahal seharusnya Rara sudah bangun untuk pergi bersekolah.
Rey berjalan ke arah kamar Rara dan membuka pintunya pelan,ternyata Rara sudah bangun ia juga terlihat tengah bersiap-siap untuk pergi bersekolah,langkahnya begitu tertatih-tatih karna luka di kakinya belum juga sembuh.
"kamu sekolah Ra?"
Rara menatap ke arah pintu,menampilkan Rey dengan wajah lesu nya ia sudah mengetahui pasti Rey tidak tidur semalaman ini. "iya kak,Rara agak bangun kesiangan"
"Aku anterin sekolah ya!"
"ng-ngga usah,mendingan kak Rey tidur"
"aku mandi dulu,tungguin ya"Rey melesat pergi tak membiarkan Rara menerima penolakan dari dirinya,Rara hanya menggelengkan kepala lalu mengambil tas dan keluar dari kamar. Ia pergi ke dapur untuk bersiap sarapan,namun setelah melihat sekeliling dan tak melihat ada makanan Rara langsung menepuk dahinya.
"kenapa bisa lupa sih,mama kan lagi diluar kota duh gimana ya,pasti kak Rey udah laper" Rara bingung sendiri dan mencari bahan makanan yang bisa ia masak.
"mau nyari apa?" ucap Rey mengagetkan Rara "ngagetin aja,aku nyari bahan masakan"
"kamu mau masak?"
"iya kak, kak Rey juga kan belum sarapan"
"udah gausah sebentar lagi jam masuk,kita makan diluar aja"Rey menghentikan motornya di warung makan dekat sekolahan Rara dan mengajak gadis itu untuk sarapan terlebih dahulu sebelum memasuki kelas.
"mau pesen apa?"
"samain sama kak Rey aja"
"oke!"
Setelah menghabiskan makanan Rey langsung mengantarkan Rara ke depan gerbang sekolahan nya ia juga tak lupa memberikan uang saku untuk Rara karna pasti gadis kecil itu tak membawa uang jajan untuk saat ini."ini kegedean kak Rey"
"emang biasanya berapa"
"aku cuma biasa bawa seratus ribu"
"cukup apa uang segitu,udah ambil aja uangnya! aku mau langsung pulang ya,dirumah gaada siapa-siapa"
Rara mengangguk pelan dan mencium punggung tangan Rey setelah itu masuk ke dalam sekolahan.Bel sudah berbunyi keras beberapa kali menandakan kini waktunya jam istirahat,Rara dan Ibel duduk di sudut kantin sambil memakan pesanan mereka yaitu mie goreng dengan tambahan bakso.
"kamu di anterin sama siapa Ra?"
"Kak Rey!"
"ouh,aku kira Arka soalnya tadi dia sama cewek gitu"
Rara menghentikan acara makan nya,beralih menatap Ibel,ia sedikit bingung mendengar ucapan sahabatnya itu,karna yang ia tau Arka sosok pria yang tak mudah dekat dengan perempuan lain. Bahkan posisinya saat ini bisa dikatakan sangat beruntung karna bisa dekat dengan Arka,dan membuat beberapa temannya juga iri pada dirinya."Rara ko diem sih?"
"eum aku gapapa kok"
"Kamu gak pacaran sama Arka kan,Ra?"
Rara menggelengkan kepalanya,mengartikan ia tak sama sekali memiliki hubungan spesial dengan Arka,karna memang begitu kenyataannya.
"aku ngerasa Arka bukan cowo baik Ra"
"kenapa kamu bilang gitu bell"
"dia terbilang cowo cuek di sekolahan terus dingin sama cewe-cewe disini,dia juga cuma deket sama kamu doang! tapi beberapa kali aku liat dia sama cewe di taman mesra juga."
"Ah seriusan? aku gatau kalo misalnya Arka gitu?"
"kalo gak percaya sama apa yang aku omongin,mending kamu ke taman deh! sekalian cuci mata aja,dia sering disana kok" Rara hanya mengangguk-angguk kan kepalanya,ia tak ingin terlalu memikirkan tentang Arka toh dirinya juga merasa ia tak memiliki hubungan apapun dengan pria itu.Rey menghentikan laju motornya tepat di depan sekolahan Rara,beberapa siswi yang tengah berjalan pulang melirik ke arah dirinya dengan senyum yang dibuat semanis mungkin. Rey membuang wajah malas entah kenapa melihat teman-teman sebaya Rara membuatnya risih,apalagi mereka bersikap seolah mereka sudah kenal,tak jarang juga ada yang langsung mendekatinya dan meminta nomor handphone hanya saja Rey membiarkan hal itu dan sama sekali tak menanggapi mereka.
Tatapan Rey beralih kepada Rara yang baru saja keluar bersama Isabelle,sepertinya mereka hendak pulang bersama namun ketika melihat Rey,Rara langsung berjalan cepat kearahnya.
"Hai kak Rey?" sapa Ibel dengan senyum manisnya menatap kagum pada Rey.
"iya bel."
"Ra,kak Rey aku pulang duluan ya udah siang banget nih panas" ucapnya berpamitan pergi meninggalkan Rara dan juga Rey."kita juga pulang,ayo naik!"
Rara mengangguk pelan,selama perjalanan pulang keduanya hanya diam tak ada yang sama sekali membuka obrolan.Jujur saat ini Rara bingung dengan perasaanya sendiri, disisi lain ia merasa nyaman jika bersama Arka. Pria itu juga selalu memperlakukan dirinya dengan baik,namun ketika mendengarkan penjelasan dari sahabat baiknya yang tak lain adalah Ibel membuat perasaanya sedikit ragu pada Arka. Benarkah Arka begitu? jika iya,wah selamat,Arka sudah membuat Rara percaya bahwa lelaki setia itu tidak ada.
Setelah sampai di rumah Rara segera mengganti pakaian nya lalu pergi ke dapur untuk bersiap-siap memasak,namun langkahnya terhenti ketika melihat mbok Arsi tengah menyiapkan makanan.
"loh mbok ko disini?" melihat kehadiran Rara mbok arsi tersenyum lalu menyuruhnya untuk duduk dan segera makan siang.
"tadi den ganteng itu manggil bibi buat masak disini,katanya di rumah gaada yang masak soalnya Bu Risa lagi keluar kota"
"iya mbok,mama lagi keluar kota sama ayah gatau deh pulangnya kapan"
"yasudah kamu lanjut makan aja ya,biar mbok lanjutin masak dulu"
"emang mbok masak apa lagi?"
"ini si den ganteng mau nya ayam bakar,jadi mbok bikinin aja kasian dia pagi-pagi udah kepasar buat beli bahan makanan"
"ihs masa sih kak Rey mau ke pasar buat belanja,waktu itu kata ayah pas di pasar aja dia mual-mual"
"Beneran Ra,bibi kesini aja udah ada bahan masakannya tinggal di masakin aja"obrolan keduanya harus terhenti ketika Rey pergi ke dapur membawa beberapa buah-buahan dan menaruhnya di meja makan.
"Kak Rey metik ini ke kebun?"
"Ngga,tadi pegawai yang memberikan ini"
"Den ganteng,ini udah Mateng ayam bakarnya,dimakan ya mbok mau pulang ke rumah dulu"
"mbok gak ikut makan disini?" tanya Rey.
"nggak den" ucapnya pergi meninggalkan ruang makan.Setelah kepergian mbok Arsi keduanya melanjutkan makan siang,terlihat Rey begitu lahap memakan makanan yang dibuatkan oleh mbok Arsi.
Setelah menyelesaikan makan siang Rara hendak mencuci piring namun di cegah oleh Rey.
"udah biar aku aja!"
"loh kenapa?"
"nanti kaya kemarin lagi Ra!"
"gak bakalan kak Rey,kemarin Rara emang gak hati-hati aja nyuci nya"
Rey mengambil piring bekas keduanya makan dan langsung mencucinya,membiarkan Rara terdiam memperhatikan dirinya.'astaga,ck jantungku konser terus kalo liat perlakuan manis kak Rey,dasar aneh!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu Mesum
Teen FictionWarning! Cerita ini mengandung beberapa adegan 18+ Harap bijak dalam membaca ya guys!! Cinta memang selalu menyakitkan bukan?? tidak selamanya selalu di isi dengan kebahagiaan. Rara,gadis berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu,mencintai...