"Hallo Ra? Bagaimana di rumah? kamu baik-baik aja kan?"
"I-iya mah Rara baik-baik aja,mama kapan pulang?"
"Nanti sayang,mama kan masih liburan sama ayah"
"Kok mama tega sih,ninggalin aku di rumah sendirian"
"Kamu kan udah besar,nanti deh kita liburan bareng"
"Hmm"
Rara menutup sambungan telepon saat sudah selesai menghubungi Risa,ia menatap ke sekeliling ruangan kamar yang ia tempati saat ini. Kamar ini terlihat jauh lebih besar dan mewah,berbeda dengan kamarnya yang di desain sesederhana mungkin.Pintu kamar terbuka,menampilkan pelayan wanita yang berjalan ke arahnya,ia tersenyum ramah dan membungkukkan badannya untuk menyapa Rara yang masih setia duduk di dekat jendela kamar.
"Selamat malam nona muda,saya kemari ingin membantu anda untuk bersiap-siap!"
"Bersiap-siap untuk apa?"
"Tuan muda yang menyuruh saya,baiklah mari ikut saya nona" Rara menganggukkan kepala,ia juga tak bisa membantah apalagi ini adalah perintah dari Rey. Beberapa pelayan lain datang dan membantu dirinya untuk merias diri,bahkan beberapa pakaian mewah kini sudah terpampang untuk ia kenakan."Ini gaun paling cantik,dihiasi dengan berlian juga. Apa nona muda menyukainya?" Rara menelan saliva saat melihat gaun-gaun mewah tersebut.
'Berlian semua? astaga semahal apa gaun ini,bagaimana jika salah satu berliannya copot,aduh aku gamau ganti rugi'
Pelayan tersebut menepuk bahu Rara karena dia hanya diam saja tak menjawab pertanyaannya.
"Bagaimana nona,anda menyukainya?"
"eum,ada gaun yang lebih sederhana dari ini? ini terlalu berlebihan,aku kurang suka"Rara menatap dirinya sendiri di cermin,gaun berwarna putih itu melekat di tubuhnya dengan model punggung yang terbuka dan juga belahan rendah di dada. Ia tersenyum sendiri,mengagumi gaun yang ia kenakan.
"Cantik" Rara mengambil ponsel dan memotret dirinya berkali-kali,ia juga memposting foto tersebut di akun sosial medianya.Tok Tok Tok (Ketukan pintu)
"Ada apa?" Rara bertanya kepada beberapa bodyguard yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Mari saya antar,Tuan sudah menunggu anda"
"B-baiklah"
Rara berjalan terlebih dahulu dengan beberapa bodyguard yang bertubuh besar mendampingi dirinya di sisi kanan dan kiri. Walaupun merasa canggung dengan situasi saat ini tapi Rara tetap berusaha untuk merasa nyaman dengan kehadiran orang-orang asing di sekitarnya.Rara menutup mulutnya tak percaya saat melihat yatch di hadapannya,ini untuk pertama kali ia melihatnya. Bibirnya tak berhenti tersenyum,apalagi saat melihat pria yang sudah membuat hatinya berlabuh itu tengah berdiri disana menunggu dirinya.
"you are so Beautiful" Rey tak berhenti memuji kecantikan gadis itu,gaun mewah yang melekat di tubuhnya benar-benar indah."Bagaimana? suka?"
Rara menoleh pada Rey,ia tersenyum dan mengangguk pelan. Tatapannya beralih pada penampilan Rey yang sangat berbeda hari ini,ia memakai jas berwarna navy senada,dengan rambut yang di tata rapih,menambah kesan maskulin.
"Kamu pintar sekali,memilih gaun paling mahal" Rey terkekeh menatap wajah Rara yang nampak terkejut mendengar penuturannya. "Bukan,ini..."'Aish,pelayan itu pasti sengaja! kok bisa sih gaun biasa gini doang jadi paling mahal,dasar orang kaya aneh'
Rara menggerutu sendiri,ia kembali menatap Rey mengagumi wajah tampan itu yang saat ini tengah menikmati suasana.
Cuaca dingin semakin menyeruak saat mereka berada di tengah-tengah laut,setelah selesai makan malam kini keduanya berada di luar ruangan yang langsung menampilkan pemandangan di laut tatkala malam hari.
Rara berusaha menetralkan suhu tubuhnya yang mulai menggigil karena menggunakan gaun yang terbuka,Rey yang melihat itu melepas jas yang ia kenakan dan memakaikannya pada Rara.
"Kakak gak ngerti lagi sama kamu,udah tau cuaca disini dingin. Malah make gaun beginian"
"Ck,gak usah banyak omong,udah tau kedinginan gak peka banget sih"
"Apa?"
"Kak Rey,gak peka!" ulangnya lagi tanpa menatap wajah Rey sama sekali."Mmphh" Rara tertegun saat Rey tiba-tiba saja mencium bibirnya,ia melumat dan juga menyesapnya. Lama mereka berciuman,Rey melepaskan tautan bibirnya dan mengusap bibir gadis itu yang sudah membengkak akibat dirinya.
"mau mencoba hal baru?" Rey menatap Rara yang saat ini masih terengah-engah akibat ulah dirinya.
"A-apa?"
"Ingat! kamu bertanya,berarti kamu setuju!"
"M-maksud kak Rey?"
Tak lagi menjawab Rey meraih tubuh kecil itu ke dalam gendongannya,membuat Rara terkejut dan hampir saja terjatuh jika ia tak melingkarkan tangannya di leher pria itu."awhhh,sakit!" Rara mengaduh saat untuk kesekian kalinya Rey menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Kini keduanya berada di kamar,Rey sendiri sudah melepaskan jas yang ia kenakan,melemparkannya ke sembarang arah.
"Jangan di lempar-lempar" Rara berucap saat Rey melemparkan kembali pakaiannya,membuat pria itu terkekeh pelan. Kini tubuh bagian atas Rey sudah polos,Rara menolehkan atensinya untuk melihat perut kotak-kotak pria itu yang selalu membuatnya candu untuk melihat.
"Mau menyentuhnya?"
Rara mengangguk setelah Rey bertanya,ia menyentuh perut sixpack itu dengan gerakan begitu lembut,mengusapnya pelan dan turun semakin ke bawah. Rara sendiri tak tau dapat keberanian darimana ia melakukan hal tersebut,tetapi saat ini tubuhnya sudah memanas apalagi saat mendapatkan ciuman brutal yang Rey lakukan tadi.Rara melenguh ketika Rey meremas bokongnya,naik ke punggung dan mengusap dadanya dengan lembut. Rey terus memberikan rangsangan-rangsangan,membuat gadis itu tak berkutik di bawahnya.
"J-jangan kakh..." Rey segera mengunci mulut Rara dengan bibirnya,perlahan ciumannnya turun ke leher,membuat Rara kembali menggelinjang.
"pelan-pelan mmph" Ciuman Rey kini semakin turun ke arah dada,membuat Rara tersentak dan membusungkan tubuhnya. "akhhhh"Rey menuntun tangan gadis itu untuk menyentuh miliknya,membuat mata Rey terpejam menikmati sentuhan hangat dari tangan sang gadis yang sudah semakin lihai.
"Kamu siap sayang?" Rey bertanya dengan suara parau saat sudah mengukung tubuh Rara yang kini sudah polos.Rara terdiam sejenak,kemudian mengangguk ragu. Rey berdesis pelan saat miliknya menyentuh dinding milik gadis itu.
"Kakh"
"Hmm"
"Pelan-pelan,aku takut" Rey mengangguk karena tak mampu lagi untuk mengucapkan sepatah katapun,ia langsung menghentakkan pingguInya membuat tubuh gadis itu kembali tersentak."Akhh,Kak sakitt" Rara memekik,membuat Rey menatapnya. Ia tahu gadisnya ini pasti merasakan sakit yang luar biasa,tapi ia juga tak bisa lagi menundanya.
"Rileks sayanghhh,sebentar yah" Rey mencoba menenangkan Rara,ia berusaha kembali menekan pinggulnya,membuat gadis itu kembali menjerit. Rara memejamkan matanya,menahan rasa sakit yang menghujam dirinya berkali-kali.
"akhh" Rey tersenyum senang saat miliknya sudah berhasil masuk semua,ia menatap wajah Rara yang sudah bersemu merah.Rey kembali melumat bibir gadis itu,ia menggerakkan pinggulnya maju mundur dengan tempo cepat,membuat Rara mendesah di bawahnya.
"sshh,tahan sayang"Rey meracau tidak jelas saat merasakan miliknya berdenyut-denyut.
"aghhh"
Rara mengejang,ia sudah mencapai puncaknya. Rara menjambak rambut Rey saat pria itu tak berhenti dan malah mempercepat tempo,tak memberikan dirinya istirahat sama sekali.
"aghh" Tubuh Rey ambruk menimpa gadis itu,keduanya terengah-engah menikmati kenikmatan yang tiada duanya.Rey menggeser tubuhnya,menarik bahu Rara agar menghadapnya. Dapat ia lihat,keringat bercucuran di kening gadis itu.
"Makasih sayang" Ia mengecup kening Rara.
Rara tak menjawab,ia sudah lelah matanya juga sudah meminta untuk terpejam. Tak peduli dengan Rey yang kembali mengerayangi tubuhnya,ia memilih untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu Mesum
Teen FictionWarning! Cerita ini mengandung beberapa adegan 18+ Harap bijak dalam membaca ya guys!! Cinta memang selalu menyakitkan bukan?? tidak selamanya selalu di isi dengan kebahagiaan. Rara,gadis berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu,mencintai...