Part 18 Arion tau

585 4 0
                                    

"ISABELLE,KAK ARION!!!" Teriakan Rara menggema seketika tatkala melihat pemandangan erotis di hadapannya saat ini. Bagaimana tidak,tubuh sahabatnya berada di bawah kukungan tubuh Arion. Apalagi melihat posisi keduanya yang saat ini benar-benar dekat,membuat Rara sulit untuk berpikir jernih.

Ibel bersama Arion menoleh keasal suara dimana Rara dan Rey berdiri mematung menatap keduanya dengan mulut terbuka membentuk huruf o. Melihat hal itu,Ibel dengan segera menyingkirkan tubuh Arion dan berlari kearah Rara yang masih saja diam mencerna situasi saat ini. "Bel,kamu..."
"udahlah ayo kita ke rumah Sherfan,nanti aku jelasin disana aja" Tanpa menunggu jawaban dari Rara,Ibel sudah lebih dulu menarik tangannya paksa untuk berlalu pergi dari sana.

"ck,garcep banget lo" Rey menatap Arion dengan tatapan mengejeknya "Dikira lo doang yang bisa,gue juga bisa kali. Lagian tuh cewek imut banget gak sih,ya walaupun masih imut sepupu lo" Arion kembali merebahkan tubuhnya di pendopo diikuti oleh Rey yang ikut duduk di sebelahnya.
"Lo masih punya hutang penjelasan sama gue Rey"
"Hutang apalagi sih?"
"lo gak usah pura-pura gak tau,dua hari yang lalu gue liat lo kokop-kokopan tuh sama si Rara"
"Gak sengaja doang itu" Arion menolehkan atensinya pada Rey "Mana ada gak sengaja sampe nyosor atas bawah,emang agak lain lo ya."

Flashback
Rey baru saja menyelesaikan ritual mandinya,ia keluar dari kamar masih menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya.
"Si Arion kemana? pagi-pagi begini udah ngilang aja" Rey menggerutu sendiri dan melangkah ke arah dapur hendak mengambil air minum. Namun,langkahnya harus terhenti ketika melihat pintu kamar Rara sedikit terbuka.

Glekk...
Rey menelan saliva ketika melihat pemandangan di hadapannya,Rara masih mengenakan handuk sepertinya ia juga baru saja selesai mandi. Ia duduk di ranjang dengan kaki sedikit terbuka menampilkan mawar merah merekah yang membuat siapapun pasti tak akan tahan berlama-lama melihatnya,termasuk Rey saat ini.
"Rara,kamu lagi ngapain hm?" Rey menerobos masuk begitu saja dan kini sudah berjongkok di hadapan Rara.
"agh ini,aku mau ngolesin salep ke kaki. Tapi susah banget,kak Rey bisa bantuin aku?" Rey mengangguk pelan ia tersenyum dan langsung mengerjakan perintah dari Rara.

Rara mulai merasa gelisah ketika Rey mengoleskan salep di kakinya,entah mengapa perasaannya menjadi tak karuan. Sentuhan yang di berikan oleh Rey mampu membuat tubuhnya terbuai,ia menatap tangan pria itu yang saat ini sudah berada dibagian paha. Rara memejamkan matanya untuk menikmati sensasi nikmat sekaligus geli. Rey juga memberikan sentuhan-sentuhan yang begitu lembut dan "aghhhh,kak" Rara membuka matanya ia terkejut dengan tangan Rey yang tiba-tiba saja memasuki dirinya.
"ini udah basah,mau di lepas atau lanjut?"
"Rara gak mau,aghh" Belum sempat melanjutkan kalimatnya Rey sudah lebih dulu melanjutkan permainannya tanpa menunggu persetujuan dari sang pemilik.

Rara menundukkan kepalanya dan memberanikan diri untuk mencium Rey terlebih dahulu. Tangan pria itu masih bermain-main dibawah sana seolah enggan untuk melepaskannya. Napas keduanya semakin memburu,Rey sendiri belum melepaskan tautan bibir mereka.

Bruk...
Rey dan Rara menoleh kearah asal suara dan mendapati Arion yang saat ini tengah berdiri di ambang pintu dengan tangan yang membungkam mulutnya. Melihat Arion yang memergoki dirinya,membuat Rara malu setengah mati. Ia mendorong tubuh Rey agar keluar dari kamar dan menutup pintu dengan keras. Berbeda dengan Rara yang bersikap malu-malu,Rey malah dengan bangga tersenyum penuh kemenangan kearah Arion,sahabatnya.
Flashback off

"Jadi,lo sebenernya punya hubungan apa sama Rara?" Arion kembali bertanya saat melihat Rey hanya diam saja seolah enggan membicarakan hal tersebut.
"nggak ada hubungan apa-apa"
"serius? tapi kok bisa ya. Agh,apa jangan-jangan lo ngancem si Rara?"
"Nggak,gak usah ngomong aneh-aneh. Intinya gue gak ada hubungan apa-apa sama Rara,murni cuma sebatas hubungan sepupu doang"
"Iya,sepupu mesum lo"

Rara bersama dengan Ibel masuk ke dalam rumah setelah Erfan membukakan pintu dan menyuruh keduanya untuk masuk ke dalam. "Kalian ke kamar Sherfan aja ya,kakak gak bisa nemenin soalnya kerja,udah agak telat nih"
"Eum,mbok kemana kak?" Rara bertanya sembari menatap ke sekeliling ruangan mencari keberadaan mbok Arsi.
"Ibu nggak ada di rumah,ada acara masak-masak di desa sebelah,kemungkinan pulangnya malem"
"ouh"
"Kakak berangkat yah" Rara dan Ibel mengangguk bersamaan menatap Erfan yang sudah pergi melajukan kendaraannya.

"Sherfan" Sapa Ibel saat sudah memasuki kamar mantan kekasihnya itu. Sherfan menoleh sebentar dan beranjak dari tidurnya saat melihat Ibel berjalan kearahnya saat ini.
"Kamu kesini? sama siapa?"
"Rara,dia lagi bikin minuman di dapur. Keadaan kamu gimana? udah lebih baik,terakhir aku liat kamu di rumah sakit masih belum sadar"
"Hm,baik-baik aja. Apalagi ada kamu disini"
"ck,aku serius fan"
"kapansih aku becanda" Sherfan tersenyum tipis dan memberikan satu kecupan di bibir Ibel,membuat gadis itu diam dan menatapnya tak percaya.

Bugh...
Satu pukulan mendarat di bahu Sherfan,Ibel menatapnya kesal.
"Maap,jangan marah gitu dong."
"apaansih,gak usah gitu deh!"
"tapi suka kan,hm?" Sherfan menaik turunkan alisnya menatap ke arah Ibel yang masih saja menekuk wajahnya.

"ck,balikan deh lo berdua gue muak banget liatnya" Arka tiba-tiba saja muncul dari bawah ranjang dan menatap ke arah Sherfan dan Ibel bergantian. Bagaimana ia tidak kesal, Sherfan menyuruhnya tidur di lantai dan kini malah melihat kedua insan tersebut sedang bercumbu mesra,tentu saja hal itu semakin membuatnya jengkel.

Rara masuk kedalam kamar sembari membawa minuman hangat dan menaruhnya di meja yang terletak di sisi Ranjang. Tatapannya beralih tatkala melihat Arka berada di kamar Sherfan dan saat ini tengah duduk di kursi sembari menghisap rokok.
"kamu disini Ar?"

Arka yang memang tak menyadari kehadiran Rara langsung menolehkan atensinya dan tersenyum pada gadis itu "sini duduk" Ia menepuk kursi yang berada di sebelahnya,bermaksud agar Rara duduk disana.
"Udah dari semalem disini,nginep"
"Hah? lo serius nginep di rumah Sherfan? kok bisa,bukannya kalian musuhan?" Ibel menatap tak percaya pada Sherfan dan Arka secara bergantian "kalian udah baikan?"
"Nggak ada baikan-baikan,gue ngijinin dia nginep disini karena terpaksa aja" Sherfan membuang wajah malas dan menatap Ibel untuk membicarakan obrolan lain,agar tak membahas dirinya bersama Arka terus menerus.

Sedangkan Rara masih diam,ia menatap gurat wajah Arka yang nampak berbeda hari ini.
"ayo keluar,kasih waktu Sherfan sama Ibel buat ngobrol"
Rara tersenyum manis dan menarik tangan Arka agar ikut dengannya.
"Kita ngobrol disini aja,ada yang mau aku tanyain sama kamu" Rara duduk di kursi yang tersedia di ruang keluarga begitupun dengan Arka yang ikut duduk di sebelahnya.
"Kamu mau nanya apa? soal aku nginep di rumah Sherfan?" Rara menganggukkan kepalanya "semalem aku kabur dari rumah,ada masalah sama Dady. Sebenernya mau ke rumah Dion,tapi tu anak lagi keluar kota. Terpaksa rumah Sherfan yang satu-satunya jadi tujuan"
"Dia ngijinin? kan setau aku kalian gak pernah akur"
"Kak Erfan yang ngasih ijin,karena udah malem juga sih"

Rara mengelus tangan Arka,membuat pria itu langsung menoleh padanya. "Aku mau kamu sama Sherfan baikkan Ar,bagaimanapun kalian itu sahabat" Arka tersenyum tipis ia mengelus rambut gadis itu dan mengecup dahinya.
"Aku bakalan pelan-pelan bicara sama Sherfan"
"Hmm" Rara menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis menatap wajah Arka.

Sementara itu,Rey tengah berdiri di ambang pintu menatap Interaksi Rara dan juga Arka yang berada di ruang keluarga. Dadanya bergemuruh menahan amarah,apalagi melihat Arka mengecup dahi gadis itu. Ia datang ke rumah Sherfan atas perintah dari Risa,wanita itu menyuruhnya untuk membawakan makan siang kepada Sherfan karena mengingat mbok Arsi tak ada di rumah.

"Bang Rey"
Rara menoleh ke ambang pintu saat Sherfan baru saja memanggil nama Rey.

'Sejak kapan kak Rey ada disana? apa dia melihat interaksi aku dengan Arka?'

"Kak Rey ngapain disini?" Rara mendekat ke arah Rey,namun pria itu tak menjawabnya ia hanya memberikan kotak makanan kepada Sherfan setelah itu pergi begitu saja.
"Baik banget Tante Risa,makasih ya Ra bilangin sama mama kamu" Sherfan sudah lebih dulu beranjak kearah dapur diikuti oleh Ibel yang membantunya untuk menyiapkan makanan. Sedangkan Rara ia masih diam,menatap punggung Rey yang tengah berjalan semakin jauh. Arka juga masih duduk,menatap gurat kesedihan di wajah gadis itu. Banyak pertanyaan di benaknya atas apa yang baru ia lihat,tapi ia tak mungkin menyimpulkan hal tersebut begitu saja.

'Apa Rara sama sepupunya punya hubungan spesial? kenapa gue ngerasa,kalo hubungan mereka lebih dari sepupu ya'

Sepupu MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang