Rara keluar dari kamar mandi miliknya ia berjalan ke arah dapur masih menggunakan handuk putih yang melilit di tubuhnya.
"Mama kemana ya? ko pagi-pagi udah ngilang aja"
"Ehem" suara deheman itu membuat Rara seketika diam bagaimana ia bisa lupa bahwa sekarang ada sepupu laki-laki di rumahnya. Ia membalikkan tubuh begitu pelan,ia tak bisa menatap mata Rey saat ini,ia menahan malu sekarang."Tante Risa dan paman keluar jam 04:00 pagi tadi,mereka bilang ada urusan di pasar mungkin akan kembali ke rumah sore nanti! kenapa kamu keluar kamar hanya menggunakan handuk,mau menggoda ku hm?" Rara memanyunkan bibirnya dan melotot kearah Rey,membuat pria itu terkekeh dengan sikap Rara.
"Air di kamar mandi ku mati,aku masih belum selesai mandi" Rara menatap Rey lagi,dan menyadari bahwa Rey hanya menggunakan celana pendek memperlihatkan tubuh kekar nya yang indah.
"Mandi di kamar ku saja!"
Rara mengangguk dan mengikuti langkah Rey.Setelah selesai melakukan ritual mandinya,Ia keluar dari kamar mandi dan melihat Rey duduk di tepi ranjang sambil membaca buku.
'mungkin seperti ini rasanya ketika aku menikah nanti,melihat suami tampan ku setiap hari'
"Sudah selesai? ayo ke kamar mu aku akan mengecek air disana"
"Iya""lihat? gabisa kan air nya tetep gak nyala"
Rey menarik paksa kran air tersebut sehingga air nya keluar deras dan membasahi tubuh keduanya,membuat ia spontan langsung memeluk Rara. Keduanya sama-sama diam tak ada yang berbicara lagi,Rey melepaskan pelukannya dan menatap wajah Rara.Rey membulatkan matanya ketika menyadari bahwa handuk yang di kenakan Rara terjatuh,ia menelan saliva memperhatikan tubuh indah gadis di hadapannya.
sempura!
hanya itu yang dapat Rey pikirkan saat ini. Ia menggelengkan kepala membuang pikiran kotornya jauh-jauh lalu membalikkan badan dan keluar dari kamar mandi begitu saja.Rara Agh gadis itu masih belum menyadari jika handuk nya sudah lepas,ia hendak berjalan mendekati Rey akan tetapi. "Ra,sebaiknya kau pakai dulu handukmu! Aku akan menunggu diluar" Ucap Rey pelan.
Rara menatap dirinya sendiri di cermin besar dan membulatkan matanya dengan sempurna."astaga, apa-apaan kamu Rara!" ia mengambil handuknya dengan cepat dan segera memakainya.
"Agh mau teriak banget rasanya,ko bisa sih handuk nya jatuh? memalukan,gimana nasibku sekarang! astaga mama anakmu bisa tersiksa jika dekat dengan pria itu terus!" Rara menutup seluruh tubuhnya dengan selimut,ia tengah berada di kamarnya sekarang,semenjak kejadian pagi tadi ia sama sekali tak keluar dari kamar.Rey tengah bersiap-siap di kamarnya,sore ini ia berniat mengelilingi desa,hanya untuk sekedar berjalan-jalan. Rey mengetuk pintu kamar Rara berkali-kali,namun masih saja tak ada jawaban,setelah dirasa Rara tak mungkin membuka pintu nya Rey berjalan meninggalkan kamar gadis itu.
"Iya kak Rey,ada apa?"
"Kenapa lama sekali? sedang apa di dalam kamar,semenjak kejadian tadi pagi kau diam di kamar terus!"
"stt,Jangan di bahas lagi,ada apa?"
"Aku berniat mengajakmu jalan sore,sekalian kita pergi menemui paman dan tante Risa,mau ikut?"
"mau"Rey dan Rara mengobrol biasa sepanjang perjalanan tak ada obrolan apapun selain membahas tentang kegiatan mereka sehari-harinya. Rara mulai jenuh dengan suasana saat ini,ia melihat ke arah langit matahari sudah mulai tenggelam langit pun sudah hampir gelap,Rara tersenyum manis melihat senja tersebut. Rey juga ikut tersenyum tatkala melihat wajah Rara yang saat ini tengah tersenyum begitu manis,namun tiba-tiba pikirannya teringat kembali pada bayangan tadi pagi yang ia lalui dengan Rara membuat wajah nya kembali datar.
Rey menghentikan motornya di warung kecil yang ada di ujung desa,di warung tersebut menjualkan camilan kue dan di sebelahnya ada penjual nasi goreng.
"Mas saya pesan nasi goreng dua,makan disini ya" ucap Rey mengajak Rara duduk sembari melihat senja.Desa tempat tinggal Rara memang masih begitu asri,sehingga keindahannya masih sangat begitu indah. Keduanya tengah menikmati nasi goreng tersebut,Rara sendiri sudah sangat tak asing dengan penjualnya ia sering pergi kemari bersama sahabatnya,Ibel.
Setelah selesai makan Rey dengan Rara baru saja hendak pergi untuk pulang,namun Rara dikejutkan dengan kehadiran Ibel yang berteriak memanggil namanya dari kejauhan.
"Bukannya itu temanmu? ada apa dia?" Ucap Rey menatap malas pada Ibel,semenjak kehadirannya di rumah paman. Ibel selalu saja mencari perhatian pada dirinya,gadis itu juga sering menginap di rumah Rara hanya untuk melihat Rey,sikap Ibel yang seperti itu malah membuat dirinya merasa risih.
"Haii,kak Rey?" sapa nya dengan senyuman yang begitu hangat,Rey hanya membalasnya dengan anggukan dan senyum tipis seperti biasanya. Ada sedikit rasa tak suka di hati Rara ketika melihat Rey begitu hangat membalas sapaan Ibel,namun ia mencoba menepis rasa tersebut.
"ada apa Ibel?"
"agh aku baru saja dari pasar,membeli ayam bakar ini. Eum aku tau dari Rara kalau kak Rey suka ayam bakar,jadi aku membelikannya!" Ibel menyodorkan plastik putih yang berisikan makanan tersebut pada Rey,namun Rey hanya diam tak menjawab ataupun menerima pemberian dari Ibel,membuat Rara sedikit kesal dan menghentakkan kakinya,agar Rey bisa menjawab ucapan dari Ibel.
"Aku dengan Rara baru saja makan,jadi masih terasa kenyang lebih baik makanan itu untukmu saja Ibel" tolak Rey begitu lembut, Ibel mengangguk saja dan tersenyum "Baiklah kalau begitu,aku pergi dulu ya kak Rey,Rara"Selama perjalanan pulang Rara hanya terdiam ia sama sekali tak berbicara apapun atau sekedar bertanya pada Rey.
"Ada apa?"
"Eum tak ada apa apa,Rara hanya merasa malam ini cuaca begitu dingin." Rey menghentikan kendaraannya dan melepaskan jaket yang ia pakai lalu memberikannya pada Rara "pakai ini"
"lalu kak Rey bagaimana?"
"tak usah memikirkan diriku,aku baik-baik saja!"
Rara mengangguk dan memakai jaket yang di berikan oleh Rey.****
Mama Risa sudah menyiapkan makan malam untuk semua orang,kehadiran Rey di keluarga mereka tentu membuat kebahagiaan keluarga kecil itu semakin bertambah. Sikap Rey yang terbilang cuek namun perhatian begitu diidamkan mama Risa untuk menjadi menantu di keluarganya,Bram hanya tersenyum ketika mendengar celotehan kecil istrinya yang membayangkan Rara menikah dengan Rey.
"Umur keduanya memang sangat jauh,Rara saat ini baru berusia16 tahun sedangkan Rey berusia 25 tahun,membuat ku tak yakin keduanya bisa bersatu mah"
"tidak apa-apa,apa ayah tidak mengingat? umur kita juga terpaut sangat jauh"
"Iya mah,ayah hanya mengikuti bagaimana keinginan anak kita. Ayah tidak ingin terlalu memaksakan Rara untuk menyukai Rey karna mungkin saja di kota Rey sudah memiliki kekasih"Mama Risa mengangguk pelan,mengingat Rey yang memang tinggal di kota pasti sudah memiliki kekasih apalagi wanita disana pasti sudah jelas cantik bahkan mungkin melebihi kecantikan putrinya Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu Mesum
Novela JuvenilWarning! Cerita ini mengandung beberapa adegan 18+ Harap bijak dalam membaca ya guys!! Cinta memang selalu menyakitkan bukan?? tidak selamanya selalu di isi dengan kebahagiaan. Rara,gadis berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu,mencintai...