Part 20 Pantai (2)

983 9 1
                                    

"Udah? cape kan lari-larian terus,istirahat yuk. Kita makan siang dulu" Rey merengkuh tubuh Rara yang sudah terlihat lelah,gadis itu tak menjawab. Ia sudah letih berenang dan bermain kejar-kejaran bersama dengan Rey. Tapi,pikirannya terus berkecamuk,ia menatap Rey kesal.

"Ada apa? masih marah,langkah kaki kamu itu kecil Rara. Jangan salahin aku kalo gampang ngejar kamu"
"Nyalahin kaki aku kecil,emang langkah kak Rey aja yang lebar dasar Titan" Rara melepaskan tangan Rey yang masih merengkuh tubuhnya,ia berjalan terlebih dahulu dengan mulut yang terus saja cemberut.

"Sialan,makin lucu aja dia"
Rey terkekeh dan buru-buru menyusul Rara yang kini sudah makan siang terlebih dahulu. Rey menyusul dan ikut makan siang bersama,tak ada obrolan apapun,hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

"Agh,kenyang banget" Rara mengambil tissue dan membersihkan mulutnya,tatapannya langsung beralih setelah melihat Rey juga sudah menyelesaikan makan siangnya. "Kak,itu..."
"kenapa?"
"ada bekas makanan di dagu kak Rey"
"dimana Ra?"
Rara beranjak dari kursinya ia mengambil tissue dan dengan telaten membersihkan noda bekas makanan di dagu pria itu.

Tatapan keduanya bertemu saat Rara tanpa sengaja menyentuh rahang tegas milik Rey. Pria itu memejamkan matanya,ia menyentuh tangan Rara agar gadis itu kembali mengelus rahangnya.

'Aku baru sadar sekarang,kalo kak Rey sesempurna itu'

Rey membuka matanya,ia menatap wajah Rara yang saat ini masih diam menatapnya.
"hei"
"ih apaansih" Rara kembali ke tempat duduknya,ia menangkup kedua pipinya yang sudah pasti memerah saat ini.

'Bikin malu ajaaa ck'

"Kenapa kak Rey senyum-senyum gitu?"
"Kamu cantik kalo lagi salting gitu"

blushhh...
Pipinya kian merona saat mendengar kalimat yang di lontarkan oleh Rey padanya. Tetapi dengan segala gengsinya,Rara menepis segala ucapan Rey dengan tingkahnya yang seolah-olah cuek dan tak peduli.

"Nona muda,ini pakaian ganti anda" salah seorang pelayan wanita masuk kedalam kamar yang saat ini digunakan oleh Rara.
"Pakaian ini darimana? punya siapa? punya pacar kak Rey? kalo gitu aku gamau pake" Rara mengembalikan bag paper yang berisikan pakaian tersebut kepada pelayan.
"Maap nona muda,tapi pakaian ini baru saja dibeli oleh tuan muda semalam. Eum,setau saya juga tuan muda tidak memiliki kekasih sebelumnya,dan baru sekarang membawa kekasihnya kemari"
"Maksudmu aku?" Rara menunjuk dirinya sendiri,membuat pelayan tersebut menganggukkan kepalanya cepat.
"T-tapi aku bukan....." Rara menghentikan ucapannya saat Rey masuk ke dalam kamar dan menyuruh pelayan wanita itu pergi.

"Mandi sana,kakak udah nyiapin air hangat biar kamu gak kedinginan. Cuaca disini lebih dingin daripada di desa" Rey keluar dari kamar mandi dan duduk di ranjang. Rara diam saja dengan mulut yang membentuk huruf o,ia masih merasa canggung dengan sikap Rey yang mendadak berubah baik padanya. Amarah dalam dirinya pun perlahan menghilang setiap Rey memperlakukan dirinya dengan baik.
"Mau aku mandiin?" Rey menaik turunkan alisnya menatap ke arah Rara dengan senyuman mesum khas dirinya,sontak hal itu membuat Rara sadar dan langsung mencubit pinggang Rey.

"Jangan macem-macem,sana keluar! aku mau mandi sekarang"
"Oke,panggil aku kalo ada apa-apa. Kebetulan kamar mandi di kamar kamu ini ada hantunya"
Rey memasang wajah ketakukan seolah-olah memang ucapannya benar,sedangkan Rara ia hanya mendelik malas dan masuk begitu saja ke dalam kamar mandi.
"aneh,bukannya cewek takut ya kalo di godain gitu. Kenapa Rara beda sih?" Rey menggeleng-gelengkan kepalanya dan melangkah keluar dari kamar,membiarkan Rara menyelesaikan ritual mandinya.

Baru saja Rey menutup pintu,tapi sudah terdengar teriakan Rara. Ia tersenyum senang dan kembali masuk ke dalam kamar.
"Ada apa Rara? buka pintunya"
Rara membuka pintu kamar mandi dan langsung naik ke gendongan Rey,kakinya melingkar di pinggang pria itu. Ia memeluk leher Rey erat,napasnya memburu dan menatap sekeliling dengan awas.

"A-aku gak mau mandi,aku takut"
"Gak ada apa-apa Rara,aku cuma becanda hei"
"Gak mau! pokoknya nggak mau"
"Baju kamu basah sayang,nanti kamu sakit Ra" suara lembut Rey mampu membuat Rara merasa jauh lebih tenang. Ia menatap wajah pria yang kini tengah mengelus punggungnya "Ada apa? masih takut"
"T-temenin Rara mandi,tapi kak Rey nggak boleh ngintip"
"Beneran?"
Rara menganggukkan kepalanya pelan "Janji jangan ngintip" Rey tak menjawab,ia masuk ke dalam kamar mandi dengan Rara yang masih berada di dalam gendongannya.

Rara berdiri menatap pantulan dirinya di dalam cermin,lalu menatap ke arah Rey yang saat ini tengah duduk membelakanginya. Entah mengapa suasana di kamar mandi menjadi terasa panas,saat gemercik air terdengar di telinga Rey. Ia mengusap wajahnya berkali-kali untuk menahan diri agar tak menoleh ke belakang,tetapi semakin ia tahan malah semakin membuat dirinya gusar.

'Bodoamat,lihat sedikit doang gak masalah'

Rey menoleh pelan,ia mengerjapkan matanya berkali-kali melihat kemolekan tubuh gadis itu. Meskipun masih mengenakan penutup di area sensitifnya,tapi Rey bisa melihat bagaimana keindahan di hadapannya kini.

Rey melepaskan pakaiannya,kini ia berdiri menatap gadis itu yang masih tak menyadari bahwa kini Rey sudah berjalan mendekat kearahnya. Rasa dingin menyentuh kulit Rey saat air sudah mulai membasahi tubuhnya,ia mendekap tubuh kecil itu kedalam pelukannya. Rara diam saat merasakan sentuhan di area perutnya,ia menatap wajah Rey yang saat ini juga tengah menatapnya.

"Kak" Panggilnya pelan
"Hmmm"
"Lepasin"
"Bentar aja"
Rara mengangguk pelan membiarkan Rey mendekap tubuhnya lebih lama. Darah gadis itu berdesir hebat saat tiba-tiba merasakan sesuatu mengeras,menempel pada tubuh bagian belakangnya.

Rara memejamkan matanya saat merasakan sentuhan di dadanya,napas nya yang memburu terdengar merdu membuat hati gadis itu mencelos. Sentuhan itu berubah menjadi remasan lembut membuat Rara membuka mulutnya dengan mata terpejam. "ahgh"
"shhst" Rey membalikkan tubuh Rara agar menghadapnya.

"i love you" Rey kembali mendekapnya,membuka pengait bra yang sejak tadi menutupi kedua squishy tersebut.
"Open your eyes hm"
Debaran jantung semakin menggila ketika Rey mencium leher jenjangnya,ciuman tersebut semakin menurun dan berhenti di kedua squishy yang sudah menggantung bebas,meminta untuk segera di sentuh.
"mmhh i want you,plis" racau Rey terus meremas dan mencium squishy tersebut bergantian.

"Ash,Damn it"
Rey meraih tangan Rara untuk masuk ke dalam lipatan b0xer,memaksanya agar menyentuh miliknya yang sudah menegang sempurna dan jauh lebih besar daripada sebelumnya.
"ash,lebih cepat"
Rey semakin mempercepat k0cokannya pada tangan gadis itu,membuat Rara hanya menurut saja.
"ouhhh,shhh" Rara tertegun ketika melihat cairan putih dan kental menyembur keluar dari milik Rey yang mengenai tangannya dan juga c*d yang ia kenakan.

Tubuh Rey bergetar dan ambruk ke bathtub membuat Rara ikut terjatuh diatas tubuhnya. Rey kembali memeluknya erat dengan napas yang terengah-engah,bahkan Rara bisa merasakan debaran jantungnya saat ini.
"Thank you,my sunshine" Bisiknya lembut tepat di telinga Rara membuat gadis itu kembali menegang dan menoleh pada Rey yang saat ini tengah memejamkan matanya.

"Kak Rey keluar,aku mau mandi,dasar mesum!!" Rara mencubit pinggang pria itu keras membuat Rey membuka matanya dan meringis sakit.
"Oke-oke,aku keluar sekarang"
Rey melangkahkan kakinya hendak keluar dari kamar mandi namun sebelum itu ia menoleh pada Rara yang masih diam di tempat,terlihat dari wajahnya gadis itu masih shock dengan apa yang sudah terjadi.

"Nanti kita lanjutkan,aku tau kamu mulai terbiasa dengan sentuhan ku Ra!" Rara menatapnya tajam dan mendorong tubuh Rey keluar dari kamar mandi.

Rara menghentak-hentakkan kakinya,ia menatap dirinya di depan cermin. Bingung dengan dirinya sendiri,ia selalu membenci saat Rey memperlakukannya kasar dan memaksa dengan hal-hal yang berbau s3x. Tapi disisi lain,Rara sudah mulai menikmati dan menerima apapun yang diperbuat oleh pria itu.

Bacanya jangan sambil megang²yang bawah ya woooo!😭

Sepupu MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang