Rey kini tengah duduk di ruang keluarga bersama Rara, keduanya tengah menonton acara televisi.
Tok tok tok (suara ketukan pintu)
Rey melirik ke arah Rara meminta agar gadis itu membuka pintu,Rara yang mengerti segera pergi ke teras dan melihat siapa yang datang.
"Arka?"
"iya Ra,aku gak sengaja lewat rumah kamu terus mampir kesini deh,gapapa kan?"
"gapapa kok,ayo duduk dulu"
Keduanya tengah berbincang-bincang,Membuat Rara melupakan Rey yang saat ini tengah menunggunya.Merasa Rara yang tak kunjung kembali ke ruang keluarga membuat dirinya penasaran siapa yang datang,setelah melihat ke arah jendela ia kembali ke ruang tamu lagi, menyapa pada Arka pun tidak,entah kenapa ia merasa tidak suka dengan teman sekolahnya Rara itu.
"kamu sama siapa dirumah?"
"aku sama kak Rey,mama sama ayah lagi keluar kota"
"ouh gitu,mau jalan-jalan sebentar gak?"
"boleh,Rara juga lagi pengen. Yaudah bentar ya ganti baju dulu!"Rara masuk ke dalam rumah dan melihat Rey yang tengah duduk di kursi sambil memainkan game di ponselnya,ia melirik sekilas namun langsung menuju ke kamarnya untuk berganti pakaian.
Setelah bersiap-siap ia segera berjalan untuk menemui Arka,namun langkahnya harus terhenti ketika melihat Rey sudah berdiri di depan pintu kamarnya,pria itu menatap dirinya dengan tatapan yang sulit untuk di artikan."mau kemana Ra?"
"aku mau keluar dulu sama Arka,kak Rey jaga rumah dulu ya,plis kak aku gak enak buat nolak ajakan Arka."
"aku gak ngasih ijin,kamu di rumah aja oke?"
"gak mau,aku mau keluar,kak Rey gabisa ngelarang aku"
"kalian mau kemana?"
"intinya jalan-jalan sore aja nanti juga Rara pulang kok!"
"ayo,kamu jalan sama aku aja! gak usah pergi sama anak ingusan itu" Rara menolak,ia tetap ingin pergi bersama dengan Arka membuat Rey kesal setengah mati.Rey mendorong tubuh Rara membuat gadis itu terjatuh ke ranjang,ia langsung melumat dan menyesap bibirnya,tak membiarkan jeda sama sekali dalam ciuman panas tersebut.
"mmh kakhh"
Rey sedikit menarik baju yang Rara kenakan dan meremas kedua gundukan bukit yang sejak tadi terlihat menantang,membuat hasrat Rey semakin memburu."aghh plisshh lepasin.." Rara meronta-ronta,ia mencoba melepaskan diri dari Rey,hatinya benar-benar sakit di perlakukan seperti ini.
Rey benar-benar sudah gila ia terbakar oleh napsunya sendiri,Rara mendorong tubuh Rey sekuat tenaganya. Berhasil,Rey sedikit terhuyung karena dorongan yang di lakukan oleh sang gadis.
"kak Rey jahat!!"ucapnya langsung pergi meninggalkan Rey,ada setitik air mata yang jatuh,membuat Rey merasa bersalah.Dengan langkah cepat,Rey buru-buru mengejar namun ia kalah telak ketika melihat Rara sudah pergi bersama Arka,entah kenapa ada sedikit rasa tak rela ketika melihat gadis itu pergi bersama pria lain.
'brengsek,gue kalah lagi sama bocah tengik itu!'
Arka menghentikan motornya di sebuah pondok yang berada di taman,ia mengajak Rara untuk singgah ke dalam rumah pondok tersebut. Setelah itu Arka mengambil ponsel nya dalam saku dan memotret wajah cantik Rara yang tengah menikmati suasana taman.
setelah mengobrol dan beberapa kali berlarian sekedar bercanda,akhirnya Rara dan Arka duduk kembali dengan nyaman di pondok,keduanya sama-sama diam menikmati senja.
"kamu suka,aku ajak ke tempat ini?"
Rara menoleh ke arah Arka dan mengangguk cepat.
"Ra..." ucapannya terhenti,beralih mengelus pipi mulus gadis itu dan hendak menciumnya. Tetapi dengan sigap Rara langsung menolak dan sedikit menjaga jarak dengan Arka.
"Maap Ra"
"Maap Ar,aku nggak nyaman"Rara melihat jam tangannya sudah menunjukan pukul 20:20 ia bergegas mengajak Arka untuk pulang,ia sudah pergi dari rumah terlalu lama membiarkan Rey di rumah sendirian,walaupun ia sedang kesal pada pria itu namun tetap saja rasa khawatir itu ada.
"Jangan lupa di makan ya Ra." ucap Arka dengan senyuman manisnya,matanya menjadi sipit ketika tersenyum. Rara mengangguk pelan dan berpamitan untuk pergi memasuki rumah.Ia melihat kearah pintu yang terbuka lebar,sepertinya sedang ada tamu di rumah dan benar saja ketika ia masuk,ternyata ada Ibel dan juga Rey yang tengah mengobrol bersama. Entah kenapa perasaannya kini menjadi tak menentu melihat Rey bersama sahabatnya,mulai ada rasa tak suka hanya saja lagi-lagi Rara selalu menepis perasaan tersebut.
Melihat kehadiran Rara,Rey maupun Ibel saling melemparkan tatapan lalu tersenyum hangat.
"loh udah pulang?" tanya Rey dengan nada bicara yang menurut Rara seperti tak mempedulikannya,terlihat dari cara berbicaranya yang terkesan cuek dan dingin.
"iya,aku mau istirahat dulu!"
"gak mau ikut ngobrol dulu Ra?"Rara menggelengkan kepalanya dan pergi ke dalam kamar,namun sebelum itu ia menaruh beberapa makanan yang sudah dibelikan oleh Arka ke dalam lemari makanan.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian,Rara pergi menuju ruang tamu untuk melihat Rey dan Ibel namun keduanya sama sekali tak terlihat disana.
"kayanya nganterin Ibel deh!" Rara melihat beberapa makanan yang ada di tangannya dan mulai berpikir mau di apakan,jujur saat ini mood nya sedang tak baik membuat dirinya malas makan.Karena bingung bagaimana menghabiskan makanan yang diberikan oleh Arka,akhirnya Rara memutuskan untuk pergi ke rumah mbok Arsi. Setelah mengobrol sebentar,Rara mengajak mbok Arsi dan kedua anaknya untuk makan bersama. Erfan anak pertama mbok Arsi seumuran dengan Rey,ia bekerja di salah satu kasir di supermarket,sedangkan anak mbok Arsi yang kedua bernama Sherpan berusia 17 tahun,kini menjadi teman sekelas Rara sekaligus sebagai sahabat yang paling dekat dengan gadis itu.
Setelah selesai makan bersama Rara melihat jam yang ada di ponselnya sudah menunjukan pukul 22:35 namun ia belum melihat tanda-tanda bahwa Rey akan pulang,ia juga mencoba melihat apakah ada pesan masuk dari Rey namun ternyata tidak ada.
"Ra kamu masih nungguin bang Rey ya?" tanya sherfan yang baru saja kembali dari dapur. "iya nih,ini udah malem tapi dia belum pulang juga,Rara khawatir"
"rumah Ibel kan emang agak jauh,mungkin dia mampir dulu kali Ra."
"mungkin sih iya!"
"Aku tadi liat kamu sama Arka? kalian pacaran Ra?" tanya sherfan penuh selidik.
"aku gak pacaran sama Arka,kita cuma temen deket doang kok."Sherfan mengangguk pelan,ia kembali menghembuskan rokoknya dan menatap Rara sekilas,terlihat di raut wajahnya bahwa gadis itu sudah mulai ngantuk ia juga terlihat menguap beberapa kali.
"Aku bukan maksud nyuruh Rara buat ngejauh dari Arka,tapi menurut aku mendingan kamu cari cowok yang baik-baik aja Ra!"
ucapnya lagi tanpa menatap Rara,kantuknya seperti hilang begitu saja setelah mendengar ucapan yang keluar dari mulut sherfan.Hal itu tentu saja membuat Rara segera menatap sherfan keingintahuannya semakin bertambah,sebenarnya ada apa dengan Arka? hanya itu pertanyaan yang terus berputar di otaknya.
"Memangnya kenapa sih?"
Sherfan menghentikan aktivitasnya yang tengah merokok dan beralih menatap Rara. "kalo dibilangin suka ngeyel banget,udah sana pulang,udah nguap gitu! pasti ngantuk kan?" Rara menggelengkan kepalanya dia masih ingin menunggu Rey.
Setelah menunggu lebih dari dua jam Rara kembali kerumahnya,ia duduk di kursi ruang tamu berharap Rey segera kembali sampai akhirnya ia terlelap disana.Sinar matahari mulai menembus masuk ke dalam jendela,membuat seseorang yang masih terlelap tidur sedikit mengerjapkan matanya. Ia langsung tersadar dan melihat sekeliling,menyadari bahwa ia kini bukan tidur di kamarnya. Tubuhnya terasa berat untuk bergerak,setelah benar-benar sadar Rara menyadari bahwa Rey ada di sebelahnya tidur sembari memeluk dirinya.
"Agh,pantas saja berat" gumamnya pelan.Rara menatap pria di sebelahnya yang masih tertidur lelap,dengkuran halus begitu terdengar jelas,ia masih kesal pada Rey tetapi percuma saja,menurutnya tidak akan berguna. Mau marah juga Rey gak akan paham dengan perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu Mesum
Novela JuvenilWarning! Cerita ini mengandung beberapa adegan 18+ Harap bijak dalam membaca ya guys!! Cinta memang selalu menyakitkan bukan?? tidak selamanya selalu di isi dengan kebahagiaan. Rara,gadis berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu,mencintai...