Ponsel milik Rey terus berdering,namun ia enggan untuk melihat siapa yang menghubunginya. Rasa kantuk yang ia rasa begitu berat,tetapi karena suara nyaring yang berasal dari ponselnya terus berbunyi,membuat ia terpaksa bangun dan melihat siapa yang menghubunginya.
"Mamah" gumamnya pelan dan langsung menjawab telepon yang ternyata dari Rita."Halo Rey,maapkan mama ya nak kemarin tidak menjawab panggilan telepon dari kamu,mama baru saja kembali ke kota"
"ah,mama sudah kembali? Syukurlah,apa pekerjaan ayah sudah selesai?"
"iya,kamu kapan pulang? Mama kangen sama putra mama"
"Nanti Rey pulang,kirimkan mobil ya mah! Atau suruh aja Arion buat nyetir,gak usah make supir di rumah"
"Yaudah"
Setelah mengobrol cukup lama Rey mematikan ponselnya kembali dan merebahkan tubuhnya di ranjang.Suara riuh tawa canda dari luar kamar membuat Rey penasaran,rasa kantuknya sudah hilang setelah mengobrol dengan Rita.
"Hai kak Rey" sapa Ibel setelah berpaspasan dengan Rey yang baru saja keluar dari kamarnya,Rara hanya tersenyum singkat lalu mengajak Ibel untuk buru-buru pergi. "kalian mau kemana? Udah rapih banget" Rey bertanya pelan dan membuat kedua gadis itu menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Rey."eum,kita mau ke sekolah kak ada ekstrakurikuler tambahan,udah ijin juga sama mama ayah" kali ini Rara yang menjawab membuat Ibel memasang wajah bingung.
"yaudah,hati-hati langsung pulang kalo udah selesai"
Keduanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkan Rey di rumah sendirian.Bram dan Risa memang tengah pergi keluar kota,Rey yang memang diberi tugas menjaga Rara selalu saja posesif dan melarang gadis itu banyak hal membuat Rara kesal dan berakhir berbohong seperti sekarang.
"Kenapa bohong? Kita bukan mau ke sekolah tau" Ibel yang memang masih bingung kembali bertanya karena Rara tak kunjung memberikan penjelasan padanya "ish,kak Rey tuh gak akan ngasih ijin kalo tau aku sama kamu pergi karena liat Arka sama Sherfan main basket"
"ck,posesif banget deh sepupu ganteng kamu itu,jadi makin suka" Rara yang mendengar pujian dari sahabatnya itu langsung memasang wajah mual.
"gak boleh gitu,nanti kamu suka sama kak Rey,mampus deh!"
"iya-iya,udah ayo keburu telat"Keduanya berjalan beriringan memasuki tempat Arka dan Sherfan bermain basket,suara riuh terdengar jelas. Membuat keduanya langsung mencari tempat duduk paling depan,karena melihat orang-orang yang mulai datang untuk mendukung tim dari sekolahnya masing-masing.
"ASKARAA!!!! ASKARAAA!!!" Teriakan menggema memenuhi lapangan ketika tim dari sekolah Rara berhasil memenangkan pertandingan.
Arka yang memang menyadari kehadiran Rara langsung berlari kearahnya dan berdiri tepat di hadapan gadis itu.
"aku kira kamu gak akan dateng Ra"
"Aku udah janji sama kamu kan? Pasti dateng lah"
"haha,oke" Arka mengambil minuman yang sejak tadi berada di pangkuan Rara dan langsung meneguknya habis "ck,itu punya Rara woii" celetuk Ibel yang langsung mendapatkan cubitan dari Rara "ah,punya kamu Ra? Aku kira buat aku"
"enggak kok,emang aku beli buat kamu"
"denger kan mulut ember?" ucap Arka sembari menaik turunkan alisnya menatap Ibel yang saat ini tengah menahan marah.Ketiganya mengobrol lama sampai akhirnya terhenti karena Sherfan dan teman-temannya datang menghampiri.
"kamu dateng?" tanyanya menatap kearah Ibel
"kalo gak dateng aku gak akan ada disini"
Sherfan menyunggingkan senyuman,terlihat sekali Ibel masih marah apalagi pertemuan terakhirnya yang sepertinya semakin membuat gadis itu kesal.
"mau ikut? Tim basket ngerayain kemenangan kita dengan acara makan-makan"
Ibel hanya diam tapi tatapan matanya menatap kearah Rara yang ternyata kembali melanjutkan obrolan bersama dengan Arka."eum,gak..."
"makan-makan dimana fan? Rara sama Ibel boleh ikut kan?" Rara menjawab cepat dan menatap kearah sahabat kecilnya itu,yang langsung mengangguk cepat mengiyakan pertanyaan Rara. Kali ini Sherfan menatap Arka yang masih diam di tempat bahkan terlihat tak peduli dengan kehadiran dirinya "lo juga bisa ikut kalo mau" Sherfan membuka suara membuat Arka menoleh kearahnya
"Gue gabisa" ucapnya lalu beranjak pergi.Tapi belum sepenuhnya menjauh lengannya sudah dicekal oleh Rara,gadis itu menatapnya dalam membuat Arka diam terpaku "kenapa gak ikut? Kamu sama Sherfan masih belum baikan?"
"bukan karna itu,lagian gak nyaman kalo harus makan bareng sama mereka,kamu aja yang pergi"
"udah setahun Ar,aku gatau permasalahan kalian seperti apa sebelumnya,tapi tolong selesaikan masalah kalian berdua baik-baik. Aku tau kamu dan Sherfan berteman dengan baik sejak kecil,kalian juga gak bisa kan diem-dieman terus"
Arka tersenyum tipis lalu mengelus pucuk rambut Rara "jadi,kamu mau aku ikut pergi kan?"
Rara langsung mengangguk dan mengajak Arka kembali ketempat dimana Sherfan masih berkumpul bersama Ibel dan juga teman-temannya yang lain.Setelah selesai acara makan bersama Arka mengajak Rara untuk pulang,begitupun dengan Sherfan yang mengajak Ibel pulang bersama. Keempatnya melewati jalanan sepi yang berada di perbatasan desa,senyap sekali membuat mata Rara selalu waspada. Sedangkan Arka,ia terlihat sangat tenang sembari mengendarai motornya.
"Sherfan berhenti" Ucap Ibel tiba-tiba yang membuat Sherfan harus menghentikan motornya,begitupun dengan Arka yang ikut berhenti dan menepikan motornya.
"Ada apa Bel?"
"ke pasar malam dulu yu? Lihat deh disana,rame banget"
Ketiganya menoleh kearah yang ditunjuk oleh Ibel dan langsung menyetujuinya.Suasana ramai dari pasar malam membuat mereka berempat terus berjalan santai,untuk melihat-lihat beberapa wahana yang ada disana seperti biang lala dan kora-kora yang membuat mata Ibel maupun Rara berbinar. Keduanya tersenyum mengisyaratkan sesuatu membuat Rara mengangguk pelan.
"Arka,aku mau naik itu" Arka menoleh dan melihat wahana yang di tunjuk oleh Rara,ia menelan saliva begitupun dengan Sherfan ia merasa sudah tidak enak semenjak Ibel menginginkan datang ke tempat tersebut. Di hatinya ia terus berdoa agar Ibel tidak meminta hal yang sama seperti keinginan Rara,tetapi pupus setelah Ibel menggamit tangannya dan menunjukan wajah seimut mungkin.
"Mau naik itu juga? Ibel mau" ucapnya manja terus saja menampilkan puppy eyes nya terhadap Sherfan,membuat Rara mual melihat pemandangan di hadapannya kini.
"eum,aku..."
"gak mau ya?" Ibel kembali berbicara dan menunjukan wajah sedih membuat Sherfan sulit untuk menolak dan berakhir mengiyakan. Ibel dengan Rara sudah berjalan terlebih dahulu meninggalkan Arka bersama Sherfan,keduanya nampak begitu gelisah."Lo takut ya?" kali ini Arka berbicara menunjuk wajah Sherfan yang sudah berubah pias "berisik,lo juga takut"
"ck,ribut paling kenceng,naik itu wahana doang kaya mau mati aja" celetuk Arka berjalan terlebih dahulu membuat Sherfan geram dan meninju angin."huwekk,huwekkk" cairan putih terlihat keluar dari mulut Rara dengan Ibel setelah menaiki salah satu wahana. "Heuh,kalian so banget sih,so jago" kali ini Sherfan berbicara penuh penekanan membuat Rara berjalan mendekat kearahnya setelah itu memukul bahunya keras "aduh,apasih Ra"
"seharusnya kamu sama Arka yang muntah bukan aku sama Ibel!!" ucapnya pelan agar Arka tak mendengar apa yang ia ucapkan.
"aku denger loh Ra,kamu bisik-bisik tapi suaranya keras"
gelak tawa terdengar nyaring,menampilkan ekspresi Rara yang saat ini menahan malu,pipinya bahkan sudah bersemu merah.Mereka berempat memilih untuk pulang setelah puas bermain di pasar malam. Tepat saat berjalan di depan rumah hantu langkah Rara terhenti,ia menyentuh lengan Arka membuat pria itu menoleh ke arahnya.
"kenapa?"
"Aku gak tahan,mau buang air kecil"
"Tapi,di pasar malam ini gak ada toilet Ra"
"jangan becanda Ar,aku udah gak tahan"
Sherfan dan Ibel pun kembali kearah Rara yang masih saja diam bersama dengan Arka yang nampak kebingungan.
"kenapa Ra?"
"Ibel,aku mau buang air"
"salah banget kamu mau buang air disini,gak ada toilet satupun" ucapan Sherfan membuat Rara menahan tangis,ia tak ingin mempermalukan dirinya.'apa ini karma ya karna aku bohong sama kak Rey,plis aku gamau ngompol,ini malu-maluin banget'
"Udah buang air kecil disini aja,aku jagain. Lagian Sherfan sama Arka nungguin di depan,gak ada siapa-siapa juga kok" Ibel mencoba menenangkan Rara yang masih saja khawatir dan melihat ke semua arah memastikan tak ada siapapun disana selain dirinya bersama Ibel. Karena tak ada toilet satupun di pasar malam,terpaksa membuat Rara harus ke belakang rumah hantu dan menuntaskan keinginannya disana.
"akhirnya,lega banget"
"udah? Gak ada siapa-siapa kan,kamu penakut"Keduanya hendak kembali ke depan,tetapi pandangan Rara seolah tertuju pada sesuatu yang membuatnya seolah enggan untuk kembali ke tempat dimana Sherfan dan Arka menunggu keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu Mesum
Teen FictionWarning! Cerita ini mengandung beberapa adegan 18+ Harap bijak dalam membaca ya guys!! Cinta memang selalu menyakitkan bukan?? tidak selamanya selalu di isi dengan kebahagiaan. Rara,gadis berusia 17 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu,mencintai...