Di tengah kebingungan yang melanda, baik aku, Kenn, dan Alaric saling pandang. Sesaat kemudian, Alaric memecah sunyi dengan permintaan konyolnya. "Nyonya Wen, apakah hari ini tidak ada ikan untuk dimakan? Yang mentah-mentah juga tidak apa-apa, aku bisa memasaknya." Membuat khayalak menoleh risi ke arahnya, termasuk aku.
"Poseidon semestinya marah jika mengetahui anaknya suka memakan ikan seperti monster laut begitu." Sahut salah seorang Nereida dengan ketus.
Di meja makan yang kecil ini, sudah ada salad dengan keju feta, daging domba, dan beberapa buah pencuci mulut. Disajikan pula minuman, yang sepertinya adalah nektar bunga. Makanan seperti ini bukanlah makanan yang aneh bagi kami. Dan kami juga menikmatinya dengan cukup senang.
"Apa rencanamu untuk mengalahkan para gorgon itu, Ric?" tanyaku, setelah sekian lama memilih membisu.
"Anu ... aku masih kurang yakin, keadaan kerajaan Ayahanda dan kedua gorgon itu sendiri sudah seperti apa. Katanya, semenjak lima ribu tahun yang lalu, kedua gorgon itu ingin menuntut keadilan atas kematian Medusa. Namun, percobaan mereka seringkali dikalahkan oleh Ayahanda. Besok adalah kesempatan yang bagus bagi mereka yang mau menyerang kerajaan, Ayahanda sedang ada urusan di Olympus, kan." Dia bercerita sembari menikmati daging domba yang sangat hambar.
"Semoga berhasil!" balasku singkat, lalu kembali menikmati hidangan makan malam.
Di siang ini, aku sudah merasa nyaman dengan tempat baruku - akademi ini. Barangkali karena memang inilah habitat yang harus aku tinggali. Mereka semua berusaha sebaik mungkin demi, diriku, ya misalnya saja, Nyonya Dynn dan para nymphnya.
Aku senang berada di sini, selama tidak ada yang mengancamku. Kecuali, tugas-tugas menyebalkan itu. Kenn bercerita bahwa ia pernah melawan pasukan militer bayaran bagi sebuah perusahaan mebel terbesar di Yunani ini, yang hendak memusnahkan hutan dan para Dryad-nya. Tentu saja, tugas itu bukanlah tugas kecil yang bisa dilakukan sembari bersantai-santai. Kenn sekecil ini, dipaksa melawan manusia-manusia keji. Lantas, apa tugas yang akan mereka bagikan untukku?
Sebelumnya, Nyonya Dynn memang sedang di lantai atas bersama beberapa nymph. Barangkali sedang mendiskusikan pembagian tugas untuk kami.
"Kalau boleh tahu, kau keturunan siapa, Car?" tanya Kenneth, membuatku tersedak.
Aku termenung cukup lama, menatap ke arah jendela yang menampilkan pemandangan berupa langit nan berubah menjadi jingga, membuktikan bahwa hari sudah sore. Benakku melayang-layang tanpa arah, mencari-cari jawaban yang tak kunjung ditemukan. Fakta pahit ini, selalu berhasil membuat diriku terbungkam merasa sakit.
Bukannya enggan menceritakan, tetapi apa yang harus dikatakan? Jika aku sendiri juga tidak mengetahui suatu fakta pun. Ingatanku melayang menuju suatu waktu. Ibu menggendong bayi mungil ini, aku, sejauh mungkin dari rumahnya. Rumah tempat wanita dengan hobi memanah itu lahir, tetapi jua diusir akibat suatu fitnah, atau bahkan suatu kejadian nyata.
Anthony — Pendeta yang berusia matang. Dia dengan gagahnya mengenyahkan Zaphire yang kala itu baru melahirkan. Berdalih hamil tanpa suami, tetapi Zaphire tidak pernah membenci Anthony. Ia justru banyak menampilkan senyuman manisnya, sembari terus menyangkal bahwa dia hamil tanpa suami.
Lahirnya aku, tanpa didampingi oleh seorang Ayah. Entah di mana keberadaannya dan siapa dia, tetapi Ibu tetap mencintai lelaki yang katanya 'bertanggung jawab penuh' atas diriku itu.
"Car, kau ingin menambah salat keju feta ini? Kebetulan aku, anu, agak kurang menyukai keju," tawar Alaric, membuyarkan lamunanku. Alaric dan Kenneth saling pandang. Kedua demigod itu seakan-akan mengetahui apa yang kupikirkan.
"Anak-anak, segera habiskan makanan kalian, ada yang akan aku bicarakan kepada kalian," celetuk Nyonya Dynn. Raut wajahnya menyiratkan ketakutan yang dikombinasikan dengan rasa khawatir.
![](https://img.wattpad.com/cover/369653521-288-k167481.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DELPHI: The Magic Crossbow
FantasíaDelphi adalah area suci milik Apollo yang biasanya digunakan masyarakat untuk menerima ramalan yang dituturkan langsung oleh Pythia. Selayaknya tempat suci yang lain, Delphi juga sangat dijaga ketat oleh manusia, nymph dan satir, serta para Olympian...