13. Hancur

87 58 9
                                    

Kini zara terbaring di atas ranjang nya, rasanya dia tidak bertenaga lagi untuk melakukan sesuatu. Sejak pulang dari rumah sakit dia hanya menangis dan melamun

Tiba-tiba handphone nya menyadarkannya dari lamunannya

Trtttt trttt trtttt

Dengan tenaga nya yang lemas ia mengangkat telpon nya

"Hallo nak" suara lelaki itu adalah ayahnya

"Pa-papa ?"

"Zara udah ke dokter kan?"

Tidak ada jawaban dari seberang sana, lelaki itu bingung karena tak kunjung ada jawaban dari sana

"Zara??"

"I-iya pa"

"Kemarin kenapa Zara gak jadi ke rumah sakit?"

"Oh itu karena Zara harus ngerjain PR" Zara sebelumnya sudah berbohong pada ayahnya

Dia tidak memberitahu kalo dia dari melakukan tes kesehatan ginjal, Zara membuat alasan menunda jadwal pergi ke dokter karena ada pr yang harus di kerjakan

Dia memberitahu ayahnya kalo ia baru ke rumah sakit hari ini, padahal dia sudah ke rumah sakit 3 hari yang lalu berturut-turut untuk menunggu hasil tesnya

"Kamu udah pulang dari rumah sakit? Gimana keadaan kamu? Apa kata dokter?"

Zara tak tau harus berkata apa pada ayahnya, dia tak mau membuat ayahnya khawatir karena ayahnya ada riwayat sakit jantung, dia tak mau ayahnya drop karena mendengar keadaannya

"Zara gak apa-apa kok pa"

"Terus apa kata dokter?"

"Kata dokter aku cuma kecapekan, asam lambung aku naik"

"Kalo yang mimisan itu karena apa?"

"Ohh pas itu kan cuaca lagi panas pa, jadi kata dokter karena itu. Gak ada yang perlu di khawatirkan kok pa"

"Beneran kamu gak apa-apa?"

"Iya pa, Zara baik-baik aja"

"Syukurlah papa lega mendengarnya, papa tadi khawatir ada yang serius "

"Papa jangan khawatir lagi ya, Zara udah baikan kok tadi udah di kasih obat sama dokter "

"Iya nak, kamu sekarang istirahat ya jangan stres-stres dulu"

"Iya pa " Zara benar-benar merasa hancur karena harus membohongi ayahnya.

"Jika papa tau kalo gua punya penyakit serius dia pasti khawatir banget, lebih baik gua simpan sendiri aja masalah ini" ucap Zara dalam batinnya

"Ya udah papa matiin dulu ya, kamu makan sama minum obat dulu setelah itu istirahat"

"Iya pa, ini Zara mau makan"

"Kamu cepat sembuh ya biar nanti bisa ketemu papa lagi"

Tak terasa Zara meneteskan air matanya, hatinya begitu tersayat

"Iya pa, assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Kemudian ayahnya memutuskan sambungan telepon itu, sementara tangis yang tadi tertahan kini ia keluarkan sepuasnya

"Maafin Zara pa, Zara harus bohong sama papa, Zara gak mau papa khawatir"

Zara tidak berniat memberitahukan ini pada ibunya, karena jika ibunya tau, dia tak tau bagaimana reaksi nya nanti

Zara tak ingin menambah beban ibunya, jadi biarlah ia memendam sakitnya sendiri dulu

Satu lagi suara dering telepon yang mengagetkannya trtttt..trtttt....

Ternyata Fahri yang menelpon nya, satu orang lagi yang harus ia bohongi

"Hallo Fahri" Zara berusaha menstabilkan suaranya

"Zar, kamu udah cek ke dokter tadi?"

"Iya"

"Terus apa kata dokter? "

"Aku gak apa-apa, cuma kecapekan aja terus asam lambung aku naik" lagi-lagi Zara harus bohong pada Fahri

"Aku udah pernah bilang kan sama kamu harus jaga pola makan " Fahri terdengar khawatir dengan kondisi Zara

"Iya, mulai sekarang aku jaga pola makan deh"

"Iya udah, tapi kamu beneran gak ada penyakit serius kan Zar?"

"E-enggak Fahri, aku baik-baik aja kok"

"Beneran?"

"Iyaa, ini aku tutup dulu ya telpon nya, mau makan sama minum obat soalnya " Zara tak ingin membuat Fahri curiga, ia menutup telponnya untuk menghindari itu

"Oke, cepat sembuh ya Zara ku"

"Iya Fahri, thanks ya"

"Hmm"

Zara kemudian memutuskan sambungan telepon itu

"Tuhan, kenapa saat aku mulai menemukan kebahagiaan ku kau ambil nikmat sehat ku"

Akhir-akhir ini memang lebih banyak kebahagiaan yang hadir dalam hidup Zara

Sejak ia pacaran dengan Fahri dia merasa tak kesepian seperti dulu lagi, perhatian hangat dari Fahri membuat dia merasa di sayangi, dan dia begitu bahagia saat ia bertemu dengan ayahnya setelah sekian lama

"Tuhan tolong jangan ambil nyawaku dulu, aku ingin merasakan bahagia bersama orang-orang yang aku sayangi"

Kemudian Zara mengambil diary nya dan pulpen dia mulai menulis

                  My wishlist

1.merayakan ulang tahun yang ke-18 bersama papa

2. Mama mulai perhatian sama zara

3. Tuhan menghadirkan laki-laki yang akan membahagiakan aku sebelum aku pergi (aku harap itu Fahri)

4. Aku dan Rere sahabatan lagi seperti dulu

5. Masuk universitas impian aku

"Tolong tuhan sebelum kau mengajak aku pergi, kabulkan lah harapan-harapan ku ini"

Hikss hikss hikss.... Zara tak kuasa menahan tangisannya, tangisannya begitu pecah

"Aku cuma pengen bahagia sebelum aku benar-benar pergi meninggalkan dunia ini"

Rasanya begitu hancur, hati Zara terasa tersayat saat menerima kenyataan ini. Penyakit serius yang dia derita, sehingga ia merasa hidupnya tidak akan lama lagi

Hampir 2 jam ia menangis ia tidak berselera untuk makan, sampai lupa kalo dia harus meminum obat

Kemudian ia meneguk obat yang tadi di resepkan oleh dokter itu

Setelah meminum obat, dia kembali berbaring di kasur nya karena dia benar-benar tidak berselera melakukan apapun. Hingga beberapa saat Zara terlelap tidur

                   Happy reading 😊

                                                   Next.....

Lautan Dan Lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang