Kini Zara menatap kosong obat yang tadi di berikan dokter. Dia belum berniat untuk meminumnya, lagi pula obat itu harus di minum sesudah makan sedangkan dia sama sekali belum bernafsu untuk makan
Suara dering telepon menyadarkannya dari lamunannya"trttt trtt trtt" dia melihat nama yang tertera di layar hp nya
"Fahri?" Zara masih sangat kecewa dengan Fahri, dia tidak akan mengangkat telpon dari Fahri
Trttt trttt trtttt
Berkali-kali telepon nya terus berdering tapi Zara belum mengangkat nya
Hingga suara bisingnya mulai mengganggu, akhirnya Zara pun mengangkat telpon dari Fahri
"Hallo"
"Zara, kamu lagi apa?"
"Kenapa kamu telpon aku?" Jawab Zara dengan nada kesalnya
"Kamu masih marah ya sama aku? Maafin aku ya"
"Fahri aku mau istirahat tolong jangan ganggu ya, aku tutup dulu telponnya"
"Zara tunggu, aku mau jelasin sesuatu sama kamu"
Mendengar jawaban Fahri mengurungnya untuk menutup telponnya
"Kamu mau jelasin apa?"
"Sebelumnya aku minta maaf sama kamu, aku tau sikap aku kek tadi salah"
"Tadi aku lagi kebawa emosi, dan aku ketemu sama Rere tadi karena aku mau pinjam uang sama dia" lanjut Fahri
Batin Zara penuh dengan pertanyaan, meminjam uang? Untuk apa Fahri meminjam uang sama Rere ?
"Pinjam uang? Sama Rere?"
"Iya Zara, Minggu lalu aku ambil uang mama diam-diam. Aku gak bermaksud mencuri, nanti aku pasti balikin lagi"
"Kenapa kamu harus diam-diam? Dan buat apa kamu pinjam uang mama kamu?"
" Kemarin aku ikut taruhan balap motor dan aku kalah, jadi aku harus bayar itu oleh karena itu aku kepaksa ambil uang mama diam-diam, kalo mama tau pasti bakalan marah besar"
"Ya ampun Fahri, kamu sih kenapa harus ikut taruhan segala!"
"Maafin aku, aku tau aku salah "
"Terus kenapa harus pinjam sama Rere? Kok kamu gak bilang sama aku?"
"Aku udah cari pinjaman Kemana-mana tapi gak ada, cuma Rere yang mau pinjemin. Aku gak bilang sama kamu karena aku gak mau kamu kepikiran"
"Terus masalah taruhan itu udah selesai?" Tanya zara
"Iya Zar, tapi hutang aku sama Rere harus di bayar Minggu depan, kalo aku gak bayar dia bakal ngaduin sama mama "
Rasa kesal Zara pada Fahri sedikit menghilang, karena dia sudah tau alasan Fahri bertemu dengan Rere saat di alun-alun tadi
Dia juga merasa bersalah karena sudah menuduh Fahri yang bukan-bukan
"Ya ampun jahat banget sih Rere, katanya mau nolongin tapi kok gitu"
"Zara? Aku boleh minta tolong gak sama kamu?"
"Minta tolong apa? Selagi aku bisa pasti aku tolongin"
Fahri diam beberapa saat sedangkan Zara masih setia mendengarkan Fahri
"Boleh gak kalo aku pinjam uang kamu buat bayar hutang sama Rere?"
Zara bingung harus menjawab apa, dia mau membantu Fahri tapi di sisi lain dia sudah tidak punya cukup uang lagi
Mama nya belum mentransfer karena belum tanggal nya. Untung dia masih punya stok makanan dan beras itupun tinggal sedikit
KAMU SEDANG MEMBACA
Lautan Dan Lukanya
Teen Fiction"Zara gak bisa janji buat jadi bhayangkari nya kak Gilang" "Kenapa? Kakak cuma mau kamu" Gilang menatap mata Zara dengan penuh harapan "Penyakit aku makin parah, Zara takut gak bisa nepatin janji itu"