Seminggu berlalu...
Kini Zara berusaha untuk kembali menata hidupnya, ia ingin melupakan semuanya meskipun bayang-bayang kesedihan terus mengganggu pikirannyaIa terduduk dan bersandar di ranjang kamarnya sambil memeluk diary hadiah ulang tahun dari ayahnya
Setelah pemakaman hari itu, Zara sempat pergi ke rumah ayahnya untuk mengambil hadiah yang di beli oleh ayahnya
"Zara gak nyangka, ini bakalan jadi hadiah ulang tahun terakhir dari papa"
"Papa tau? Seminggu ini adalah hari-hari yang paling melelahkan. Zara terus di hantui oleh kesedihan"
"Rasanya begitu berat untuk melalui kehidupan ini setelah papa pergi"
selama seminggu ini Zara tidak masuk sekolah, dia memilih izin karena dia tidak bisa menerima pelajaran saat pikirannya kacau seperti ini
Zara ingin menenangkan pikirannya, dia berniat untuk makan seafood hari ini bersama Fiona
sebenarnya dia masih tidak berselera untuk senang-senang, tapi Fiona memaksanya sehingga ia harus menuruti kemauan temannya itu
Bagaimana pun juga hidup harus tetap berlanjut, dia tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan
Kini Zara sudah bersiap untuk pergi dia ingin melupakan segalanya, dia harus bersikap seolah semua baik-baik saja
Tak lama kemudian Fiona sudah tiba di depan rumahnya, ia bergegas menemui Fiona ke bawah
"Udah siap Zar?" Tanya Fiona
"Iya" Jawab Zara, Fiona paham apa yang di rasakan temannya ini karena matanya tidak bisa berbohong
"Zara, hari ini lo gak boleh sedih lagi ya! Pokoknya hari ini gak boleh ada air mata Lo harus bahagia"
"Iya fii gua berusaha buat lupain semuanya" Zara berusaha terlihat baik-baik saja meskipun ia sempat meneteskan beberapa air mata
"Gua yakin Zar Lo bisa lewatin semua ini, dan gua yakin Lo pasti bisa bangkit lagi dari keterpurukan ini" Fiona berusaha memberi kekuatan pada Zara
"Makasih fii, Lo selalu ada saat masa-masa sulit gua, makasih udah mau jadi sahabat gua"
Fiona memeluk Zara sebagai seorang sahabat, ia sudah menganggap Zara lebih dari sahabat bahkan terasa seperti saudara
"Iya Zar, kita kan udah janji buat ngelewatin semua sama-sama" tak terasa air mata keduanya kembali jatuh
"Kok Lo ikutan nangis sih? Katanya gak boleh ada air mata"
"Sorry-sory, liat Lo nangis gua jadi ikutan juga "
"Mau berangkat sekarang?" tanya Zara
"Ayok" mereka kini bergegas pergi
****
Kini Zara dan Fiona sedang menunggu pesanan mereka, mereka memesan beberapa seafood. Kali ini Fiona yang traktir, ia berniat mentraktir Zara untuk menyenangkan hati temannya iniSetelah pesanan datang mereka mulai melahap semua makanannya, setelah satu Minggu akhirnya Zara bisa makan sebanyak ini lagi
"Gua senang banget Zar liat Lo makan selahap ini lagi?"
"Hah? Emang lahap banget ya gua makanya?"
"Wkwkw, maksud gua kan seminggu ini Lo makannya cuma sedikit dan sekarang udah mulai banyak"
"Ohh gitu"
"Jangan sedih-sedih lagi ya, gua gak suka liat Lo sedih kek kemarin"
"Tergantung sih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lautan Dan Lukanya
Teen Fiction"Zara gak bisa janji buat jadi bhayangkari nya kak Gilang" "Kenapa? Kakak cuma mau kamu" Gilang menatap mata Zara dengan penuh harapan "Penyakit aku makin parah, Zara takut gak bisa nepatin janji itu"