Kini mereka berdua sedang duduk di bangku yang sama, mereka sama-sama sedang menunggu obat
Hari ini rumah sakit itu lumayan rame, sehingga mengharuskan mereka untuk mengantri
"Kamu kenapa di sini? Lagi sakit"
Zara diam tak menjawab, dia seperti tidak fokus dengan sekitarnya
"Hey" polisi itu menepuk sedikit bahu Zara
"I-iya pak" Zara kaget dan tersadar dari lamunannya
"Sorry, saya udah lancang sentuh tangan kam. Habisnya saya liat kamu melamun terus dari tadi"
"Saya juga minta maaf karena gak denger tadi bapak ngomong apa"
"It's okay, emangnya kamu kenapa ke sini? Lagi sakit?"
"Eeee iya pak, tapi udah agak mendingan kok ini lagi nunggu obat"
"Sakit apa?"
"Hmm i-ini pak, cuma demam biasa kok"
"Ohh gitu"
"Bapak sendiri sakit apa?"
"Sama cuma demam biasa, tapi ini udah sembuh keknya tinggal nunggu obat"
"Bapak juga bisa sakit!" Tanya Zara dengan wajah polosnya
"Kamu kira saya ini robot gak bisa sakit?"
"Haha iya saya kaget aja, polisi se gagah bapak tiba-tiba sakit"
"Justru karena saya polisi lebih rentan sakit, kamu tau kan tugas polisi itu berat. Belum lagi kadang harus patroli malam-malam"
"Haha iya pak"
Tak lama kemudian nama si polisi itu di panggil untuk mengambil obat
"Mas Gilang, ini obatnya "
"Oh iya mbak" Gilang beranjak dari tempat duduknya dan mengambil obatnya
"Makasih mbak"
"Resepnya Udah di tulis semua ya, jangan lupa di minum obat nya" di balas anggukkan oleh Gilang
Setelah mengambil obatnya Gilang kembali duduk di samping Zara
"Kok bapak belum pulang? Nunggu seseorang?"
"Iya?"
"Nunggu siapa?"
"Nunggu kamu" Zara kaget dengan jawaban si polisi ini, kenapa dia harus menunggu dirinya?
"Sa-saya? Kenapa nunggu saya?"
"Gak apa-apa, sekalian aja"
"Hmm" Zara merasa canggung berada di samping polisi ini
"Oh iya kita belum kenalan kan? Kalo boleh tau nama kamu siapa?"
"Zara" jawab Zara dengan singkat
"Kalo nama panjangnya?"
"Zara Arasya Fadzira "
"Nama yang bagus, kenalin nama saya Gilang Athalla Naufal panggil aja Gilang "
"Baik pak Gilang "
"Perasaan dari awal ketemu kamu panggil saya bapak terus, emang muka saya udah kek bapak-bapak?"
"Enggak kok muka bapak masih kek muda banget, saya panggil bapak karena pak Gilang polisi. Masa panggil nama aja , kan gak enak"
"Jangan panggil bapak dong, saya ngerasa tua banget kalo di panggil bapak"
"Terus saya harus panggil siapa?"
"Kakak aja" jawab Gilang sambil tersenyum manis kepada Zara
Jantung Zara benar-benar berdebar kencang, ntahlah mungkin ini yang dinamakan salting
KAMU SEDANG MEMBACA
Lautan Dan Lukanya
Teen Fiction"Zara gak bisa janji buat jadi bhayangkari nya kak Gilang" "Kenapa? Kakak cuma mau kamu" Gilang menatap mata Zara dengan penuh harapan "Penyakit aku makin parah, Zara takut gak bisa nepatin janji itu"