Kini Zara sedang menunggu antrean di rumah sakit itu, setelah beberapa saat namanya di panggil untuk masuk ke ruang dokter.
"Zara Arasya Fadzira, boleh masuk"
"Baik suster"
Zara langsung masuk ke dalam ruang dokter itu dengan seorang dokter perempuan yang sudah menunggu.
"Permisi dokter"
"Iya silahkan masuk, kamu atas nama Zara?"
"Iya dok"
"Silahkan duduk dulu Zara"
"Baik dok" kini Zara duduk di seberang dokter itu
"Oke, sebelumnya bisa kamu jelaskan apa keluhan yang kamu alami?"
Zara menarik nafasnya sejenak dan dia mulai menjelaskan gejala yang ia rasakan.
"Hmmm, s-saya" Zara sedikit terbata-bata dan gugup
"Jangan tegang Zara, coba tenang kamu jelaskan perlahan "dokter itu berusaha meyakinkan Zara
"Jadi gini dok, beberapa bulan ini perut saya sering sakit, sakitnya terkadang tidak tertahankan bahkan pernah sampai pingsan di sekolah"
"Selain dari itu ada keluhan lain lagi"
"Badan saya sering lemas kadang saya mual banget, tadi pas saya mau ke sini saya mimisan "
"Sudah berapa lama kamu mengalami gejala ini?"
"Lumayan lama dok, saya ingatnya pas saya kelas 12 mulai merasakan gejala-gejala ini"
Dokter itu seperti memikirkan sesuatu, tapi di sisi lain dia tidak tega untuk menyampaikan pada Zara.
"Baik Zara, kamu silahkan berbaring dulu biar saya periksa "
"Baik dok" Zara kemudian berbaring di ranjang itu sedangkan dokter itu pun mulai memeriksa Zara.
"Oke Zara saya sudah selesai memeriksa kamu, boleh duduk lagi biar saya jelaskan"
"Kalo boleh tau saya sakit apa dok?"
Dokter itu diam beberapa saat seperti ada yang janggal dengan si dokter, matanya tertunduk hingga akhirnya dia membuka suara
Dokter itu menarik nafas pendek "Zara, berdasarkan pemeriksaan saya dan gejala yang kamu alami, saya takut jika itu mengarah ke penyakit gagal ginjal "
Deghh, jantung Zara terasa berhenti seketika
"Ja-jadi penyakit saya separah itu dok?"
"Itu baru perkiraan saya, untuk memastikannya kita perlu melakukan tes kreatinin"
"Apa itu maksudnya dok?"
"Cek kreatinin merupakan pemeriksaan yang mengungkapkan informasi penting tentang kesehatan ginjal seseorang"
Pikiran Zara kemana-mana, tidak tenang dan takut jika dia benar-benar mengidap penyakit itu
"Bagaimana Zara? Apakah kamu siap untuk melakukan tes itu?"
"Kapan tes nya dok?"
"Kamu harus puasa 12 jam dulu, paling besok baru kita lakukan
Perasaan zara dilanda dilema, banyak hal yang ia pikirkan belum lagi biaya pengobatannya. Tapi di sisi lain, dia juga harus tau tentang penyakitnya
"Zara? Gimana? Kamu bersedia kan?"
"Hmmm, baik dok " Zara bersedia untuk melakukan tes kreatinin, dia berharap dugaan dokter itu tidaklah benar. Dia berharap tidak ada penyakit serius di tubuhnya
_*_*_
Keesokan harinya Zara kembali ke rumah sakit untuk melakukan tes itu
"Baik, kamu masuk ke ruang itu dulu ya, saya persiapkan dulu" Zara kemudian mengangguk dan menuruti perintah dokter itu
Setelah beberapa saat pemeriksaan nya selesai, Zara di suruh menunggu dulu oleh dokter itu
"Zara"
"Dokter, hasilnya sudah keluar ya dok?"
"Hasilnya keluar selama 24 jam, jadi kamu harus menunggu besok lagi"
Lagi-lagi Zara harus menunggu, padahal hatinya begitu tidak tenang memikirkan semua ini
Dia berharap hasilnya cepat keluar agar perasaan nya bisa lega
Dia pulang dari rumah sakit itu, dan dia akan kembali lagi esok hari.
_*_*_Keesokan harinya, pemeriksaan nya sudah selesai zara sedang menunggu hasil pemeriksaan nya, dia terus berdoa semoga semuanya baik-baik saja.
"Zara, silahkan masuk dulu"
"Iya dok"kini Zara duduk di kursi yang ada di seberang dokter itu
"Kemarin kita sudah melakukan tes kreatinin, berdasarkan hasilnya..... kamu mengidap gagal ginjal"
Bagaikan tersambar petir di siang hari, Zara benar-benar tidak percaya dengan apa yang di dengar nya
Matanya berkaca-kaca, takut, sedih, perasaannya campur aduk
"Dok, ini beneran?" Air matanya tak tertahan lagi
"Iya Zara, untuk pengobatan selanjutnya kamu harus melakukan cuci darah dan meminum obat"
"Saya gak punya uang lagi dok, untuk tes ini pun saya memakai uang bulanan saya"
"Zara! saya juga prihatin sama kamu, kamu harus kuat gak boleh nyerah, kamu berdoa agar Tuhan mengangkat penyakit kamu"
"Iya dok" kini Zara menangis tersedu-sedu
Merasa tidak tega dokter itu berusaha menenangkan Zara
"Sudah Zara, selagi kamu punya niat buat sembuh tuhan akan bantu kamu. Kamu jangan nangis lagi ya gak baik buat kesehatan kamu, kamu gak boleh stres "
"Saya mau pulang aja dok" Zara berniat pulang, saat hendak melangkahkan kakinya langkah nya terhenti karena dokter itu memegang tangan nya
"Tunggu Zara"dokter itu menatap Zara beberapa saat
"Kenapa dok?"
"Sebelum kamu pulang bawa obat ini dulu, maafin saya gak bisa bantu banyak buat kamu. Saya gak tega liat kamu, obat ini biar saya yang bayarkan"
"T-tapi dok"
"Tolong di terima ya, saya juga punya anak perempuan seumuran kamu, saya keingat anak saya" dokter itu mengambil beberapa obat khusus untuk pasien gagal ginjal
Lagi-lagi Zara menangis akan kebaikan dokter itu, dokter itu mengambil tangan Zara dan memberikan obat itu
"Makasih ya dok, saya gak tau kapan bisa bayar nya"
Dokter itu mengusap pucuk kepala zara "Udah kamu gak usah pikirin itu, sekarang kamu fokus aja untuk kesembuhan kamu"
"Saya boleh peluk dokter?" Dokter itu mengangguk menandakan iya
Mereka kini berpelukan, Zara bagaikan merasakan pelukan seorang ibu, tanpa ia sadari dokter itu juga menangis
"Sekali lagi makasih ya dok, saya mau pulang dulu"
"Iya hati-hati ya, kamu jangan sampai stres dan jaga pola makan kamu" Zara mengangguk iya
"Terus kamu juga harus rajin kontrol, dokter akan temanin kamu"
"Iya dok"
Setelah semua selesai Zara bergegas pulang.
Happy reading 😊
Udah lama banget gak update 🥴, kalo ada kesalahan tolong koreksi ya gaes tapi jangan saling menjatuhkan biar semangat nulisnya.
Next.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Lautan Dan Lukanya
Roman pour Adolescents"Zara gak bisa janji buat jadi bhayangkari nya kak Gilang" "Kenapa? Kakak cuma mau kamu" Gilang menatap mata Zara dengan penuh harapan "Penyakit aku makin parah, Zara takut gak bisa nepatin janji itu"