Zara menatap lautan yang kini terbentang luas di hadapannya, ia berusaha mencari ketenangan. Suara ombak yang menyatu dengan angin laut mengiringi tangisannya, laut biru yang berhadapan dengan langit juga ikut menyaksikan kesedihannya.
"Apa memang tuhan gak ngizinin aku buat bangkit dari keterpurukan ini?" Ucap Zara pada dirinya sendiri
"Baru aja gua mau hilangin kesedihan ini, tapi ada aja yang buat gua sakit hati!! Fahri jahat banget sih sama gua"
Zara mengingat betapa menyedihkan hidupnya belakangan ini, akhir-akhir ini banyak masalah yang muncul dalam hidupnya.
Dia mengira semua ini sudah selesai, tapi ternyata datang masalah baru lagi.
"Hikss hiksss... Jika gua tau akhirnya akan seperti ini, lebih baik gua gak usah ngejalanin hubungan aja sama Fahri dari awal"
Ingatan tentang Fahri terus berputar di otaknya, dari awal mereka jadian sampai hari ini.
Dia ingat saat Fahri menyatakan perasaannya di pantai, pertama mereka menjalani hubungan saat mereka berdua sedang melihat sunset di Pantai.
Dan ternyata hubungan itu juga sesingkat senja, hubungan yang awalnya terlihat indah ternyata tak selama yang ia kira. Kini ia harus menyudahi semuanya, seperti ia harus merelakan matahari terbenam begitu pula ia harus merelakan Fahri untuk pergi.
"Please zarr, Lo harus bisa lupain Fahri" Zara berusaha meyakinkan hatinya
Di sela tangisnya tiba-tiba ada sesuatu yang menghantam badannya dari belakang, sebuah bola voli yang tak sengaja terlempar ke arah nya.
"Ya ampun, sakit banget anjirr!! Bola siapa sih ini? Sembarang lempar aja" Zara begitu kesal dengan orang yang sudah melempar bola itu
"Untung gak terlalu kuat, kalo gua kenapa-kenapa emang dia mau tanggung jawab."
Zara mencari pemilik bola voli itu, dan ternyata tak jauh dari tempatnya duduk ada beberapa cowok yang sedang memainkan bola voli.
"Ohh jadi mereka? Kok pada diam aja, minta maaf kek apa kek" Zara benar-benar kesal
Sementara di sisi lain "Ckk...Lo lempar nya yang benar anjirr, liat tuh bolanya mengenai orang"
Ricky berdecak kesal pada Jefri yang sudah melempar bola voli itu terlalu jauh
"Ya sorry gua gak sengaja juga, lagian tu cewek ngapain sih duduk menyendiri di sana"
"Ambil bolanya sekarang" seru Ricky pada Jeffry
"Gak ahh males gua, gak mood lagi gua main" bukannya merasa bersalah justru Jeffry tidak terima karena Ricky menyalahkannya
"Gak asik loh! udah salah gak mau tanggung jawab lagi, minta maaf gak Sama cewek itu."
"Gak."
"Huuuhh Cemen Lo Jeff, gitu aja gak berani." teman-teman nya meledeknya karena sikap Jeffry yang mudah ngambek.
"Iya Lo tampang doang polisi, minta maaf aja gak berani"
Jeffry memang paling menyebalkan di dalam circle mereka, tak heran karena ia sudah biasa hidup dalam kemewahan dan dimanjakan sejak kecil. Oleh karena itu sikapnya masih terbawa sampai sekarang, maunya harus selalu di turutin dan agak sedikit sombong.
Dengan santainya Jeffry langsung pergi dari hadapan mereka tanpa berniat meminta maaf pada gadis itu.
Gilang yang melihat itu hanya diam dan tanpa banyak bicara ia langsung menghampiri gadis itu berniat untuk meminta maaf.
****
"Hey, maafin teman gua ya? dia gak sengaja tadi" tanya Gilang, gadis itu masih belum menoleh kepadanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Lautan Dan Lukanya
Teen Fiction"Zara gak bisa janji buat jadi bhayangkari nya kak Gilang" "Kenapa? Kakak cuma mau kamu" Gilang menatap mata Zara dengan penuh harapan "Penyakit aku makin parah, Zara takut gak bisa nepatin janji itu"