Tuhan itu tidak jahat, dia tidak pernah salah memberi takdir. Setiap masalah yang datang dalam hidupmu akan memberi pelajaran dan menjadikan dirimu sebagai hamba yang ikhlas
Zara Arasya Fadzira
****
Zara sedang menunggu namanya di panggil untuk masuk ke ruang dokter. Sepulang dari alun-alun Zara berniat memeriksakan dirinya ke dokter, belakangan ini dia merasa kesehatannya semakin menurun"Zara, silahkan masuk"
"Baik suster, terimakasih" Zara kemudian masuk ke ruang dokter itu
"Sore dokter"
"Zara,sini silahkan duduk dulu. Sudah lama kamu tidak kesini? Bagaimana keadaan kamu?"
"Saya merasa keadaan saya semakin memburuk dok"
"Sebelumnya saya pernah bilang sama kamu untuk rutin check up kesehatan kamu "
"Iya dok maaf sebelumnya, karena sekolah saya gak punya waktu "
"Untuk kedepannya kamu harus sering check up ya" di balas anggukkan oleh Zara
"Ngomong-ngomong bagaimana keadaan kamu? Ada keluhan?"
"Iya dok, belakang ini saya merasakan banyak keluhan. Perut saya makin sering sakit dan saya makin sering mimisan "
"Selain dari itu?"
"Badan saya sering ngerasa capek dan sering pusing "
"Baik Zara, mari saya periksa dulu, kamu berbaring dulu ya"
Zara menuruti perkataan dokter itu dan berbaring di ranjang itu untuk diperiksa
Dokter itu mulai memeriksa Zara menggunakan stetoskop nya, dia juga memeriksa tekanan darah Zara dan memeriksa bagian lainnya
"Oke, silahkan duduk lagi biar saya jelaskan sama kamu"
Zara kembali duduk di kursi tadi untuk mendengarkan penjelasan sang dokter
"Zara, kesehatan kamu semakin memburuk, kamu harus segera melakukan pengobatan, ini tidak bisa di biarkan"
"Iya dok" Zara hanya meng- iya kan dan menunduk paham
"Apakah orang tua kamu sudah tau tentang penyakit kamu? sudah beberapa kali kamu ke sini tapi saya tidak pernah melihat orang tua kamu"
Dokter itu ingin mempertanyakan hal ini sebelumnya, karena sejak awal ke rumah sakit Zara tidak pernah di temani oleh siapapun dia selalu sendiri
"Orang tua saya gak tau dok" Dokter itu tercengang mendengar nya
"Kenapa Zara? Kamu harus memberitahu orang tua kamu, karena suport dari keluarga itu penting untuk kesembuhan kamu"
"Saya rasa orang tua saya gak perlu tau dok, saya gak mau merepotkan mereka. Selama ini saya hanya jadi beban buat mama"
"Maksud kamu?"
"Saya broken home, mama saya bekerja keluar kota untuk menghidupi saya sedangkan papa saya mengidap penyakit jantung. Saya gak mau menambah beban mereka "
Dokter itu menatap Zara prihatin, dia tak tau ternyata Zara memiliki kehidupan yang begitu rumit dan penuh cobaan
Sedangkan Zara mulai meneteskan air matanya mengingat nasibnya yang menyedihkan
"Maafkan saya, saya tidak bermaksud membuat kamu sedih" dokter itu merasa tidak enak karena telah menanyakan hal yang sensitif
"Gak apa-apa dok"
"Zaraa, kamu harus segera melakukan cuci darah"
Zara terdiam beberapa saat dia tak tau harus bagaimana, yang ia pikirkan ada biaya pengobatannya
"Hidup saya tinggal berapa lama lagi dok?"
"Kamu gak boleh ngomong gitu Zara, kamu harus yakin sama diri kamu sendiri kalo kamu harus sembuh"
"Dokter kalo hidup saya gak lama lagi, lebih baik saya gak usah melakukan cuci darah"
"Zara tolong jangan bicara seperti itu, masalah hidup dan mati itu rahasia tuhan. Saya hanya dokter Zara, kita semua akan mati hanya tuhan yang tau berapa lama kita hidup"
Zara mulai terisak, rasanya begitu sakit harus menjalani hidup seperti ini. Di saat dia berjuang melawan penyakitnya, tapi tidak ada satupun keluarga yang menemaninya
"Dokter, untuk masalah cuci darah beri saya waktu untuk berpikir dulu, nanti beberapa hari kedepan saya bakal balik lagi ke sini "
"Baiklah kalo itu mau kamu, tapi saya sarankan secepatnya karena kesehatan kamu semakin menurun " Zara hanya mengangguk
"Untuk sekarang saya resepkan dulu obat untuk kamu, kamu tunggu di depan dulu ya"
"Iya dok, terimakasih saya permisi "
"Iya " kemudian Zara keluar dari ruang dokter itu, dia menunggu di bangku koridor
****"Kok lama banget sih obatnya, gua mau ke toilet dulu" zara berniat untuk ke toilet dulu sementara menunggu obat nya
Kini Zara sudah berada di toilet, rasanya lega karena dari tadi dia menahan pipis
"Huhh lega"
Setelah selesai dia kembali menuju bangku tadi untuk menunggu obat, dia mulai berjalan menuju koridor itu lagi
Hampir 1,5 meter jarak nya dengan kursi, langkahnya terhenti karena hampir menabrak seseorang
"Sorry sorry, gua gak sengaja"
Saat melihat wajah itu Zara tercengang melihat laki-laki yang ada di depan nya ini, dia merasa pernah melihat orang ini tapi entah di mana
"K-kamu?" Lelaki itu juga kaget karena melihat Zara, dia juga merasa pernah melihat Zara sebelumnya
"Kamu bukannya gadis yang pernah di jambret itu?" Ucap lelaki itu
"Dan anda polisi yang nolongin saya waktu itu?"
"Iya, kamu masih ingat saya?"
"Sebenarnya sih agak lupa, tapi ingatlah dikit-dikit"
"Bicara apa sih kamu ini? Lupa tapi ingat" polisi itu terkekeh mendengar ucapan Zara
"Iya saya ingat sama bapak tapi karena udah lama jadi lumayan lupa"
"Hahaha ya sudahlah"
Happy reading 😊
Next....
KAMU SEDANG MEMBACA
Lautan Dan Lukanya
Teen Fiction"Zara gak bisa janji buat jadi bhayangkari nya kak Gilang" "Kenapa? Kakak cuma mau kamu" Gilang menatap mata Zara dengan penuh harapan "Penyakit aku makin parah, Zara takut gak bisa nepatin janji itu"