Hari ini Zara tersenyum bahagia karena hari ini adalah ulang tahunnya, dia hampir melupakan masalah yang kemarin
"Gua mau telpon papa dulu"
Zara mengambil ponselnya dan mencari nomor ayahnya
"Hallo pa"
"Hallo nak, kamu belum berangkat sekolah?"
"Nunggu teman aku jemput pa"
"Ohh gitu, papa mau ucapin 'selamat ulang tahun ya buat Zara'" Zara tersenyum bahagia karena selama ini dia tidak pernah mendapat ucapan ulang tahun dari ayahnya
"Makasih papa Zara bahagia banget hari ini, akhirnya setelah sekian lama Zara bisa ngerasain ulang tahun bareng papa"
"Iya nak papa juga bahagia, tapi papa juga takut"
"Takut kenapa pa?"
"Papa takut ini bakalan jadi yang terakhir kalinya papa ngerayain ulang tahun kamu"
"Papa kok ngomongnya gitu?"
"Iya nak, penyakit papa udah makin parah dan papa ngerasa hidup papa gak lama lagi"
"Papa gak boleh ngomong gitu, Zara yakin papa bakalan sembuh "
"Papa harap begitu, tapi Zara harus ingat ya Zara harus mempunyai mental yang kuat. Dunia ini jahat nak, kamu harus berani melawan dunia ini"
Zara kebingungan dengan perkataan ayahnya, kenapa ayahnya bicara seperti ini?
"Oh iya papa udah beliin kue buat Zara, nanti pulang sekolah kamu langsung ke sini ya"
"Makasih paaa Zara senang banget "
"Tapi kuenya bukan yang mahal, maafin papa ya hanya bisa beliin kue seadanya "
"Gak apa-apa paa, Zara gak peduli mau mahal atau gak yang penting ngerayain nya sama papa"
Di sela pembicaraan mereka, terdengar suara Fiona yang sudah memanggil Zara, sepertinya dia sudah datang
"Zara zaraa,,"
"Paa aku matiin dulu ya telpon nya, teman aku udah jemput "
"Iya nak, belajar yang rajin ya"
"Iya paa" setelah itu Zara bergegas turun menemui Fiona
"Zaraa.. zarr"
"Iya fii bentar"
Saat membuka pintu Zara di kagetkan dengan Fiona yang sudah memegang kado di tangannya
"Happy birthday Zara" Fiona tersenyum manis kepada Zara sambil menyerahkan kadonya
"Fiona?? Ka-kamu ingat ulang tahun aku?"
"Ingat dong"
"Ini diterima ya dari aku, terus ini dari ayah sama bunda"
"Ya ampun kok repot-repot sih"
"Gak apa-apa Zar, malahan bunda yang suruh ngasih kado"
"Makasih ya fii, sampain juga sama Tante Sarah dan om Fery makasih banyak"
"Iya zara, kita sekolah dulu yok ini Tarok dulu di dalam"
kemudian Zara meletakkan kado itu ke dalam rumah, setelahnya mereka bergegas pergi sekolah
****
Sesampainya di sekolah Zara melihat Fahri yang sudah menunggunya di depan kelasnya
"Zara, baru Dateng?"
"Iya nih"
"Hmm, Zar? Masalah yang kemarin gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lautan Dan Lukanya
Teen Fiction"Zara gak bisa janji buat jadi bhayangkari nya kak Gilang" "Kenapa? Kakak cuma mau kamu" Gilang menatap mata Zara dengan penuh harapan "Penyakit aku makin parah, Zara takut gak bisa nepatin janji itu"