"Aduh mata gua kemasukan pasir nih." Ricky terus menggaruk mata nya yang terasa mengganjal, sepertinya matanya kemasukan pasir pantai.
"Makannya jangan tiduran di pasir lo, masih mending kemasukan pasir. Kalo kemasukan duggong gimana?" Jawab Jeffry
"Apaan sih Lo!! Muka Lo tuh kek dugong." Ledek Ricky
"Muka ganteng gini di samain dengan duggong, asal Lo tau ya muka gua ini paling perfect di antara kalian semua." Ucap Jeffry membanggakan diri.
"Pd banget lo, yang paling ganteng di sini tuh Gilang dan Lo Paling jelek." Balas Ricky
"Gua tonjok Lo." Kesabaran Jeffry setipis tisu, meskipun dua orang ini sering bertengkar tapi mereka tetap sahabat baik.Mereka sering di juluki tom and Jerry di dalam circle mereka.
"Udah-udah!! Sakit kuping gua denger kalian berantem terus." Rendi melerai keduanya, seperti biasa Rendi selalu menjadi penengah saat Jeffry dan Ricky berdebat.
Sedangkan Anton tak menghiraukan semuanya, ia masih sibuk dengan handphonenya. Di antara mereka berlima, Anton yang paling introvert.
Ia juga tak kalah ganteng dari Gilang, wajahnya yang nyaris sempurna ditambah sifat dinginnya sehingga banyak cewek yang mengidolakan nya.
"Ehh Gilang dimana?" Tanya Rendi
"Mana gua tau, dari tadi langsung ngilang aja tuh anak." Jawab Ricky
"Ren! Tiup in mata gua dong." Mata Ricky terlihat memerah karena terus ia kucek.
"Kenapa mata Lo?"
"Kemasukan hiu."
"Gak lucu."
"Kemasukan pasir lah, masih aja nanya."
"Minta tolong sama Jeffry noh."
"Gak ah! nafas dia bau jigong, bisa pingsan gua."
"Anj*Ng Lo." Lagi-lagi emosi Jeffry terpancing, sedangkan Ricky merasa puas saat target terpancing. Sepertinya pertengkaran akan dimulai lagi.
Ternyata pertengkaran mereka tertunda saat melihat Gilang sedang berjalan bersama seorang gadis cantik, Gilang berjalan menuju ke arah mereka.
"Dari mana aja Lo?, langsung ngilang-ngilang aja." Tanya Rendi
Mata Rendi tertuju pada gadis yang berada di samping Gilang, ia merasa terposona melihat gadis itu.
Sementara Ricky yang dari tadi terus menggaruk matanya, tiba-tiba ia merasa matanya tidak kelilipan lagi saat melihat gadis itu.
"Masyaallah, nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan. Bisa-bisanya mata gua langsung sembuh."
"Dasar buaya loh." Sahut Jeffry
"Jangan munafik Lo, Lo juga suka kan liat cewek cantik."
"Iya juga sih." Jawab Jeffry dengan cengir kudanya.
"Itu siapa lang?" Akhirnya si introvert membuka suara, Anton yang dari tadi sibuk dengan handphonenya juga ikut penasaran dengan gadis itu
"Dia Zara." Jawab Gilang
"Zara, itu noh orang yang melempar bola sama kamu tadi, marahin aja." Gilang menunjuk ke Jeffry
"Oh jadi Lo yang kena bola tadi?" Zara tak menjawab.
"Sorry banget ya gua gak sengaja tadi, Lo mau kan maafin gua?"
"Kenapa tadi gak langsung minta maaf?, malah kak Gilang yang duluan minta maaf." Kali ini Jeffry tak bisa menjawab, ia mengakui kalo sikapnya tersebut salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lautan Dan Lukanya
Teen Fiction"Zara gak bisa janji buat jadi bhayangkari nya kak Gilang" "Kenapa? Kakak cuma mau kamu" Gilang menatap mata Zara dengan penuh harapan "Penyakit aku makin parah, Zara takut gak bisa nepatin janji itu"