Kini Zara dan Fiona sedang asyik memakan bakso di alun-alun kota, pas pulang sekolah mereka memutuskan pergi ke alun-alun untuk melepas lelah dari tugas-tugas sekolah
"Kenyang juga gua, enak banget ya Zar baksonya"
"Iya makannya gua ajak lo ke sini, gua sering makan di sini"
"Gua tuh jarang ke alun-alun makannya gua gak tau"
"Terus selama ini kalo jalan sama teman-teman Lo kemana aja?"
"Yaa ke mall, bioskop biasalah shopping "
"Boros ya kek nya" Zara memang tipe anak yang hemat, dia lebih memilih untuk jajan di pinggir jalan daripada harus makan di mall yang rasanya belum tentu enak dengan harga yang mahal
"Kek gak tau mereka aja Lo Zar, selama gua temanan sama mereka gua juga ikut-ikutan sama borosnya"
"Wkwkwk iya juga ya "
Setelah asyik bercerita mereka berniat untuk membayar bakso yang mereka makan tadi
"Gua bayar dulu fii, uangnya di gabung aja Lo tunggu dulu"
"Oke"
Sementara Zara sedang membayar bakso nya, Fiona duduk di bangku sambil melihat keramaian di alun-alun itu
Matanya terhenti saat dia melihat dua orang yang ia kenal, "Fahri dan Rere " mereka sedang asyik duduk berdua di salah satu bangku yang tak jauh dari sana
Sepertinya mereka memang tidak menyadari keberadaan Zara dan Fiona yang juga berada di sana
"Ayo fii"
"Zara sini deh, itu kan Fahri? kok sama Rere? " Fiona menunjuk ke arah rere dan Fahri yang sedang asyik tertawa dan berbincang
"Fahri!! Kok dia bohong sama gua, katanya mau latihan basket" ucap Zara dengan nada kecewa
"Ayo Zar kita pergokin mereka "
Mereka langsung menghampiri Fahri dan Rere, Zara benar-benar kecewa jika benar Fahri mempermainkan perasaannya
"Fahri!! Kamu kok di sini? katanya mau latihan basket"
Fahri benar-benar terkejut melihat keberadaan Zara, dia bungkam beberapa saat
"Terus kok kamu sama rere?" Mata Zara berkaca-kaca menandakan ia benar-benar kecewa
"Za-zara, aku bisa jelasin"
"Jelasin apa?? Kamu mau jelasin kamu gak bisa jalan sama aku karena kamu mau jalan sama rere"
" Kamu salah paham"
"Tega kamu ya, selama ini aku percaya sama kamu tapi kamu khianatin"
"Gua sama Rere gak ada apa-apa, gua ketemuan sama dia karena ada urusan"
"Ada urusan kamu bilang?? Tadi aku lihat kamu ketawa-ketawa asyik banget kek nya"
"Udahlah Zar, aku muak sama sikap kamu kek gini, kenapa sih kamu gak percaya sama aku" nada bicara Fahri sedikit meninggi
"Karena kamu bohongin aku, tadi kamu bilang kamu mau latihan basket. Seharusnya kamu jujur sama aku kalo ada urusan sama Rere gak usah bohong kek gini"
"Aku bohong sama kamu buat ngejaga perasaan kamu, aku gak mau kamu salah sangka nantinya"
"Justru dengan kamu bohong kek gini aku kecewa "
"Aku capek berdebat sama kamu, aku udah jelasin semuanya tapi kamu gak percaya "
"F-fahri "
"Aku mau pulang " tanpa menghiraukan Zara Fahri langsung berlalu pergi
"Puas Lo re ngerusak hubungan orang?" Fiona yang diam dari tadi akhirnya membuka suara
"Gua gak ngerusak hubungan orang, Fahri duluan yang ajak gua ketemuan di sini" jawab Rere dengan nada santai nya
"Lo itu munafik, Zara itu teman Lo kenapa Lo mau merebut Fahri dari Zara?"
"Apaan sih Lo, sembarangan aja kalo ngomong "
Fiona yang begitu emosi tidak tahan ingin menjambak rambut Rere, tangan nya begitu gatal dan tertahankan lagi ia kemudian menjambak rambut Rere
"Lo jangan macam-macam sama gua ya, kalo Lo berani gangguin Zara gua bakalan bertindak "
"Lepasin gua, sakit!! Akhhh"
Zara yang melihat pertengkaran itu berusaha melerai keduanya
"Udah fii, lepasin Rere" Fiona tidak mendengarkan Zara, dia begitu greget dengan Rere
"SAKITTT ANJIRR, LEPASIN GUA"
"Fiona udah, gak enak di lihat orang" Zara terus menenangkan Fiona karena mereka sedang menjadi perhatian orang-orang, banyak sorot mata yang memperhatikan mereka
Akhirnya Fiona melepaskan Rere, wajah Rere memerah karena emosi
"Anj*Ng Lo ya, awas aja Lo nanti gua laporin sama papa gua"
"Laporin aja, Cepu banget jadi orang Cemen loo"
Rere mendorong Fiona sampai terjatuh, dia juga begitu emosi
"Akhhh, mau gua Jambak lagi Lo"
"UDAH-UDAH, kalian itu kenapa sih kek anak kecil, malu-maluin aja bertengkar di tempat umum kek gini"
Zara membantu Fiona untuk berdiri, sedangkan Rere menatap dengan sinis
"Udah ree, mendingan Lo pergi" Zara menyuruh Rere pergi untuk menghentikan pertengkaran keduanya
Dengan wajah yang memerah dan mata sinis nya Rere langsung berlalu pergi dari hadapan mereka berdua
"Fii, Lo gak apa-apa kan?"
"Gak Zar seharusnya Lo yang gua tanya, Lo gak apa-apa kan?" Fiona memegang tangan Zara, dia tau pasti hati Zara sangat sakit melihat pacar nya bersama orang lain
Mata Zara kembali berkaca-kaca dan akhirnya ia meneteskan air matanya, sementara Fiona merangkul pundak Zara untuk menenangkannya
"Zar, mendingan Lo putusin Fahri, Fahri itu cowok brengsek dasar buaya"
"Fii, kok Fahri tega banget sama gua"
"Udah Zar, cowok kek gitu gak usah di kasih hati lagi"
Zara terisak dalam tangisnya, dia bukan hanya kecewa dengan Fahri tetapi juga dengan Rere. Kenapa Rere tega merusak hubungan nya dengan Fahri padahal Rere temannya
Fiona panik saat melihat cairan Merah yang keluar dari hidung Zara
"Zara, hidung kamu keluar darah"
Zara meraba hidung nya dan mendapati cairan merah itu yang terus keluar, mungkin penyakitnya kambuh lagi
"Ayo kita ke rumah sakit Zar"
"Gak usah fii, gua mau pulang aja"
"Tapi itu harus di obatin nanti gimana kalo kenapa-kenapa"
"Gak fii, mungkin karena cuaca panas aja, gua mau pulang fii" Zara merasakan perutnya kembali sakit
"Lo benaran gak kenapa-kenapa gak di bawa ke dokter"
"Gak fii, kita langsung pulang aja"
Kini mereka bergegas pulang, Zara merasakan penyakitnya kambuh lagi
Setelah beberapa menit mengendarai motor akhirnya mereka tiba di rumah Zara
"Makasih ya fii udah nganterin"
"Iya sama-sama, Lo istirahat aja gak usah di pikirin lagi masalah tadi" di balas anggukkan oleh Zara
"Ya udah gua langsung pulang ya, Lo kalo ada apa-apa telepon gua aja"
"Iya fii" kemudian Fiona bergegas pulang, melihat Fiona yang sudah menjauh Zara langsung memasuki rumah nya
Happy reading 😊
Next....
KAMU SEDANG MEMBACA
Lautan Dan Lukanya
Teen Fiction"Zara gak bisa janji buat jadi bhayangkari nya kak Gilang" "Kenapa? Kakak cuma mau kamu" Gilang menatap mata Zara dengan penuh harapan "Penyakit aku makin parah, Zara takut gak bisa nepatin janji itu"