Walaupun cerita ini sudah selesai, tolong vote dan komen dong, teman-teman! Dengan cara itu aku merasa dihargai.
***"Gue bosen sama lo! Mau cewek lain!"
"Ya udah sana! Gue ikhlas lahir batin."
"Tapi gue cintanya sama elo doang! Lo kasih gue pelet apa?! Bisa-bisanya sampe cinta mati gini."
"Gue kasih pelet babi! Puas lo!"
"STOP!" teriak seorang wanita paruh baya yang sudah muak dengan perdebatan tidak jelas dua anak manusia di hadapannya.
"Maaf Non Luna, Den Beryl. Sarapannya sudah siap," lanjutnya disertai cengiran canggung. Bagaimana tidak canggung, kalau dipelototi oleh majikannya.
Dua anak manusia itu 'Beryl Benecditus dan Aluna Tanuhardja. Pasangan yang terpaksa pasrah menerima satu sama lain karena sebuah perjodohan.
Tidak, lebih tepatnya, Luna yang terpaksa menerima Beryl beserta kekurangan dan kelebihannya yang nyaris tidak tampak.
"Udahan ya. Gue laper." Luna melengos begitu saja meninggalkan Bi Inah dan mengabaikan Beryl yang masih mengomel tidak jelas.
Beryl melotot melihat Luna yang sudah menjauh. "Heh, gue belum selesai!" teriak Beryl lalu berusaha mengejar Luna.
Melihat Beryl yang mengejarnya Luna semakin mempercepat langkahnya menuju ruang makan. Bi Inah hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah kedua majikannya. Pemandangan seperti ini selalu dia lihat ketika pasangan muda itu berada di satu rungan.
Beryl mendengus sebal lalu duduk di hadapan Luna. "Calon mantan, ambilin dong." Beryl menyodorkan piring di hadapan Luna yang menyuapkan makanan ke mulutnya, alhasil gadis itu meletakkan kembali sendoknya.
"Ngerepotin banget jadi orang," gerutu Luna, namun tetap menerima sodoran piring dari Beryl.
"Mau pake ayam atau telur?" tanya Luna yang sudah meletakan satu centong nasi goreng di piring Beryl.
"Pake ini."
Luna mengernyit, Beryl tidak menunjuk apapun atau mengambil apapun. "Apaan, yang jelas dong!"
"Ini."
Beryl mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Luna dengan jari mengepal lalu mengeluarkan ibu jari dan jari telunjuknya membentuk finger heart. Bibirnya melengkung membentuk senyuman yang terlihat sangat polos, namun tidak di mata Luna. Senyum itu terlihat sangat menyebalkan.
Luna memutar bola matanya lalu melihat jam di pergelangan tangannya. Masih pagi, udah kumat gilanya, batinnya.
"Jangan bercanda!" Luna meletakan piring berisi nasi goreng itu dengan asal, kesal karena Beryl tidak pernah bersikap serius.
Beryl memanyunkan bibirnya melihat reaksi Luna yang tidak suka dengan candaannya lalu menarik tangannya dari hadapan Luna. "Galak banget, calon mantan," gerutu Beryl yang ditanggapi tatapan malas oleh Luna.
Setelah beberapa saat terdiam, Beryl membuka suara, "gue nanti mau jalan sama selingkuhan," ucapnya penuh semangat.
Luna yang hendak menyuapkan nasi goreng ke mulutnya pun urung. Dia memilih menatap Beryl lalu berkata, "terus?" tanyanya dengan satu alis terangkat.
"Gue cuma mau bilang aja," jawab Beryl dengan entengnya.
Luna menghembuskan nafas perlahan untuk menenangkan gejolak di dadanya. Tangannya kembali menyuapkan nasi goreng ke mulutnya, tidak peduli Beryl yang terus menatapnya seolah menunggu reaksinya.
"Lo ikut," putus Beryl setelah melihat reaksi Luna yang sepertinya tidak peduli.
Luna mendongak menatap Beryl yang masih menatapnya. "Nggak mau! Gue banyak tugas," tolaknya.
Luna benar-benar tidak punya harga diri menjadi pacar Beryl. Bisa-bisanya dia diajak pacarnya sendiri ketemu selingkuhan. Mau protes juga percuma, Beryl itu pemaksa juga keras kepala.
"Nggak mau tau! Lo harus ikut. Hari minggu cuma datang satu kali dalam satu minggu, harus dimanfaatkan dengan baik. Lo boleh nyontek gue, deh. Sebagai bayarannya."
Kening Luna mengerut, lalu setelahnya gadis itu tertawa terbahak. Apakah dia tidak salah mendengar? Beryl bukan most wanted dan bukan siswa paling pintar di sekolah. Luna tidak mau mempercayakan nilainya dengan siswa bernilai pas-pasan seperti Beryl.
“Jangan ngajak gue bunuh diri, deh. Martabat gue sebagai siswi berprestasi bisa hancur.”
Beryl mengerucutkan bibirnya. Akhir-akhir nini dirinya sudah rajin belajar, makanya dia sangat percaya diri menawarkan contekan pada Luna.
"Kalau lo nggak mau ikut, gue umumin ke semua orang kalo lo pacar gue. Gimana?" Beryl menaikan sebelah sudut bibirnya. Kali ini Luna tidak akan bisa menertawakannya lagi, terbukti dengan raut wajahnya yang berubah serius.
"Nggak bisa gitu dong! Kita udah janji mau rahasiain semuanya!”
Selama hampir dua tahun pacaran tidak ada yang tau hubungan mereka kecuali pembantu dan orang tua mereka. Bukan tanpa alasan mereka merahasiakannya.
Semua berawal dari Beryl. Mereka berteman sejak kecil karena orang tua mereka bersahabat. Mereka hanya teman saat itu, sebelum Beryl mulai jatuh cinta dengan Luna dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Luna. Ribuan kali Beryl ditolak, namun bukan Beryl namanya jika tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.
Satu setengah tahun lalu Beryl meminta orang tuanya untuk melamar Luna. Lamaran yang ia anggap serius ternyata hanya candaan di mata orang tuanya "Masih bau kencur untuk melangkah serius," katanya. Beryl tidak terima permintaannya ditolak, dia mengancam akan menghamili Luna. Dan saat itu orang tuanya sadar bahwa Beryl tidak pernah main-main dengan kata-katanya. Orang tuanya tidak langsung mengabulkan permintaan Beryl, melainkan menjodohkan mereka terlebih dahulu sebagai tahap pengenalan. Dan dari situlah kekuasaan Beryl terhadap Luna dimulai.
"Ya udah, kalau gitu lo ikut."
Luna menghembuskan nafas lelah lalu mengangguk, hanya itu yang bisa dilakukan. Sedangkan Beryl tersenyum senang melihat reaksi Luna. Untuk kesekian kalinya Luna tidak bisa menolaknya dan itu memberi rasa senang tersendiri bagi Beryl.
“Tapi lo harus pegang janji lo ya! Gue nggak mau ada yang tau.” Karena bagaimanapun juga, perjodohan ini tidak boleh terjadi.
°°°
Ini calon mantan sebelum diedit, dulu judulnya LOGIC. Isinya beja jauh dengan versi edit (Calon Mantan). Tapi alurnya hampir mirip, ada perubahan beberapa bagian dan ending.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Mantan || LOGIC (versi lama)☑️
Teen FictionJudul awalnya LOGIC (versi sudah dieditnya berjudul Calon Mantan, ada di lapak sebelah) "Makanya, kalau mau kencan sama selingkuhan jangan ngajak pacar." Luna meletakan segelas jus jeruk di hadapan Beryl. "Lagian, selingkuhan bego gitu dipelihara."...