42. New Season

155 5 0
                                    

"Katanya lo mau nikah sama gue. Tapi kenapa lo nyerah duluan, pergi duluan? Jangan-jangan lo ngibulin gue ya? bilangnya mau nikah, aslinya lo cuma mau kabur aja, kan?" 

Beryl mengusap matanya yang berair. 

Hampir dua tahun berlalu sejak Luna ditemukan dalam keadaan terbakar di dalam mobilnya yang meledak saat insiden kebakaran hotel Diamond Castle, Beryl tidak pernah absen datang ke makam Luna. Hampir setiap minggu dia datang ke tempat itu.

"Rasanya gue nggak bisa hidup, tau! Tapi, gue juga takut mati. Lo punya ide, gue harus ngapain?" Beryl kembali mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

"Mulai minggu depan kita LDR, gue mau pindah ke Kanada. Gue nggak mau, tapi gue nggak punya pilihan. Cuma dua atau tiga tahun, sampe S1 gue selesai, tapi gue janji, gue nggak akan pergi selama itu."

Tangis yang tadinya hanya mengeluarkan air mata tanpa suara, kini mulai terdengar isakan pelan. Dan lagi, Beryl mengusap kasar air matanya. "Gue nggak bisa!" teriaknya seraya memukul-mukul gundukan tanah di depannya. 

"Gue udah nggak punya tenaga buat jalani hidup. Kenapa sih— kenapa?! Tega banget lo ninggalin gue sndirian! Nggak tau diri banget. Udah gue temenin, gue kasih makan, malah pergi gitu aja! Gue kan— gue— aarrgghh…" raung Beryl, meluapkan segala emosi yang tertimbun di dada.

Setiap kali Beryl datang ke makam Luna dia hanya akan duduk diam memandang batu nisan yang masih baru itu. Lalu setelah beberapa jam kemudian dia akan mulai berbicara, bercerita tentang hari-harinya.

Kematian Luna berdampak besar terhadap kehidupan Beryl, dia jadi sering melamun, tiba-tiba menangis dan sekolahnya pun kacau. Beryl memang bukan siswa berprestasi, namun nilainya cukup baik di semua mata pelajaran.

Hari demi hari nilai Beryl terus menurun dan itu mengancam hasil kelulusannya. Nicholas ikut frustasi melihat keadaan putra semata wayangnya. Dan mau tidak mau Nicholas mengambil langkah tegas dengan home schooling karena kondisi Beryl yang tidak memungkinkan di sekolah umum. Jika dipaksakan, Nicholas takut Beryl akan menjadi bahan bulyan. Jadi setelah kelulusan, Nicholas memutuskan untuk pindah ke Kanada, hidup di negara itu hingga kondisi Beryl membaik.

 °°°

Tepat satu minggu setelah hari kelulusan. Beryl ditemani kedua orang tuanya berada di bandara, sedang menunggu keberangkatan menuju Kanada. 

Sejak dari rumah tadi, Beryl tidak melepaskan earpod dari telinganya. Mendengarkan seseorang berbicara melalui benda kecil itu, sesekali Beryl mengetikan sesuatu di ponselnya.

"Gue cuma bisa kasih jangka waktu paling sebentar enam bulan sampai satu tahun. Kita butuh persiapan yang matang!"

Beryl sedikit berdecak ketika suara yang didengarnya mengatakan sesuatu yang tidak diinginkan.

"Gue cuma bisa bertahan paling lama lima bulan! Setelah itu gue harus bisa kabur ke Indonesia bagaimana pun caranya!"

Terdengar helaan napas di sebrang sana. "Gue bisa bantu lo kabur, tapi harus ikut aturan gue. Bokap lo bukan orang sembarangan yang nggak bisa nggak ngapa-ngapain ketika tau anaknya hilang di negara orang. Lo pikir kabur tanpa jejak segampang ketika lo kabur dari kenyataan?! C'mon, Beryl. Wake up!"

Beryl mendengus. Dia meminta bantuan pada Azel untuk kabur ke Indonesia dengan identitas baru setelah lima bulan di Kanada setelah mendengar rencana Nicholas yang akan menetap di negara itu.

Dia memang sudah gila! 

°°°

Kelanjutan cerita ini ada di lapak sebelah. Judulnya The Great War.


Calon Mantan || LOGIC (versi lama)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang