"Hello! Any body home!"
Plakk...
Luna menabok lengan Beryl. "Rumah gue bukan hutan! Dasar kera!" sembur Luna.
Beryl meringis sembari mengusap lengannya yang terasa panas karena pukulan itu. "Sorry. Abis rumah lo sepi banget."
Luna memutar bola matanya. Sejak aksi bolos satu minggu yang lalu, mereka tidak pernah bertemu diluar sekolah. Nicholas marah besar karena mendapat laporan dari sekolah kalau anak semata wayangnya terlambat dan membolos. Nicholas semakin marah saat mengetahui Beryl juga mengajak Luna untuk menjalankan aksi tidak terpujinya. Nicholas melarang Beryl untuk menemui Luna di luar sekolah. Hal itu merupakan kabar baik untuk Luna. Mereka tidak akan berinteraksi sama sekali karena di sekolah mereka bertingkah layaknya orang asing. Luna bisa istirahat sejenak dari tingkah menyebalkan Beryl.
Saat ini adalah kali pertama mereka berinteraksi secara langsung setelah kejadian itu.
Tadi, setelah pulang sekolah Beryl mengirim pesan pada Luna. Nanti gue main ke rumah ya. Kangen, katanya.
Luna tidak bisa melarang. Mau dilarang seperti apapun juga, percuma. Beryl tau rumahnya.
"Calon mertua kemana?" tanya Beryl sambil duduk di sofa ruang tamu.
"Masih kerja."
Beryl melihat jam yang tertempel di dinding. Jam setengah lima sore. "Mereka kerja rodi? Jam segini belum pulang!" ucap Beryl dengan gaya arogan khasnya.
Luna berdecak lalu duduk di sebelah Beryl. "Walaupun mereka pulangnya malem, setidaknya mereka pulang. Nggak kek orang tua lo. Sibuk. Saking sibuknya sampai nggak sadar anaknya jadi gila di rumah."
Takk...
Beryl menyentil dahi Luna.
"Aaa ... Sakit tau!" teriak Luna sambil memegangi dahinya.
"Ya, elo sih. Secara tidak langsung lo udah ngatain calon mertua lo sendiri nggak bisa ngurus anak dengan baik!"
"Itu kenyataan. Ngaca deh!" Luna menarik Beryl kedepan lemari kaca yang letaknya tidak jauh dari ruang tamu. "Tuh! Lihat tuh, hasil didikan mereka. Anak minim akhlak yang selalu buat gue susah!"
Beryl memperhatikan bayangan dirinya di kaca. Tidak ada yang salah dengannya. Masih terlihat tampan dan...
"Heh! Lo kira yang minim akhlak siapa? Bisa-bisanya ngatain orang tua gue!" ucap Beryl setelah sadar dengan apa yang Luna ucapkan.
"Yaudah, sorry!" ucap Luna tidak santai.
"Yiudih, siri." Beryl meniru ucapn Luna.
Luna diam saja dengan bibir tertekuk sedangkan Beryl ngeloyor ke dapur.
"Lo nggak punya makanan apa?!" teriak Beryl dari dapur.
"Pembantu lo kemana sih?!"
"Astaga ... Lo lagi puasa apa gimana! Kulkas udah kek sarang beruang kutub. Bersih bener!"
Teriakan demi teriakan yang Beryl lontarkan tidak membuat Luna bergerak untuk menghampiri Beryl. Sebelum...
Prang...
Prang...
Prang...
Luna merasa terpanggil setelah mendengar suara barang yang terjatuh.
"Astaga, Beryl! Lo mau ngancurin dapur gue!" Luna terkejut melihat dapurnya yang berantakan. Banyak sendok, tutup wajan dan beberapa peralatan masak bertebaran di lantai,
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Mantan || LOGIC (versi lama)☑️
Teen FictionJudul awalnya LOGIC (versi sudah dieditnya berjudul Calon Mantan, ada di lapak sebelah) "Makanya, kalau mau kencan sama selingkuhan jangan ngajak pacar." Luna meletakan segelas jus jeruk di hadapan Beryl. "Lagian, selingkuhan bego gitu dipelihara."...