12

155 7 0
                                    

Dari awal cerita ini emang nggak jelas, makanya direvisi ulang. Berharap alurnya makin jelas, tapi ternyata malah makin rumit😮‍💨

***

"Gais... Tadi malam gua liat Beryl sama pacarnya di depan Alfajuni. Kayaknya mereka lagi berantem." Monica bercerita dengan antusias.

"Terus?" gumam Jihan.

"Alfajuni? Emang ada ya?" beo Caca. Namanya Caca Feredeca Meylan, anggota Badas girl yang paling lemot.

Monica memutar bola matanya menanggapi pertanyaan Caca. "Terus kan, gua denger soal tanggung jawab gitu. Gua jadi berfikir kalau Si Cupu hamil!"

Semua orang yang ada di meja itu menoleh karena terkejut dengan ucapan Monica. Saat ini anggota Badas Girls sedang berkumpul di kantin karena sedang jam istirahat.

"Ngaco lo!" Jihan melempar Monica dengan sedotan. "Bisa jadi mereka lagi ngobrolin apa gitu. Jangan nuduh sembarangan!"

Lia, Luna dan Caca menganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan ketua mereka.

"Gua nggak nuduh! Gua berfikir gitu karena..."

Baru saja Monica akan masuk ke dalam mobil tapi di kejutkan dengan pertengkaran seseorang yang sangat dia kenal. Karena penasaran, Monica memilih untuk memperhatikan mereka.

"Kamu bilang mau tanggung jawab! Tapi apa? Kamu putusin aku!" teriak Inara.

Beryl mengejar Inara yang tiba-tiba berlari keluar dari mobil. "Aku bakal tanggung jawab. Tapi bukan dengan cara seperti ini. Aku punya hidupku sendiri, kamu tau kan?"

"...Gitu! Gimana gua nggak berfikir negatif coba." Monica menceritakan apa yang dia lihat malam itu.

Luna mengerutkan keningnya dalam-dalam. Apa Inara meminta pertanggungjawaban Beryl karena telah menjadikan Inara selingkuhan? Tapi tanggung jawab dalam bentuk apa? Terus kenapa harus tanggung jawab segala?

"Nggak heran sih. Inara kan polos banget, bisa jadi dimanfaatin sama Beryl untuk memuaskan nafsu binatangnya." Lia berpendapat.

Luna jadi teringat kejadian sebelum Inara pingsan. Kalau Inara tidak datang, mungkin dia sudah bernasib sama dengan Inara. Tapi, apa benar Beryl melakukan itu?

"Nafsu binatang? Emang Beryl binatang?" tanya Caca polos.

Monica menghembuskan nafas kasar lalu berkata, "semua laki-laki di dunia ini binatang! Tau?!"

Caca menggeleng tak percaya dengan ucapan Monica. "Berarti Ayah aku— dia binatang dong!" pekik Caca.

Luna menepuk jidatnya. Monica ini lupa atau bagaimana! Caca itu lebih bego dari Inara!

"Kalau bicara yang bener. Jadi sudah kan jelasinnya."

"Ya sorry, Lun. Abisnya dia ngeselin banget."

Luna menggelengkan kepalanya dan tidak sengaja dia melihat Beryl yang baru saja keluar dari kantin.

"Mon, lo bayarin ya. Gue mau ke toilet." Luna berdiri lalu berjalan cepat menyusul Beryl dan menghiraukan teriakan Monica yang merasa keberatan.

"Beryl," panggil Luna.

Yang dipanggil hanya menoleh sekilas dengan raut datar.

Luna menyamakan langkahnya. "Gue mau nanya, serius."

"Rooftop," jawab Beryl singkat.

Luna mengangguk lalu mengikuti Beryl berjalan ke rooftop.

Sesampainya di rooftop, Beryl duduk di tumpukan kursi rusak yang ada di sana. "Tanya apa?" Beryl menyilangkan tangannya di dada dengan pandangan lurus melihat Luna.

"Gue mau tanya..." Luna memperhatikan Beryl, laki-laki itu terlihat serius. Sepertinya moodnya sedang buruk, Luna jadi ragu untuk bertanya. "...Lo beli apa di kantin?" Luna menggigit bibirnya, pertanyaan serius macam apa itu.

Beryl menaikan sebelah alisnya. "Itu pertanyaan lo?"

Luna meringis lalu menggeleng, kakinya melangkah mendekati Beryl lalu duduk di samping laki-laki itu.

"Terus?" tanya Beryl, matanya masih memperhatikan Luna

"Gu-gue denger... Tapi lo jangan marah ya! Jadi gini..." Luna menghentikan ucapannya. Dia bingung harus memulai dari mana

"Gini apaan sih?! Yang jelas dong!"

"Gini-gini, emang bener Inara hamil?"

Beryl mengerutkan keningnya. "Hamil?" tanyanya dan diangguki oleh Luna. "Hamil sama siapa? Jangan buat gosip deh!"

"Sama elo," jawab Luna pelan.

Beryl tertawa terbahak mendengar jawaban Luna. Mencium Inara saja belum pernah terus apa katanya tadi? Inara hamil dengannya? Gila! Siapa yang membuat gosip seperti itu?!

Luna tidak bisa mengartikan tawa Beryl barusan tapi yang dia lihat Beryl sedang menertawakannya. Memangnya apa yang lucu?

"L-lo beneran buat Inara hamil?"

Beryl semakin tertawa mendengar pertanyaan Luna.

"Apanya yang lucu sih?! Gue nanya serius. Apa bener Inara hamil?"

Beryl menghentikan tawanya, menatap Luna dengan tatapan tajam dan raut serius. "Kalau iya kenapa?"

Luna terdiam dengan jantung berdetak kencang. Jadi benar, Beryl melakukan itu?

Beryl tersenyum tipis, merapikan anak rambut Luna yang terlihat berantakan. Luna terlihat lucu dengan ekspresi seperti itu. "Lo juga mau... Dibikin hamil?"

Calon Mantan || LOGIC (versi lama)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang