"Harus berapa kali papa beresin ulah kamu?! Katanya anak baik-baik, sekalinya membuat masalah tidak pernah tanggung-tanggung, selalu membuat malu keluarga!" marah Nicholas.
Beryl hanya menyimak dengan raut bosan. Harusnya masalah sekecil ini dapat diselesaikan dengan mudah oleh Nicholas, kenapa harus marah-marah di tempat umum.
"Kamu tidak pernah berpikir, bagaimana jadinya kalau mama kamu sampai tau semua kelakuan kamu?!"
Beryl berdecak malas. "Kalo papa nggak ngasih tau dia juga nggak bakal tau," ucapnya kelewat santai.
Nicholas yang sudah berada di ambang batas kesabarannya, pun, sontak menampar pipi kiri Beryl.
Beryl hanya meringis, mengusap pipi kirinya tanpa mengubah raut tengilnya.
"Papa salah mendidik kamu, papa gagal!" Nicholas menyuarakan kekecewaannya. Karena terlalu dimanja dan cenderung membiarkan kelakuan Beryl, anaknya itu tumbuh menjadi pribadi yang pembangkang dan arogan.
Awalnya Nicholas memaklumi setiap kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan Beryl, semata-mata karena dirinya merasa bersalah karena tidak pernah memiliki waktu untuk anak itu.
Seiring berjalannya waktu, kesalahan-kesalahan kecil itu berkembang tidak terkendali. Geng motor, tawuran, balap liar, penyelundupan barang terlarang, percobaan pembunuhan dan kali ini Beryl benar-benar membuat Nicholas malu dengan menghamili anak kandung sahabatnya sendiri, Nicholas sangat kecewa.
"Kalau sikap kamu terus seperti ini, papa harus berpikir ribuan kali untuk membiarkan Luna hidup berumah tangga dengan kamu. Papa tidak bisa membayangkan bagaimana masa depan Luna kalau memiliki suami seperti kamu."
Beryl mengguyur rambutnya ke belakang, menatap pantulan wajahnya di kaca dengan tajam.
"Sialan!" desisnya.
Dia tidak bisa tidur semalaman karena terus memikirkan ancaman Nicholas.
Sebelum ancaman itu menjadi kenyataan, Beryl harus bisa meyakinkan Nicholas. Sialnya, dia tidak menduga masalah ini akan terjadi. Jika salah langkah sedikit saja semua rencana yang sudah tersusun akan berantakan.
Beryl merapikan seragam juga rambutnya sebelum beranjak dari kamar untuk sarapan.
Semua orang sudah siap di ruang makan. Luna dan Nicholas yang melihat Beryl menggunakan seragam tampak terkejut.
"Lo ke sekolah?" Luna bertanya, setahunnya Beryl masih dalam masa skorsing.
"Ya, lo kira?" Beryl kembali bertanya dengan nada sengak. Pertanyaan Luna membuat moodnya bertambah buruk.
Luna diam saja, sekarang dia tahu Beryl sedang berusaha membohongi Ambarwati.
"Masih pagi lho, Ryl. Udah marah-marah aja," tegur Ambarwati.
Beryl memajukan bibirnya, melangkah duduk di samping Luna. "Habisnya pertanyaannya ngeselin. Orang pake seragam masih ditanya."
Ambarwati sedikit meringis melihat Luna yang berdecak kesal.
"Gue aduin mampus lo," gumam Luna.
Beryl yang mendengar itu langsung menoleh lalu tersenyum. "Jangan marah dong, gue cuma bercanda. Maaf ya..." ucapnya, lalu memeluk Luna dari samping. "Awas lo macem-macem," bisiknya memperingati.
Luna sedikit menoleh, mereka saling menatap. Beryl menatap Luna disertai senyum manisnya, sedangkan Luna hanya memberi tatapan datar.
"Ehem…." Nicholas berdeham keras membuat Beryl mengalihkan perhatiannya. Nicholas menatapnya tajam, tapi Beryl tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Mantan || LOGIC (versi lama)☑️
Teen FictionJudul awalnya LOGIC (versi sudah dieditnya berjudul Calon Mantan, ada di lapak sebelah) "Makanya, kalau mau kencan sama selingkuhan jangan ngajak pacar." Luna meletakan segelas jus jeruk di hadapan Beryl. "Lagian, selingkuhan bego gitu dipelihara."...